Field Visit Ringkasan Hari I Hari II
-
Hari I
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Opening Session :
Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn
Keynote Address :
Brian J. Druker, Oregon Health & Science University, Prince Mahidol Award 2018 in the Field of Medicine
Thomas R. Frieden, Resolve to Save Lives, an Initiative of Vital Strategies
Leah Dodds, University of Miami
Jumat, 1 Februari 2019
“True success is not in the learning, but in its application to the benefit of mankind” –
HRH Prince Mahidol of Songkla
PMAC resmi dibuka pada Jumat, 1 Februari 2019 oleh Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn. Resiko utama NCD termasuk merokok dan tekanan darah tinggi masih kurang diperhatikan pada abad ini walaupun sebagian sudah ada yang dapat dicegah. Untuk menjembatani kesenjangan ini, NCD dapat ditangani secara komprehensif dari perspektif kasus penyakit dan sosial ekonomi. Hal tersebut membutuhkan pendekatan multi sektoral untuk mendukung regulasi, praktik, lingkungan, dan pola pikir. Sebagai penerima Prince Mahidol Award 2018, Brian J. Druker mengembangkan obat prototipe yang disebut “Imatinib” untuk pengobatan leukemia myeloid kronis (chronic myeloid leukemia/CML). Melalui pengobatan tersebut, diharapkan munculpeningkatan harapan hidup bagi pasien kanker melalui edukasi pelayanan maupun akses ke layanan diagnostik dan terapi.
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang mengakibatkan 10.5 juta orang meninggal setiap tahunnya. Thomas R. Frieden menggambarkan bahwa terdapat konfik kepentingan determinan komersial pada kesehatan terhadap beberapa hal seperti industri yang malah mempromosikan produk tidak menyehatkan, pengaruh kebijakan pemerintah atas kesehatan masyarakat, kurang harmonisnya sektor publik dan swasta, dokter dan provider non kesehatan, farmasi, alat kesehatan terhadap program pelayanan kesehatan. Sementara di sisi lain, ada harapan bahwa orang sehat akan lebih produktif dan level kesehatan yang berlandaskan kebijakan yang baik akan meningkatkan level ekonomi. Maka diperlukan penerapan pajak terhadap konsumsi rokok, alkohol, gula, regulasi terhadap ruang publik bebas rokok dan nikotin, penjualan alkohol, aturan mengendarai kendaraan saat mabuk, serta peringatan tertulis pada kemasan makanan kurang sehat.
Advokasi dibutuhkan untuk mendukung pelayanan kesehatan terutama di negara berpenghasilan menengah ke bawah yang masih membutuhkan bantuan pada transportasi publik, kesehatan ibu dan anak, serta akses ke layanan kesehatan termasuk NCD yang membutuhkan usaha dari multi sektor seperti yang dinyatakan oleh Leah Dodds.
Bekerja bersama dan peduli akan membuat perubahan terhadap keluarga, komunitas, negara, dunia, serta dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Maka dibutuhkan keberanian untuk melaksanakan.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari I
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Political Economy of NCD : Players, Powers and Policy Processes
Michael R. Reich, Margaret Chan, Naveen Rao, Takao Toda, Rocco Renaldi, Sicily K. Kariuki, Timothy Evans
Plenary 0, Jumat, 1 Februari 2019
“Happy ending, dying in happy way. Do not forget (people’s) dignity and happiness”. – Takao Toda, Vice President for Human Security and Global Health, JICA
(Prof. Michael R. Reich)
Ekonomi politik tidak mudah untuk dilaksanakan bahkan ada sebagian orang yang berpikir tidak mungkin. Butuh perhatian lebih terhadap ekonomi kesehatan dibanding politik kesehatan. Terdapat 3 aktor ekonomi politik yaitu perusahaan komersial, pasien, dan pemerintah. Ekonomi politik yang dapat mengubah determinan NCD akan meningkatkan pendapatan dan menurunkan konsumsi. Ekonomi politik yang menggunakan pendekatan sistem terhadap NCD akan mempengaruhi peran penting masyarakat terhadap kasus NCD. Dalam hal ini, NCD membutuhkan pencegahan dan deteksi dini. Bagaimana negara mengatasi NCD tentunya semua hal tersebut terkait tentang politik dan negara tidak boleh hanya melihat industri komersial sebagai sesuatu yang mempunyai pengaruh buruk.
NCD mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan efektivitas. Namun masih terdapat kesenjangan dimana negara membutuhkan hubungan baik untuk bekerja sama dengan sektor privat. Selain itu terdapat kesenjangan pada pendanaan dan konflik kepentingan. Kompleksitas muncul dari lingkungan dan tidak ada solusi tanpa upaya. Dibutuhkan saling pengertian antar sektor publik dan privat, agen perubahan yang bekerja secara efektif, serta studi pasar. Kesemuanya itu membutuhkan pendekatan pragmatis untuk saling bekerja sama antar sektor.
Bagaimana kita dapat merealokasi sumber daya terhadap kasus NCD? Hal tersebut membutuhkan pendekatan sosial berlapis. Sebagai contoh, pemda di salah satu perfektur di Osaka memiliki gambar telapak kaki 3D dari setiap 75,000 penduduknya sehingga pemda dapat melakukan deteksi terhadap kondisi kesehatan penduduknya dari gambar tersebut dan dapat memberi solusi serta edukasi terkait kesehatan penduduknya. Selain itu, pasien NCD seharusnya juga tidak ditinggalkan dan “happy ending NCD” yang artinya layanan paliatif seharusnya dapat membantu pasien penderita NCD.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari I
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
The Political Economy of the Determinants of NCDs: Accelerating Actions for Prevention
Michael Marmot, Timothy Evans, Theresa Marteau, Sania Nishtar, Tea Collins
Plenary 1, Jumat, 1 Februari 2019
“We need to take actions to reduce social injustice.” – Michael Marmot, Director, Institute of Health Equity, University College London
(Prof. Michael Marmot)
Ketidaksetaraan layanan kesehatan menjadi salah satu isu ekonomi politik di hampir semua negara. Maka, kita perlu memahami ekonomi politik, determinan sosial dan komersial termasuk juga determinan perilaku. Ketidaksetaraan kesehatan terjadi akibat ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi dan kinerja pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terkait layanan kesehatan. Sebagai bukti, di negara berpenghasilan menengah ke bawah, masyarakatnya harus mengeluarkan uang rata – rata USD 1.5 juta per tahun untuk pengobatan NCD.
Hal yang mendorong kemauan politik terhadap NCD adalah keefektifan. Tentunya hal tersebut membutuhkan kepemimpinan dari pemerintah untuk menghadapi tantangan NCD, mendorong sektor privat untuk lebih bertanggung jawab dan membantu menurunkan prevalensi NCD. “Sin tax” yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan alokasi sumber daya dan mengurangi kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan kurang sehat.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari I
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Addressing the Behavioural Determinants of NCDs: Empowering or Victim-Blaming?
Theresa Marteau, Karen Glanz, Jane Badham
Parallel 1, Jumat, 1 Februari 2019
“Culture is such a huge role.” – Jane Badham, Managing Director, JB Consultancy, South Africa
Mengapa informasi terkait kesehatan tidak terlalu efektif untuk mengubah perilaku sehat? Apakah terlalu banyak informasi atau terlalu sedikit informasi yang diberikan? Di sisi lain mengubah perilaku hidup sehat dapat dilakukan dengan intervensi lingkungan publik seperti perubahan fisik, ekonomi, sosial, dan digital. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi perubahan perilaku? Hal tersebut dapat dilakukan dengan edukasi publik, konseling, intervensi farmakologi, advokasi, legislasi, dan kebijakan. Seperti contoh, pengendalian rokok di USA melalui intervensi lingkungan dapat menurunkan prevalesi merokok dari 42.4% turun menjadi 19% kemudian semakin menurun menjadi 14%. Namun di sisi lain penggunaan rokok alternatif meningkat jumlahnya secara signifikan. Hal tersebut juga dapat diterapkan pada kasus obesitas yang disebabkan rendahnya aktivitas fisik dan nutrisi.
Temuan awal dari sebuah penelitian menyatakan bahwa supermarket yang ada di lingkungan masyarakat akan memberi efek positif terhadap kesehatan karena masyarakat akan membeli bahan makanan segar sedangkan makanan cepat saji yang ada di lingkungan akan menyebabkan pengaruh negatif seperti obestitas. Strategi yang dapat diambil adalah retail food environment dan school food environment. Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari sejumlah negara yang berupaya mengubah lingkungan seperti di Uganda dan Australia. Mereka lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang berarti ke depannya akan mengubah arah hidup lebih baik. Sama halnya di Columbia, mereka membuat pertunjukan Sesame Street untuk memberikan edukasi obesitas bagi anak – anak. Dengan berbagai aktivitas multi platform maka dapat dibuat kebijakan terkait kesadaran untuk melakukan aktivitas fisik, regulasi untuk kesehatan individu, pemberdayaan anak, maupun pendekatan preventif.
Reporter : Elisabeth Listyani