MURATARA-Terhitung 1 Januari 2019, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tidak lagi menerima pasien yang menggunakan Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta.
Pernyataan tersebut disampaikan, Direktur Utama (Dirut) RSUD Rupit, dr Herlina melalui Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Rupit, Dian Winani.
Untuk pelayanan peserta Jamsoskes Sumsel Semesta hanya berlaku sampai tanggal 31 desember 2018.
Mulai 1 januari 2019 RSUD Muratara tidak lagi melayani pasien Jamsoskes Sumsel Semesta sampai ada instruksi selanjutnya.
“Untuk meyakinkan masyarakat, kita telah pasangkan pengumuman tersebut di depan RSUD dari jauh jauh hari, supaya masyarakat tidak terkejut lagi setelah masuk per 1 Januari 2019,” kata Dia Winani.
Dian menjelaskan, bahwa Jamsoskes Sumsel Semesta itu merupakan program H Alex Noerdin saat menjabat sebagai Gubernur Sumsel karena jabatan tersebut diduduki H Herman Deru, sampai saat ini belum ada kelanjutannya.
Penghentian program Jamsoskes Sumsel Semesta ini bukan tanpa alasan karena per 1 Januari 2019 penganggaran Jamsoskes tersebut sudah tidak ada lagi dari Pemprov Sumsel.
“Kita juga belum tahu kelanjutannya karena dari pihak provinsi belum ada instruksi lanjutannya, yang pasti per 1 Januari 2019 kita tidak bisa lagi menerima pelayanan Jamsoskes,” tuturnya.
Untuk peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kelas tiga atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak ada perubahan.
“Tapi yang selama ini warga berobat menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sudah tidak bisa lagi mulai per 1 Januari 2019,” ungkapnya.
Program Jamsoskes Semesta diatur dalam Pergub No 23 Tahun 2009
Sementara itu, Joni (49) warga Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara masih berharap kepada Gubernur Sumsel, H Herman Deru melanjutkan program kesehatan tersebut untuk berobat gratis.
“Kami masyarakat kurang mampu berharap kepada pak gubernur yang baru agar program Jamsoskes Sumsel Semesta atau nama lainnya terus berlanjut, karna program itu sangat bagus dan sangat membantu masyarakat bawah,” katanya.
Menurut Joni, jika program Jamsoskes ini tidak dilanjutkan dia khawatir kalau masyakat yang kurang mampu tidak bisa berobat ke Puskesmas atau ke rumah sakit dikarenakan tidak ada biaya.
“Apalagi dengan kondisi perekonomian sekarang, cari uang susah, jika sakit berobat jalur umum harus bayar, otomatis bakal banyak warga yang sakit hanya berdiam dirumah saja,” pungkasnya.
Sumber: tribunnews.com