Reportase
Pertemuan Teknis Penguatan Sistem Rujukan Tingkat Provinsi Bengkulu
Pembukaan Pertemuan (dok. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu)
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Pertemuan Teknis Penguatan Sistem Rujukan Tingkat Provinsi Bengkulu pada 19-22 September 2018 di The Madeline Hotel, Kota Bengkulu. Pertemuan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, SKM, M. Kes, M.Si. Peserta pertemuan ini berjumlah 62 orang dari 10 kabupaten/kota di provinsi Bengkulu. Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit kabupaten/kota, rumah sakit provinsi dan rumah sakit swasta di Provinsi Bengkulu.
Herwan menekankan pentingnya pertemuan ini dalam sambutan dan pembukaannya. Pertemuan ini diharapkan dapat menjaring aspirasi dari seluruh wilayah kerja dan menampung masukan – masukan dalam penguatan sistem rujukan. Masukan – masukan ini akan digunakan untuk menyusun Peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu yang mengatur sistem rujukan di level provinsi.
Sesi di hari pertama diawali dengan materi oleh Kabid Yankes dan SDK Dinkes Provinsi Bengkulu, drg H Edriwan Mansyur MM. Paparan diawali dengan pemaparan kondisi rujukan di Provinsi Bengkulu. Bengkulu memiliki sistem regionalisasi rujukan yang didukung oleh tiga RS Rujukan Regional yaitu RSUD Curup, RSUD Hasanuddin Damrah Manna, dan RSUD Mukomuko serta satu RS Rujukan Provinsi yaitu RSUD M Yunus.
Edriwan menuturkan bahwa Bengkulu telah memiliki Peraturan Gubernur mengenai sistem rujukan yang terbit pada 2015. Namun, peraturan gubernur ini memerlukan pembaharuan untuk menjawab tantangan – tantangan yang muncul di era Jaminan Kesehatan Nasional. Beberapa tantangan tersebut antara lain: BPJS Kesehatan yang mulai melakukan sistem HFIS dan e-rujukan dan berdampak pada pengelolaan rujukan di level provinsi, tuntutan dari masyarakat yang semakin meningkat, adanya kebutuhan akreditasi RS, perubahan kebijakan di level nasional, serta SDM Kesehatan yang masih belum merata antar wilayah regional rujukan.
Sesi Hari Kedua (dok. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu)
Hari kedua, pemaparan ,aterioleh 3 orang pembicara yaitu Sudi Indra Jaya dari PKMK FK-KMK UGM, Poentoro dari RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo, dan Rizki Lestari dari BPJS Cabang Bengkulu. Sudi memberikan paparan mengenai pilot project pengembangan sistem rujukan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di 3 provinsi yaitu: DIY, Riau, dan Maluku. Rujukan dilaksanakan berdasarkan klasifikasi kasus penyakit dan kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan. Kasus – kasus penyakit yang dipilih merupakan topik prioritas pada provinsi masing-masing. Peta rujukan per kasus disusun berdasarkan kompetensi tiap fasilitas pelayanan kesehatan. Penyusunan pedoman klasifikasi kasus rujukan dibantu oleh organisasi profesi di provinsi. Sudi pun menunjukkan peta – peta dari tiap provinsi dan juga peta layanan rujukan di level nasional.
Sesi ini juga menjelaskan pengembangan rujukan yang berbasis telematika. Kegiatan rujukan didukung melalui teknologi komunikasi jarak jauh yaitu webinar. Rumah sakit, dinas kesehatan, dan puskesmas di Provinsi Bengkulu diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi peserta webinar sehingga berbagai informasi terbaru di level pusat dapat segera ditindaklanjuti oleh tim di daerah. Peserta juga langsung praktek mencoba bergabung webinar melalui laptop dan smartphone masing – masing.
Poentoro dari tim IT RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo memberikan paparan mengenai SISRUTE. SISRUTE merupakan aplikasi rujukan terintegrasi yang memuat informasi medis pasien dengan cukup lengkap dan pada awalnya digunakan di Sulawesi Selatan. Aplikasi ini dikembangkan oleh tim IT RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo dan diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI untuk digunakan secara nasional. Saat ini server SISRUTE berada di server Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI dan telah dilakukan kerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri dalam bentuk integrasi dengan Nomor Induk Kependudukan. Integrasi ini memudahkan entry data pasien sehingga dapat tersimpan dengan baik dan dapat diakses oleh RS perujuk maupun RS penerima rujukan. Aplikasi ini juga memiliki dashboard untuk Dinas Kesehatan. Dashboard SISRUTE memberikan keleluasaan bagi dinas kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi rujukan di wilayah kerjanya.
Materi ketiga disampaikan oleh Rizky Lestari, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Provinsi Bengkulu. Rizky menyampaikan bahwa dari 1,9 juta penduduk provinsi Bengkulu, cakupan kepesertaan JKN telah mencapai 1,4juta jiwa (sekitar 74%). Tantangan yang dihadapi oleh Provinsi Bengkulu, salah satunya adalah adanya tunggakan iuran dari masyarakat. Tunggakan ini terutama dari peserta mandiri kelas tiga. Pada kesempatan ini Rizki juga menjelaskan tentang sistem rujukan online yang mulai diujicobakan sejak 15 Agustus 2018 hingga 30 September 2018. Fasilitas pelayanan kesehatan pun diharapkan melakukan update pada aplikasi Health Facilities Information System (HFIS). Apabila tidak melakukan update maka FKTP tidak bisa melakukan rujukan ke rumah sakit melalui system rujukan online.
Hari ketiga pertemuan teknis diisi oleh dr Ira Melati, Kasie Pengelolaan Pelayanan Rujukan Kementerian Kesehatan RI. Ira menyampaikan materi mengenai kebijakan – kebijakan nasional dalam hal rujukan. Paparan dibuka dengan data dari RS Online Kemenkes RI dimana jumlah RS di Indonesia yang sebelumnya 2880 RS ternyata menurun menjadi 2829 RS per 21 September 2018. RS. Hal ini menjadi menarik karena perlu dilihat kembali apa yang menyebabkan penurunan jumlah RS. Info terbaru yang tidak kalah menarik adalah diterbitkannya kebijakan Peraturan Presiden No 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Nasional.
Kementerian Kesehatan mengembangkan inovasi-inovasi berbasis IT untuk menunjang kegiatan rujukan. Beberapa inovasi tersebut antara lain: Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE), Telemedicine, pembentukan NCC 119 dan PSC kabupaten/kota, Database RS Online, Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap), Sistem Rawat Jalan (Sirajal), E-medical record, dan pengembangan SIM RS Open Source. Selain itu, Ira juga menyampaikan bahwa rujukan tidak hanya mengenai rujukan pasien dan spesimen tapi juga mencakup rujukan pengetahuan. Kemenkes sedang mempersiapkan pengampuan jejaring nasional untuk berbagai kelompok penyakit. Salah satu contoh yang sudah berjalan adalah pengampuan jejaring kardiovaskular nasional oleh RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Reporter: Sudi Indra Jaya (PKMK UGM)