Tembakau yang merupakan salah satu komposisi dari rokok termasuk dalam produk pertanian yang berasal dari hasil bumi dan tergolong dalam komoditas perkebunan. Tembakau merupakan salah satu bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau memiliki kandungan nikotin tertinggi dibandingkan dengan tumbuhan lainnya. Akan tetapi tembakau tidak mengandung tropan alkaloida yang beracun bagi manusia.
Tembakau sering digunakan masyarakat dunia untuk bahan baku rokok dan cerutu. Dikutip dari Republika.com, jumlah perokok di Indonesia setiap tahunnya meningkat sekitar 16%-17%. Hingga akhir 2015 tercatat sebanyak 70 juta perokok di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 76% diantaranya adalah perokok laki-laki. Jumlah perokok perempuan hanya sekitar lima persen sementara sisanya merupakan perokok pasif.
Penggunaan tembakau dapat menimbulkan kontroversi antar masyarakat dan lembaga pemerintah khususnya dalam memahami keberadaan rokok di Indonesia. Beberapa ada yang berpendapat tentang manfaat rokok hingga bahaya rokok yang mengancam kesehatan masyarakat. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa tingginya cukai rokok disebut-sebut sebagai salah satu penyumbang devisa yang besar. Selain itu rokok Indonesia mampu mendatangkan rezeki bagi pihak-pihak yang terkait, seperti para petani tembakau, pengusaha rokok, pekerja pabrik rokok, penjual rokok serta orang-orang yang menjual jasa pada pengusaha pabrik rokok.
Di samping menambah kekayaan negara, hal yang perlu diperhatikan dari berkembangnya rokok di Indonesia adalah banyaknya generasi muda yang akhirnya terancam kesehatannya. Mayoritas opini publik yang berkembang selama ini menghakimi rokok sebagai pembunuh nyawa secara perlahan. Kebijakan negara dalam meningkatkan bea cukai rokok ternyata tidak mampu untuk membatasi peredaran rokok, karena para perokok tetap saja membeli dan mengkonsumsi rokok walaupun harga rokok terus naik.
Perlu disadari bersama bahwa ada banyak bahaya dalam 1 puntung rokok. Rokok memiliki banyak bahan kimia yang berbahaya. Masuknya semua bahan kimia tersebut dapat merusak fungsi organ tubuh, menyerang saraf, menurunkan daya pikir dan menyerang gen. Sudah banyak penelitian kesehatan yang menyatakan bahwa rokok memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Selain itu, aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.
Selain perokok aktif, perokok pasif juga memiliki risiko yang besar dan bahkan lebih besar dari perokok aktif. Menurut para ahli kesehatan, sebanyak 25% zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75% beredar di udara bebas berbentuk asap yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya. Perokok pasif berisiko lebih besar karena racun asap rokok yang terhisap tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Akan tetapi perokok aktif juga bisa sekaligus sebagai perokok pasif yang potensi jauh bahayanya lebih besar daripada perokok pasif.
Secara keseluruhan rokok sangat membahayakan kesehatan, baik bagi perokok itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, bagi para perokok aktif, sebaiknya mulai menyadari bahaya merokok supaya dapat mengurangi konsumsi rokok secara perlahan dan menghindari untuk merokok di dekat orang lain, apalagi anak-anak untuk saling menjaga kesehatan bersama.
Sedangkan bagi pemerintah, penghasil devisa negara bukan hanya dari rokok melainkan masih banyak produk lainnya yang bernilai tinggi dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. Memilih produk yang lebih aman, selain untuk menjaga kesehatan generasi penerus bangsa juga dapat menambah kekayaan negara. Harapannya generasi penerus bangsa dapat berpikir positif, cerdas, sehat dan berkualitas tinggi agar dapat memajukan bangsa.
Oleh : Yos Hendra
Sumber:
http://www.beritasatu.com/kesehatan/424134-angka-kematian-akibat-rokok-terus-meningkat.html