Inovasi Berbasis Data :
Sukses dan Tantangan dalam 3 Model Inovatif Skala Besar
Model layanan kesehatan saat ini semakin gencar untuk mengadopsi sistem teknologi informasi kesehatan dan berusaha untuk menggunakan data yang dihasilkan dari sistem tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
doc: https://pixabay.com/
Informasi kesehatan elektronik (e-health information) belum memberi dampak yang signifikan terhadap layanan kesehatan. Sebuah studi dilakukan oleh Departemen Kesehatan menggunakan 3 model. Terlepas dari harapan para ahli bahwa pemanfaatan data akan meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi biaya, kebijakan publik seharusnya fokus membantu provider kesehatan menggunakan data secara efektif untuk bersama-sama menggunakan informasi dan meningkatkan layanan terhadap pasien.
Saat ini Amerika Serikat sedang bereksperimen dengan cara yang berbeda untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan dan mengurangi biaya. Berbagai model layanan kesehatan mengumpulkan dan menggabungkan data rekam medik pasien, meskipun kemungkinannya kecil untuk mengetahui seberapa efektif sistem kesehatan dan provider kesehatan menggunakan data tersebut. Commonwealth Fund mendukung para peneliti untuk meneliti 3 model layanan kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut. Para peneliti melakukan survei, analisa kualitatif, dan observasi langsung pada praktek-praktek ACO, CPC, dan EvidenceNOW.
Model yang pertama adalah Accountable Care Organizations (ACOs) yang merupakan jejaring antar dokter dan rumah sakit dimana mengambil risiko finansial untuk merawat sekelompok pasien. Peneliti menemukan bahwa 97% ACO memiliki sistem data kesehatan elektronik yang paling banyak diadopsi. Selain itu menggunakan pengukuran data tentang kinerja penyedia dan memberi umpan balik secara langsung kepada dokter. Tetapi ACO merasa sulit mendapatkan data lengkap kesehatan pasien yang mendapat perawatan di luar ACO. Kemudian model kedua yang digunakan adalah Comprehensive Primary Care (CPC) yang telah mengadopsi berbagai macam sistem informasi teknologi kesehatan yang baru, menggunakan data kesehatan elektronik dan informasi kesehatan untuk rujukan perawatan, perencanaan perawatan, komunikasi dengan pasien, dan anggota tim perawatan. Serta model ketiga yang digunakan adalah EvidenceNOW. Layanan preventif berbasis bukti diaplikasikan pada penyakit kardiovaskular pada layanan kesehatan primer. Lebih dari separuh layanan kesehatan tersebut menggunakan data kesehatan elektronik untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Namun tidak dipungkiri bahwa terdapat beberapa tantangan dalam menggunakan sistem data elektronik kesehatan, seperti inovasi pasti melibatkan teknologi informasi dan hal tersebut membutuhkan proses, data kesehatan sulit diakses, serta aplikasi sistem tersebut dalam praktek sehari-hari pasti membutuhkan bantuan teknis yang akan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya.
Kesimpulan dari studi ketiga model ini menunjukkan bahwa sistem informasi kesehatan belum tentu dapat memenuhi harapan pengguna. Untuk meningkatkan penggunaan data, disarankan agar layanan kesehatan dapat mencari bantuan, mendapatkan laporan umpan balik dari penggunaan data tersebut, maupun menggunakan jasa fasilitator untuk memanfaatkan data tersebut. Selain itu kebijakan publik diharapkan mendukung tujuan tersebut. (Elisabeth Listyani)
Sumber :
A. Dorr, D. J. Cohen, and J. Adler-Milstein, “Data-Driven Diffusion of Innovations: Successes and Challenges in 3 Large-Scale Innovative Delivery Models,” Health Affairs, Feb. 2018 37(2):257–65.