SURABAYA – Kapal Rumah Sakit Terapung (RST) Ksatria Airlangga yang digagas alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan berlayar ke kepulauan di Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2017).
Pelayaran ini merupakan pelayaran pertama setelah dilakukan percobaan berlayar untuk membantu pembentukan rumah sakit di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.
“Di Sumenep banyak kepulauan yang tidak terjangkau fasilitas kesehatan. Kami ingin membantu pemerintah daerah setempat untuk mengatasi kesenjangan fasilitas kesehatan yang selama ini tidak bisa teratasi,” ungkap Ketua Yayasan Ksatria Medika Airlangga, dr Christijogo Sumartono di sela pemberangkatan kapal tersebut di Surabaya North Quay.
Sumenep dipilih hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep, yang menyarankan kapal RST untuk pergi ke Pulau Kangean, Sapudi dan Masalembu, yang merupakan wilayah terluar di Provinsi Jawa Timur yang dihuni banyak penduduk.
“Pada Bulan November, Desember dan Januari, Masalembu tidak bisa dilalui apa-apa, putus. Selain angin, ombak besar dan kapal pun tidak bisa mendarat di sana,” jelasnya
Christijogo menjelaskan, untuk sementara kapal RST hanya membawa peralatan dasar pada pembedahan.
Karena operasi-operasi yang ditangani berkisar operasi hernia, usus buntu, persalinan dan katarak.
Namun pihaknya berjanji akan segera melengkapi dengan alat pembedahan pada penyakit spesialis. Sebab beberapa spesialis juga telah diterjunkan sebagai dokter kapal.
“Beberapa kasus sudah dipilih dan disesuaikan dengan perlengkapan kami agar tidak mubazir. Memang di kepulauan ada beberapa penyakit, yang paling banyak penyakit diabetes, hipertensi. Jadi nanti kami akan membawa empat dokter spesialis, perawat dan lima kru kapal,” ujarnya.
Di dalam kapal tersebut dilengkapi kamar operasi yang sengaja didesain untuk menuntaskan segala masalah kesehatan di pulau tersebut, termasuk tindakan operasi karena tentu saja di kepulauan itu tidak selengkap di Pulau Jawa.
Kapal RST juga melakukan pelayanan mulai dari promotif, preventif, dan kuratif sekaligus rehabilitatif.
“Beberapa kasus sudah dipilih dan disesuaikan dengan perlengkapan kami agar tidak mubazir. Memang di kepulauan ada beberapa penyakit, yang paling banyak penyakit diabetes, hipertensi. Jadi nanti kami akan membawa empat dokter spesialis, perawat dan lima kru kapal,” ujarnya.
Di dalam kapal tersebut dilengkapi kamar operasi yang sengaja didesain untuk menuntaskan segala masalah kesehatan di pulau tersebut, termasuk tindakan operasi karena tentu saja di kepulauan itu tidak selengkap di Pulau Jawa.
Kapal RST juga melakukan pelayanan mulai dari promotif, preventif, dan kuratif sekaligus rehabilitatif.
Kalau melihat jumlah penduduknya, menurutnya di Sapudi ada 25 ribu jiwa, paling tidak ada 30 kasus yang harus ditangani dan itu butuh waktu tiga hari.
Selain mengobati, pihaknya juga ingin membina kesadaran masyarakat.
“Kami ingin menguatkan pemerintah setempat, kami hadir bukan untuk menghilangkan arti pemerintah, justru menjembatani, minimal pelayaran ini akan berlangsung selama seminggu,” tutur Chirstijogo.
Kedepannya, pelayaran kapal ini direncanakan akan merambah hingga Maluku.
Meskipun saat ini masih berkonsentrasi dengan sejumlah pulau di Jawa Timur. (Surya/Sulvi Sofiana)
Sumber: tribunnews.com