Oleh : Miftakhul Fauzi, S.E.
Menurut Kamarudin (2013: 6), akuntansi adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan menyediakan informasi kepada pemegang saham, kreditur dan pihak berwenang lainnya yang bersifat kuantitatif dan sering kali disajikan dalam satuan moneter. Fungsi akuntansi digunakan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian sumber daya dan operasi, mengevaluasi prestasi dan pelaporan keuangan pada investor, kreditur, instansi yang berwenang dan masyarakat.
Rumah sakit adalah salah satu tempat penyelenggaraan kegiatan yang dimanfaatkan untuk memberikan jasa pelayanan medis yang dibutuhkan. Rumah sakit merupakan suatu perusahaan jasa yang dapat dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Mamahit dkk., 2014).
Menurut Nowicki (2006: 9-10), akuntansi rumah sakit dapat didefinisikan sebagai akumulasi, komunikasi, dan interpratasi data historis dan proyeksi ekonomi yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil operasi rumah sakit, untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Akuntansi rumah sakit berfungsi untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pengelolaan internal rumah sakit dan pengambilan keputusan.
Jenis-jenis laporan keuangan dalam akuntansi secara umum ada lima jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas, dan cacatan atas laporan keuangan. Namun menurut Nowicki (2006: 13-18), seorang akuntan untuk rumah sakit setidaknya dapat menyajikan dua laporan keuangan yaitu neraca dan laporan operasional.
- Neraca adalah penyajian laporan posisi keuangan rumah sakit pada titik waktu tertentu. Hal ini juga bisa disebut sebagai pernyataan kondisi keuangan rumah sakit.
- Laporan operasional adalah penyajian laporan hasil operasional rumah sakit pada jangka waktu tertentu. Laporan ini juga sering disebut laporan laba rugi, laporan pendapatan dan beban, atau hanya pernyataan operasional rumah sakit.
Untuk mengawali proses akuntansi pada rumah sakit dapat dimulai dengan tahapan sebagai berikut:
- Menentukan standar akuntansi yang akan digunakan, SAK, SAK ETAP, SAK EMKM, atau SAP BLU/D;
- Menyusun kebijakan akuntansi;
- Membuat daftar Chart Of Account (COA) yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan keuangan rumah sakit;
- Membuat neraca awal untuk mengetahui posisi keuangan dari rumah sakit;
- Memastikan semua transaksi yang terjadi di rumah sakit tercatat dengan rapi;
- Menyusun laporan keuangan berdasarkan transaksi yang terjadi di rumah sakit;
- Menganalisis laporan keuangan untuk kepentingan evaluasi, perencanaan, pengendalian, maupun pengambilan keputusan.
Saat ini tenaga akuntansi telah menjadi kebutuhan rumah sakit, karena informasi akuntansi tidak hanya sebatas kepentingan keuangan saja tetapi juga untuk kepetingan manajerial. Rumah sakit-rumah sakit di Indonesia telah memiliki tenaga akuntansi, tetapi beberapa rumah sakit belum memanfaatkan informasi akuntansi secara maksimal. Kurang bermanfaat ketika sebuah rumah sakit hanya membuat laporan keuangan tetapi tidak memanfaatkan laporan tersebut.
Laporan keuangan yang disusun juga harus merupakan laporan keuangan yang valid dan mencerminkan kondisi rumah sakit yang sebenarnya. Laporan keuangan yang valid tersebut akan membuat manajemen rumah sakit dapat melakukan tindakan manajerial yang tepat bagi rumah sakit, seperti untuk melakukan evaluasi, perencanaan, pengendalian sumber daya, maupun pengambilan keputusan.
Sumber:
Kamarudin, Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen. PT. Raja Grafindo: Jakarta.
Mamahit, Patricia, Harijanto Sabijono, dan Lidia Mawikere. 2014. “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Rawat Inap pada RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado”. Jurnal EMBA, (Desember), hal. 537-545.
Nowicki, Michael. 2006. HFMA’s Introduction to Hospital Accounting. Healthcare Financial Management Association: United State of America.