Review Jurnal
Model Manajemen Biaya untuk Makanan dan Gizi Rumah Sakit
di Rumah Sakit Umum
Oleh: Sabran
Sumber ilustrasi: https://fthmb.tqn.com
Meningkatkan status gizi di negara manapun merupakan tantangan tersendiri. Mayoritas orang miskin berisiko tinggi terhadap kondisi dan penyakit kesehatan tertentu mengingat situasi finansial, kurangnya pendidikan, status gizi buruk dan status kesehatan yang kurang baik. Dengan cara ini, nutrisi merupakan faktor yang memperburuk ketidaksetaraan kesehatan. Rumah sakit juga memiliki peran gizi penting dalam mencegah penyakit dan menjaga kesehatan pasien mereka ini menghasilkan kebutuhan tetap untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka. Namun, mencapai efisiensi rumah sakit tidak mudah, apalagi saat ini ada banyak rumah sakit yang “menderita” karena tidak adanya kebijakan administratif dan keuangan, dan juga memiliki anggaran yang mengabaikan layanan sebenarnya yang diberikan oleh mereka.
Dengan demikian, nutrisi merupakan penentu penting kesehatan bagi setiap pasien. Asupan yang cukup untuk pasien merupakan bagian penting dari perawatan di rumah sakit dan konsumsi makanan seimbang sangat penting untuk pemulihan pasien. Meskipun diet hanyalah salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi kualitas hidup, diet yang tepat dikombinasikan dengan pendidikan gizi dapat mempengaruhi kualitas kesehatan dan kehidupan masa depan pasien. Pentingnya makanan rumah sakit dan manfaatnya telah dipelajari dengan baik. Namun, pemberian makanan di rumah sakit merupakan proses yang sulit, diperparah lagi dengan potensi malnutrisi penderita.
Penelitian ini menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) di unit nutrisi rumah sakit umum dengan kompleksitas tinggi untuk menentukan biaya yang berkaitan dengan makanan yang berbeda untuk pasien rawat inap. Penelitian ini juga menyediakan analisis manajemen berbasis aktivitas (ABM) untuk unit ini.
Bagian ini merinci pengembangan dan implementasi ABC di departemen nutrisi sebuah rumah sakit dengan kompleksitas tinggi di Chile. Kunci untuk studi kasus ini adalah kemauan dari unit nutrisi untuk menyediakan akses terhadap semua informasi yang relevan. Bagian ini menjadi empat langkah: pada langkah pertama, menjelaskan proses yang terlibat dalam departemen nutrisi; Kedua, menyajikan analisis aktivitas untuk setiap kegiatan yang relevan yang dilakukan oleh unit gizi. Pada langkah ketiga, menghitung biaya dari berbagai kegiatan; dan keempat, menghitung biaya diet yang berbeda.
Langkah 1: Analisis Proses
Analisis proses memberikan informasi dasar tentang kegiatan yang dilakukan di bagian gizi. Proses utama yang diidentifikasi di departemen adalah: perawatan nutrisi, perencanaan dan produksi pangan.
Langkah 2: Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas dibangun untuk unit nutrisi berdasarkan: analisis proses, beberapa wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran waktu. Diidentifikasi 24 kegiatan yang dikelompokkan menjadi 5 kategori: (i) perawatan gizi, (ii) administratif, (iii) produksi pangan, (iv) pengawasan, (v) distribusi dan kebersihan.
Langkah 3: Biaya Aktivitas
Untuk menentukan biaya dari 24 aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya, dan mengikuti model ABC, maka ditetapkan biaya sumber daya untuk kegiatan yang menggunakan sumber daya manusia dan biaya tidak langsung.
Langkah 4: Biaya Diet
Pasien rawat inap menerima empat kali makan pada siang hari: sarapan pagi, makan siang, istirahat camilan, dan makan malam. Beberapa diet yang paling berulang di rumah sakit adalah: diet cair, diet bubur, diet makanan ringan, diet lunak residu, diet rendah lemak, dan diet penuh. Rumah sakit ini menguraikan 36 jenis diet yang telah diatur ke dalam 16 kelompok berbeda.
Penelitian ini membuktikan bahwa metodologi ABC dapat diimplementasikan di rumah sakit. Ada rumah sakit yang enggan menggunakan ABC karena mereka percaya bahwa itu mahal dan sulit diterapkan, para manajer tidak berkomitmen terhadap inisiatif semacam itu, dan informasinya tidak sepenuhnya dimanfaatkan dalam sistem berbasis aktivitas. Namun, penelitian ini memberikan model yang dapat ditiru untuk departemen nutrisi lain yang dapat diperluas ke seluruh rumah sakit.
Liliana Neriz , Alicia Nunez dan Francisco Ramis
BMC Health Services Research 2014 14: 542
https://doi.org/10.1186/s12913-014-0542-0
© Neriz dkk; pemegang lisensi BioMed Central Ltd. 2014
Diterima: 13 Maret 2014
Diterima: 20 Oktober 2014
Diterbitkan: 13 November 2014