REJANG LEBONG, Tahun 2018 mendatang rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia harus sudah terakreditasi. Kalau tidak, maka Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak akan mau bekerjasama dengan pihak RS. Demikian kemuka Kepala Bidang Pelayanan RSUD Rejang Lebong dr. Honey Rossa Nita, ditemui Media Center di Curup, Rabu (6/9).
“Sekarang ini kita memang belum dinilai. Tahun 2018 akhir itu semua rumah sakit harus sudah akreditasi. Karena kalau tidak terakreditasi tahun 2018 itu, BPJS tidak mau bekerjasama dengan kita. Sementara, 80 persen pasien yang di rumah sakit itu dari BPJS,” ungkap Honey.
Honey menuturkan, meskipun sudah terakreditasi 12 pelayanan, demi menuju akreditasi paripurna, saat ini RSUD Rejang Lebong terus berbenah. Salah satu tahapan yang manajemen lakukan adalah dengan mengadakan kegiatan pelatihan atau workshop untuk lima pelayanan.
“Nah rumah sakit sekarang, tahap yang sudah kami lakukan, tahun kemarin itu ada bantuan dana DAK dari Kemenkes, kami sudah melakukan workshop untuk lima pelayanan. Seharusnya kami dinilai tahun ini. Tetapi, karena beberapa hal, kami memang belum siap untuk dinilai,” tutur Honey.
Menurut perempuan berhijab ini, ada beberapa penilaian yang dilakukan pihak Kemenkes agar sebuah RS bisa mendapat status akreditasi setiap jenjang. Mulai dari dokumen, gedung, sarana limbah, laundry, dan gizi.
“Dan yang lebih penting lagi, perilaku pengunjung juga dinilai. Bapak lihat sendiri pengunjung kita. Nah, kalau saat penilaian, surveyor datang dan melihat anak kecil di situ, langsung gagal kita. Nah, merubah perilaku pengunjung ini yang kami sampai saat ini belum menemukan formula yang tepat. Sudah kami coba dengan membatasi pengunjung, belago kami kek pengunjung,” ujar Honey sembari tergelak. (FRANKY)
Sumber: rejanglebongkab.go.id