Medan – PT Royal Prima, selaku perusahaan pengelola Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima, siap menjadi perusahaan terbuka atau “go public” dengan menjual saham perdana atau initial public offering (IPO) pada November-Desember 2017.
Keterangan yang dihimpun lintasmedan.com, Senin, Royal Prima telah menunjuk dua underwriter demi memuluskan aksi IPO.
“Pada September 2017, Royal Prima bakal menggelar paparan publik mini, yang kemudian diikuti paparan publik besar,” kata Direktur PT Royal Prima, Michael Mok Siu Pen.
Selanjutnya, pada November-Desember 2017, Royal Prima berharap sahamnya sudah dapat diperdagangkan di publik.
Hingga kini Royal Prima memiliki aset di empat lokasi, dua di antaranya berada di Medan dan sisanya di Tebing Tinggi dan Jambi.
Royal Prima didirikan oleh I Nyoman Ehrich Lister. Selain rumahsakit, Royal Prima mendirikan perguruan tinggi bernama Universitas Prima Indonesia dengan banyak program bidang studi, termasuk Fakultas Kedokteran.
“Selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan, kami mencetak tenaga medis dari Universitas Prima Indonesia,” ujar Michael.
Di Medan, RS Royal Prima yang berlokasi di Jalan Ayahanda Medan mampu menyediakan 754 tempat tidur.
Pihaknya juga akan kembali melanjutkan pembangunan RS Royal Prima Medan, sehingga total jumlah ketersediaan tempat tidur menjadi 1.100 hingga 1.200 unit.
“Rumah Sakit Royal Prima Medan ini merupakan rumah sakit swasta terbesar di Asia Tenggara,” tutur Michael.
Dia membandingkan dengan rumah sakit swasta lain di Indonesia, di mana satu unit memiliki 350-400 tempat tidur.
Michael juga menyatakan pada akhir 2017 bakal membuka rumahsakit spesialis mata di Medan.
Satu hal yang cukup menarik, pada 2018, Royal Prima mengagendakan rencana akuisisi dua rumahsakit di Jakarta.
“Satu rumah sakit yang akan kami akuisisi, dahulu merupakan rumah sakit ibu dan anak di wilayah Alam Sutera,” ujarnya. (LMC-03/KC)
Sumber: baruaja.com