Hari kedua menyajikan enam sesi pleno yang membahas mengenai Efisiensi dalam Pengelolaan Obat di Rumah Sakit, Kebijakan BPJS dalam Pembiayaan Pelayanan pasien Penyakit Katastrofik di RS, Best Practices in Hospital Management, Pelayanan Keperawatan dalam Menunjang Produktivitas dan Efisiensi RS. Masing-masing sesi menampilkan narasumber yang berasal dari Kementerian Kesehatan, BPJS, praktisi perumahsakitan maupun akademisi.
Pada sesi Efisiensi dalam Pengelolaan Obat di Rumah Sakit, narasumber membhas pentingnya manajer RS khsusnya yang bertanggung jawab dalam pengelolaan obat dan pengambilan keputusan di RS untuk menguasai ilmu farmakoekonomi. Dengan ilmu ini, RS dapat menentukan item obat mana yang layak dibeli, karena harga yang murah belum tentu cost-effective. Sebagai contoh sebuah penelitian mendapati bahwa Obat A harga satuannya paling mahal, namun cukup diberikan 1 dosis kepada pasien dan lama rawat pasien hanya 1 hari, sehingga biaya akhir yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan obat C yang harga satuannya lebih murah, namun harus diberikan 2 dosis dengan lama rawat 2 hari. Ilmu farmakoekonomi ini juga bermanfaat digunakan dalam pengambilan keputusan pembelian alat kesehatan. Dengan demikian, tujuan JKN yaitu kendali mutu dan kendali biaya dapat tercapai.
Yang menarik pada pleno ini adalah pemaparan mengenai pengembangan RS jejaring sebagai strategi beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Setelah ada 7 RS ynag beroperasi di lokasi berbeda, Hermina Hospital Group lalu didirikan dengan tujuan untuk menyatukan seluruh RS Hermina tersebut dalam satu jejaring dengan standar pelayanan yang sama. Langkah awal ynag dilakukan adalah standarisasi, lalu leverage (menambah RS baru dan mengembangkan kapasitas RS lama) dan setelahnya quantum leap dnegan target 40 RS dan 1000 TT pada tahun 2020. Hal serupa dilakukan oleh RS BUMN yang kemudian membentuk jejaring dalam Indonesian Health Care Corporation. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menstandarisasi supply chain sehingga proses menjadi lebih bermutu dan efisien. Dalam jejaring RS BUMN ini ada 1-2 RS yang akan menjadi flagship hospital untuk ditingkatkan pengembangannya kearah RS berstandar internasional.
Materi
Pleno 4: Efisiensi dalam Pengelolaan Obat di Rumah Sakit.
- Pengelolaan Sediaan Farmasi berbasis Farmakoterapi
DR. Dra. Agusdini Banun, Apt. MARS Materi
- Peranan Apoteker dalam Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi RS
Dra. Yulia Trisna, Apt. M.Pharm Materi
- Efisiensi Penggunaan obat di era JKN
Prof. Dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD Materi
Pleno 5:
Moderator: Dr. Yanuar HIdayanto, SpB
- Kebijakan BPJS dalam pembiayaan pelayanan pasien penyakit katastropik di RS
Prof. DR. Dr. Fahmi Idris, MKes (Dirut BPJS) Materi
Pleno 6: Best Practices in Hospital Management
Moderator: dr. Hartjanto Sulaiman
- Best Practice Membangun Jejaring RS Hemrina di INdonesia
Dr. Hasmoro Materi
- Best Practice Holding Company RS Pertamina di Indonesia
Dr. Kamelia Faisal, MARS Materi
Pleno 7: Pelayanan Keperawatan dalam Menunjang Produktivitas dan Efisiensi RS
Moderator: Kolonel (CKM) Dr. Ismi Purnawan, SpJP, MARS
- Strategi pemantauan indikator mutu layanan keperawatan dalam upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi rumah sakit
DR. Mustika Sari, M.Kep Materi
- Perawatan Luka Terkini (Wound Care)
Syalbi Yusuf, PhD, ETN Materi
- Improving Quality of life through stoma siting for astomy patients
Arum Ratna Pratiwi, S.Kep, NERS, ETN Materi