Sentani – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari dr. Michael Demetowu mengatakan, petugas rumah sakit harus mengetahui pengelolaan dan pembuangan sampah medis yang benar.
“Jujur saya katakan, petugas di rumah sakit ini juga belum semuanya mengerti tentang dampak infeksi dan penularan dari sampah medis di sekitar rumah sakit ini,” ujarnya kepada Jubi di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Sebagai orang kesehatan, lanjutnya, mestinya petugas rumah sakit menjadi contoh dalam membuang sampah yang benar, baik sampah medis maupun sampah rumah tangga, kepada masyarakat.
“Seharusnya merekalah yang menjadi contoh, membedakan ini sampah medis dan ini sampah rumah tangga, ini kadang terjadi botol infus masuk dan kotak makanan masuk campur jadi satu,” ucap Michael.
Ia menjelaskan, dalam hal kebersihan di RSUD Yowari, ada petugas yang belum mengerti membuang sampah pada tempatnya masing-masing. Padahal sudah disampaikan jika sampah medis harus dipisahkan dari sampah rumah tangga.
“Ada yang pikir ini sampah, jadi kita buang saja di situ tidak, semua itu harus dipisahkan, baik selang infus, jarum suntik, spoit, botol infus, itu semua harus pisah-pisah, tidak bisa dicampur,” katanya.
Untuk menuju RSUD Yowari mendapatkan akreditasi tahun depan, tambahnya, hal-hal kecil seperti itu harus dilengkapi. Namun sekarang ia mengakui rumah sakit tersebut juga masih kekurangan bak sampah.
“Untuk menuju BLUD dan akreditasi tahun depan, hal-hal seperti ini harus dilengkapi dan kita tak bisa kerja sendiri, pamerintah daerah harus bantu,” katanya.
Terpisah, Ferlly Kogoya, seorang warga mengatakan, seharusnya sampah-sampah rumah sakit tidak dibuang sembarang karena dampaknya berbahaya.
“Misalnya anak-anak itu suka main spoit bekas pakai, kalau seandainya mereka kena jarum kan bisa tertular,” katanya. (*)
Sumber: tabloidjubi.com