[BEKASI] Tujuh rumah sakit (RS) di Bekasi membantah telah menolak pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Reny Wahyudi (40).
Salah satu RS swasta yang dituding menolak Reny adalah RS Mekar Sari, Bekasi Timur. Namun, berdasarkan penjelasan pihak RS, tidak ada penolakan pasien.
“Pasien mencari ruangan NICU (neonatal intensive care unit), sementara di RS Mekar Sari tidak memiliki ruangan NICU. Kami bukan menolak pasien, tetapi memang permintaan pasien tidak tersedia,” ujar Direktur RS Mekar Sari Bekasi, Eko S Nugroho, Rabu (14/6).
Dia mengatakan, pasien mencari ruangan NICU untuk perawatan anaknya setelah melahirkan di rumah sakit yang tidak tersedia ruangan tersebut. “Bukan kami menolak pasien,” tegasnya.
Ruang NICU digunakan untuk perawatan bayi yang baru lahir mulai dari 0-14 hari. Selain itu, kondisi pasien yang mengalami penurunan trombosit dan mengalami tekanan darahnya tinggi sehingga diperlukan ruangan Intensive Care Unit (ICU). Diperlukan ruangan perawatan ICU dan NICU yang dibutuhkan pasien Reny.
Sedangkan, RS Taman Harapan Baru, tempat Reny pertama kali dirawat, menyatakan tidak memiliki ruangan ICU dan NICU. Kemudian, pihak RS Taman Harapan Baru memberikan surat rujukan untuk mencari rumah sakit lain pada Jumat (9/6).
Setelah suami pasien, Hari Kustanto (41), mencari tujuh RS di Kota Bekasi, tidak ada satu pun rumah sakit yang tersedia ruangan NICU dan ICU. Semua rumah sakit yang didatangi Hari Kustanto dalam keadan penuh di ruangan NICU maupun ICU. Bahkan, tidak semua rumah sakit swasta memiliki fasilitas NICU dan ICU.
Baru setelah mendatangi RSUD Koja, Jakarta Utara, pasien Reny diterima. Usia kandungan yang telah memasuki bulan ke delapan dan terjadi gangguan pada kandungan, membuat Reny harus menjalani operasi caesar dan melahirkan putrinya dalam kondisi meninggal, sesaat setelah melahirkan.
Rumah sakit yang telah didatangi Hari Kustanto adalah RSUD Kota Bekasi, RS Ananda Bekasi, RS Anna Medika Bekasi, RS Mekar Sari, RS Bakti Kartini, RS Bella, RS Hermina.
“Jadi, kami bukannya menolak pasien tapi memang ruangan yang dicari oleh pasien dalam kondisi terisi atau penuh,” kata Wakil Direktur Umum RSUD Kota Bekasi Tri Sulistyaningsih.
Tri mengatakan, saat ini RSUD Kota Bekasi hanya memiliki sembilan kamar ICU dan lima kamar NICU. “Masih banyak pasien yang masuk waiting list di RSUD,” katanya.
Ke depan, kata dia, RSUD Kota Bekasi akan menambah 20 ruangan ICU sehingga total menjadi 29 kamar. “Tahun depan semoga sudah terwujud,” imbuhnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan, pihaknya telah melayangkan teguran secara lisan terhadap tujuh RS tersebut.
“Dari kejadian tersebut, kami telah melakukan teguran lisan dan pembinaan kepada tujuh rumah sakit agar memperbaiki sistem rujukan antar rumah sakit dan memberikan informasi yang jelas serta dapat dipahami keluarga pasien. Kami berharap kasus serupa tidak terulang lagi,” ujarnya. [160]
Sumber: beritasatu.com