JEMBER – Virus ransomware bernama wannacry yang sempat menyerang sistem informasi Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta, ternyata menjadi perhatian khusus sejumlah rumah sakit di Jember. Dua Rumah Sakit Daerah (RSD) di Jember sengaja membatasi akses online mereka ke luar.
Pada Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi, kegiatan antisipasi sudah dilakukan sejak aktivitas serangan itu mulai masif. Langkahnya, dengan sengaja mematikan akses internet selain pada manajemen dan admisi.
Kepala Instalasi PDS RSD Soebandi, dr. Hendra Minarto, Sp.KK, kepada Jawa Pos Radar Jember, Senin (15/5) menuturkan, selain dengan membatasi akses internet ke luar, pihanya juga mengimbau kepada para karyawan untuk warpada saat hendak memakai perangkat transfer, seperti flashdisk.
Adapun sistem informasi RSD dr. Soebandi sejauh ini masih bersifat intranet. Hubungan sirkulasi data dilakukan lewat jaringan antar komputer hanya terlokasir di dalam rumah sakit saja. Sehingga, kegiatan administrasi pelayanan tetap berjalan lancar kendati internet dimatikan.
“Proses sirkulasi informasi di sini sifatnya tidak online keluar. Sehingga tidak terlampau rentan dengan serangan wannacry yang masuknya dari hubungan online,” ujarnya.
Di tempat lain, salah satu petugas tim RS Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung, Rahdiansyah Hasanuddin, menjelaskan, sebenarnya keberadaan wannacry sudah ada kisaran empat tahun lalu. Hanya saja, baru ter-blow up saat serangannya masif akhir-akhir ini.
Dia dan tim IT RSD Balung sudah sering memblokir beberapa port yang terindikasi terinfeksi virus tersebut. Hal itu, menurutnya, sebagai upaya antisipasi penyebaran wannacry. “Yang rawan terserang itu port 445 dan 139. Dan sekarang kami sudah lama pindah port,” terangnya.
Sama halnya dengan RSD Soebandi, jaringan sistem informasi RSD Balung masih bersifat intranet. Sehingga, lalu lintas data masih tetap berjalan lancar kendati internet dinonaktifkan.
Rahdiansyah menambahkan, umumnya malware atau virus sering masuk ke komputer melalui situs-situs online yang diblokir pemerintah. Situs porno menjadi salah satu yang rentan menjadi sarang penyebaran malware atau virus.
”Untuk itu di komputer-komputer kami situs-situs semacam itu sudah kami blokir duluan. Sehingga saat ada karyawan yang akan memakainya tidak bisa,” tutur pria yang akrab disapa Deden itu.
Terkait dengan upaya upgrade sistem imun komputer, lanjutnya, sebenarnya sepanjang komputer yang bersangkutan menggunakan windows versi original, maka akan secara berkala mendapatkan update sistem operasi (OS). Namun, jika yang dipakai adalah windows bajakan, maka pihak windows memang sengaja mematikan fitur update tersebut. (was/hdi/har/jawapos.com)
Sumber: jawapos.com