SAMARINDA – Dalam waktu relatif singkat, RSUD AW Sjahranie Samarinda akan menjelma menjadi rumah sakit pusat pengobatan kanker dan jantung.
Direktur RSUD AW Sjahranie, dr Rachim Dinata mengatakan, dalam pekan ini akan ada visitasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), ke RS plat merah di Kaltim ini.
“Pekan ini Bapeten akan visitasi untuk melihat kesiapan kedokteran nuklir kita. Harapan kita, akhir bulan izin Bapeten sudah keluar. Jika demikian, RSUD AW Sjahranie akan memasuki era baru, sebagai RS pusat kanker dan jantung di luar Pulau Jawa,” kata Rachim.
Rachim mengungkapkan, RSUD AW Sjahranie sudah memiliki peralatan dan sumber daya manusia untuk radiologi dan radiotherapi menggunakan nuklir.
“Baru ada tiga daerah yang punya fasilitas kedokteran nuklir ini yakni Jakarta, Semarang, Bandung. Kita yang keempat di Indonesia dan yang pertama di luar jawa,” katanya.
Ada 10 ruangan yang disiapkan RSUD AW Sjahranie untuk pengobatan kedokteran nuklir. Ruang khusus ini mutlak diperlukan agar radiasi yang dihasilkan tidak menyebar.
“Ada ruang khusus. Pasien yang habis diradiotherapi tidak boleh keluar beberapa hari. Kemudian tenaga medis yang masuk juga pakai seragam khusus,” jelasnya.
Teknologi nuklir ini, kata Rachim, bisa digunakan untuk mendeteksi sel kanker sedini mungkin.
“Belum jadi kanker saja sudah bisa terdeteksi. Bisa juga untuk terapi kanker teroid, pembuluh darah, sampai payudara,” katanya lagi.
Selain mendeteksi kanker, fasilitas kedokteran nuklir yang dimiliki Rumah Sakit Tipe A ini juga bisa mendeteksi kesehatan jantung sejak dini.
“Jadi kelihatan jantungnya masih bagus, setengah bagus, atau sudah rusak. Masih boleh olahraga atau tidak, itu kelihatan,” kata Rachim.
Untuk pengobatan jantung, lanjut Rachim, RSUD AW Sjahranie juga sudah sukses mengoperasi 150 pasien. Mulai anak-anak, hingga orang dewasa.
“Sekarang, daftar tunggu operasi jantung kita sudah mencapai 140 pasien,” ungkapnya. (*)
Sumber: tribunnews.com