Medan. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan Edwin Effendi memperkirakan, investasi bagi pengembangan fasilitas gedung private wing, baru dapat ditawarkan kepada investor tahun 2018 mendatang.
Hal itu, sebut dia, karena sejauh ini masih harus menunggu proses konsultasi pembangunanannya terlebih dahulu selesai, yakni yang tengah dilakukan bersama pihak Jepang sebagai konsultan. “Kalau sudah siap konsultan ini baru ditawarkan investasinya. Karena semua harus disiapkan, seperti untuk sosialisasi yang sekarang sedang dimatangkan, kajiannya, serta dukungan dari walikota,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (11/4).
Jika hal tersebut telah selesai, ujar Edwin, maka penawaran kepada pihak investor baru akan dilakukan. Sementara proses pendatangan investor itu jelas dia, akan dilakukan langsung oleh tim Bapenas dibawah Kementerian Keuangan. “Sebab, ini merupakan kerjasama pemerintah dengan badan usaha. Sedangkan pola yang dilakukan adalah pola sharing,” jelasnya.
Saat ini, Edwin memang belum mengatakan apakah sudah ada pihak yang telah tertarik untuk menjadi investor pada fasilitas layanan gedung private wing tersebut. Tetapi, ia mengakui investasi ini nantinya akan terbuka bagi pihak siapa saja. “Termasuk jika ada negara luar yang ingin menjadi investor. Sifatnya ini memang terbuka,” sebutnya.
Sedangkan proses konsultasi yang dilakukan, terang Edwin, antara lain berupa pembangunan fisik, kelengkapan peralatan, serta sejumlah layanan kesehatan pendukung. Semua kondisi itu dikaji bagaimana meningkatkan kualitas dan bisa menjawab kebutuhan rumah sakit ini untuk kedepannya. “Referensinya dari rumah sakit yang ada di Jepang. Namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan disini,” ucapnya.
Selain itu, dengan adanya private wing, maka pengembangan bagi rumah sakit milik Pemko Medan ini dapat lebih dimaksimalkan. Hal ini juga dapat menjawab bagi persaingan yang terjadi dalam dunia kesehatan. “Kedepannya, Pirngadi juga dapat mengarah kepada standar layanan internasional. Tetapi lebih dahulu harus menjadi rumah sakit bertipe A,” imbuhnya.
Begitupun, dokter yang ada pada layanan eksklusif ini akan disesuaikan dengan tuntutan pelayanan yang tersedia. Sebab, sebagai layanan khusus, kenyamanan bagi pasien sangat perlu dikedepankan. “Untuk dokter co-ass, bisa saja, tetapi hanya disesuaikan dengan tuntutan layanan. Begitu juga dengan layanan BPJS, di private wing nanti juga tetap tersedia,” pungkasnya. (rozie winata)
Sumber: medanbisnisdaily.com