Bermalam karena harus menjalani perawatan di rumah sakit tentu tak menyenangkan. Masuk rumah sakit kerap kali memicu stres, padahal, stres justru dapat menghambat proses penyembuhan.
Mungkin Anda khawatir terjangkit infeksi yang berhubungan dengan proses perawatan kesehatan. Maklum, riset membuktikan satu dari 25 pasien biasanya jadi korban.
Untuk meredam dan mengurangi stres, beberapa tip yang dilansir Johns HopkinsMedicine berikut dapat memastikan masa rawat inap di rumah sakit aman, simpel, dan menyehatkan.
Buat daftar informasi penting
Isinya, pengobatan yang sedang atau pernah Anda jalani, lengkap bersama daftar riwayat penyakit, dan kondisi medis. Jangan lupa untuk memasukkan alergi obat atau makanan jika ada.
Cantumkan juga nama dan informasi kontak dokter atau tenaga kesehatan profesional lain yang selama ini merawat Anda. Simpan kumpulan informasi ini dalam satu map khusus.
Tentukan pembuat keputusan
Lebih baik bersiap daripada kelak menghambat proses. Pilih seseorang yang bisa dipercaya, jika kelak Anda harus menjalani prosedur yang butuh persetujuan keluarga, orang ini lah yang akan menentukan pilihan untuk Anda.
Buat surat pernyataan secara legal, juga salinannya. Masukkan salinannya ke dalam map kumpulan informasi yang Anda siapkan.
Pendamping di rumah sakit
Tugas pendamping ini adalah untuk selalu ada di rumah sakit bersama Anda. Terutama saat ada interaksi dengan penyedia layanan kesehatan. Mereka juga bertugas untuk memastikan kebutuhan Anda sebagai pasien terpenuhi.
Jangan segan bertanya
Sebagai pasien Anda sebaiknya kritis mempertanyakan obat yang diberikan, tes atau prosedur apa yang akan dilakukan dan apa tujuannya, juga kapan Anda akan bertemu dokter untuk konsultasi.
Tetap aktif
Selama memungkinkan, akan lebih baik jika Anda terus bergerak. Sekadar jalan-jalan di lorong rumah sakit, beranjak dari tempat tidur dan duduk duduk di kamar. Pokoknya akan lebih baik–keciali ada kontraindikasi–jika Anda tetap aktif selama menjalani perawatan. Aktivitas Anda juga merupakan salah satu faktor penentu cepat atau lambatnya proses penyembuhan.
Waspada terhadap infeksi
Pastikan teman atau kerabat datang menjenguk dalam kondisi tangan bersih. Biasanya di rumah sakit disediakan cairan antibakteri, kalaupun tidak ada, Anda bisa berinisiatif menyediakannya.
Tak hanya itu, Anda juga bisa bertanya pada perawat apakah kateter atau infus masih diperlukan. Jika tidak, minta dicopot saja untuk menghindari infeksi.
Rencana pulang
Setelah proses rawat inap berjalan beberapa hari Anda bisa bertanya pada dokter dan perawat soal kapan Anda boleh pulang. Selain itu, minta juga ringkasan masa perawatan.
Biasanya pasien akan mendapatkan informasi mengenai perawatan lanjutan, kunjungan dokter spesialis, atau tes tambahan jika ada. Pastikan Anda pulang dengan bekal informasi yang cukup.
United Methodist Homes juga menyarankan hal senada. Selain itu, ada baiknya Anda minta bantuan untuk mulai bersiap begitu tahu bahwa Anda perlu dirawat di rumah sakit.
Siapkan satu tas yang berisi kebutuhan sehari-hari dan barang-barang lain yang dapat membuat Anda lebih nyaman. Satu yang tak kalah penting, jaga komunikasi dengan baik selama masa perawatan agar membuahkan hasil maksimal.
Boleh pulang dari rumah sakit bukan berarti masalah Anda selesai. Dr. Harlan Krumholz, profesor kedokteran dan kesehatan masyarakat di Yale School of Medicine mengungkapkan adanya sindrom pasca pulang dari rumah sakit. Biasanya muncul dalam hitungan hari atau pekan setelah pasien pulang dari rumah sakit.
Temuan sindrom tersebut pulalah yang melahirkan aturan baru Medicare bahwa rumah sakit bertanggungjawab atas pasien yang kembali dirawat di rumah sakit dalam waktu 30 hari setelah diperbolehkan pulang.
Meski disebut rumah sakit, mereka yang dirawat di dalamnya tentu berharap sembuh saat waktunya pulang tiba. Jadi, masuk rumah sakit juga perlu persiapan agar bisa benar-benar waras saat keluar.
Sumber: beritagar.id