TOKYO – Untuk kalangan kelas menengah di Asia Tenggara, perawatan medis berarti memilih antara rumah sakit swasta mahal namun bermutu tinggi atau rumah sakit umum yang murah tetapi kurang efektif. Namun, sekarang muncul solusi dengan banyaknya rumah sakit swasta yang menyediakan perawatan untuk pasien kelas menengah dengan biaya terjangkau, selain asuransi kesehatan swasta yang membantu kesenjangan dalam program jaminan sosial.
Sebuah klinik skala kecil di wilayah metropolitan Manila, di pusat bisnis Makati, kini telah dilengkapi fasilitas untuk menangani penyakit dalam, THT, dan bidang lainnya. Klinik ini dioperasikan oleh QualiMed, sebuah grup perusahaan konglomerat Filipina, Ayala Corp, dengan biaya rawat jalan sekitar 1.000 peso (19,85 dolar AS), setengah dari biaya di rumah sakit umum terdekat. Seorang pasien berusia 30 tahunan yang datang dengan masalah hidung mengatakan bahwa ia membayar biaya yang rendah untuk pemeriksaan.
Sementara itu, kelompok rumah sakit Columbia Asia mengoperasikan 18 rumah sakit yang melayani pasien dengan penghasilan menengah di tiga negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia. Kelompok ini menyediakan layanan melahirkan dengan biaya 3.500 ringgit di sebuah rumah sakit di pinggiran kota Johor Bahru, dengan biaya operasi caesar sebesar 7.000 ringgit, atau 60 hingga 70 persen dari biaya di rumah sakit kelas atas.
Columbia Asia membuat biaya operasional yang rendah dengan berfokus pada bidang-bidang permintaan tinggi, termasuk penyakit dalam, pediatri, dan ortopedi. Ketika ahli medis yang diperlukan, perusahaan akan merekomendasikan rumah sakit lain. “Langkah efisiensi biaya ini membuat kami cukup kompetitif dibandingkan 70 rumah sakit swasta domestik di Malaysia,” ujar manajer umum Columbia Asia, Rahani Yaacob.
Akhir-akhir ini, rumah sakit skala besar juga membidik kelas menengah, seperti yang dilakukan oleh Siloam International Hospitals, unit dari perusahaan real estate Lippo Karawaci, yang bermaksud memperluas jangkauan rumah sakit kelas menengah di luar kawasan metropolitan. Siloam bertujuan menggandakan jumlah rumah sakit di 50 lokasi di Indonesia pada tahun 2019 mendatang.
Rumah sakit swasta dengan biaya murah menjadi pertimbangan menarik karena banyak negara berkembang di Asia Tenggara yang lambat membangun rumah sakit umum berkualitas karena kesulitan anggaran. Di Filipina, biaya perawatan di rumah sakit umum memang hanya beberapa ratus peso, tetapi pasien sering harus menunggu berbulan-bulan setelah pemeriksaan awal sebelum memulai pengobatan. Dalam banyak kasus, kondisi mereka memburuk karena tidak mampu menjalani operasi yang diperlukan.
Sementara itu, seperti rumah sakit umum, sistem jaminan sosial di negara-negara berkembang Asia Tenggara juga hanya menerima sedikit dana. Hal ini pun membuat banyak pemerintah di Asia Tenggara memperluas jaminan kesehatan, seperti yang dilakukan Indonesia pada tahun 2014 melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program ini mencakup biaya medis orang tertanggung menggunakan pajak dan kontribusi dari bisnis.
Tetapi, asuransi kesehatan masyarakat ini terbatas di beberapa rumah sakit dan penyakit, sehingga asuransi kesehatan swasta terus meningkat. Premi tinggi untuk rencana tersebut memang menjadi masalah, tetapi banyak bisnis yang memiliki karyawan dengan rencana asuransi kesehatan sehingga tingkat partisipasi terus tumbuh. Sinarmas MSIG Life di Indonesia telah bermitra dengan rumah sakit swasta dengan tujuan premi rendah untuk bisnis.
Sumber: kursrupiah.net