BANGKA — Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkalpinang menggelar Pelatihan Komunikasi Informasi Edukasi dan Handling Complain yang Mendukung Akreditas Rumah Sakit yang berlangsung 11-12 Februari 2017, di Ruang Pertemuan Merpati RSBT.
Acara dibuka oleh Pengawas PT RSBT, dr. Adi Sucipto, Sp.B, dihadiri Direktur RSBT, dr. Subuh Wibisono dan undangan. Peserta pelatihan ini terdiri dari kalangan profesional tenaga medis dari berbagai rumah sakit dan klinik.
Antara lain RSBT yang mengikutsertakan peserta perwakilan seluruh divisi unit rumah sakit, RSUD Depati Hamzah, RS Medika Stania, RSBT Karimun, RSBT Muntok, 4 Klinik Pratama di Jebus, Belinyu, Toboali dan Tanjung Pandan, RS Muhaya, RS. Arsani, Rumah Sakit Provinsi Dr.Ir.H.Soekarno, RS. Bakti Wara, Alma Belitung dan RSUD Bangka Tengah.
Divisi Manajemen Standarisasi Pelayanan RSBT, dr Sufi mengatakan, tujuan diselenggarakan pelatihan ini adalah memberikan edukasi yang bertujuan supaya peserta memahami kebijakan serta pedoman pemberian edukasi kesehatan yang efektif pada pasien dan keluarga.
“Pelatihan ini sangat berguna karena komunikasi merupakan salah satu hal yang mendasar dan penting sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan. Dengan adanya pelatihan ini
kami harapkan agar health educator di RSBT Khususnya lebih paham bagaimana caranya melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit,” ujarnya.
Ia berharap komunikasi yang efektif semua pesan yang ingin disampaikan bisa tersalurkan dengan baik kepada pasien dan keluarga, sehingga kejadian yang tidak diinginkan bisa diminimalisir akibat salah informasi.
“Dengan begitu keselamatan pasien terjamin, hak pasien terpenuhi dan komplain pun bisa berkurang,” tukasnya.
Dua pembicara pelatihan yaitu Surveyor KARS, Endri Astuti, S.Kep, Ns, MPH dan Sri Rahayu, S.Kep, Ns. Mereka memberikan pembekalan materi konsep komunikasi, komunikasi efektif antara petugas dengan pasien/keluarga, KIE sesuai standar HPK, PPK: Assesmen kebutuhan pendidikan, perencanaan, implementasi dan evaluasi edukasi. Selain itu pelatihan juga mengagendakan penyusunan media pembelajaran, metode dan teknik promosi, handling complain, praktik KIE dan post test.
“Edukasi kesehatan ini sangat bermanfaat agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses perawatan, sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat,” ujar Sri.
Ia menambahkan setiap profesional rumah sakit wajib mengikuti pelatihan ini untuk membekali diri mereka dengan keilmuan dan keahlian dalam berkomunikasi dan handling complain.
“KARS mendorong rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dalam rangka memacu akreditasi rumah sakit,” ujarnya.
Sumber: bangka.tribunnews.com