PADANG – Dengan bangunan fisik yang representatif dan megah, pelayanan yang baik dan ramah, serta ditambah dengan tersedianya fasilitas dan layanan Cathlab, pengidap penyakit jantung di Sumbar tidak perlu lagi berobat jauh-jauh ke negeri seberang atau ke luar negeri, cukup di Padang saja, yakni di Semen Padang Hospital (SPH).
Hal itu dikatakan Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Irwan Prayitno, ketika memberi sambutan pada acara Peresmian Fasilitas dan Launching Layanan Cathlab yang digelar di Semen Padang Hospital, Kamis (26/1).
Gubernur sangat mengapresiasi pengelola SPH yang berhasil menyediakan fasilitas dan alat kesehatan canggih dan lengkap. Sehingga, pasien penyakit jantung bisa dilayani dan ditangani dengan cepat.
“Ini adalah gebrakan luar biasa yang membuat rumah sakit kita setara dengan rumah sakit lain. Besok, kalau ada Walikota/Bupati yang minta izin kepada saya untuk periksa jantung ke luar negeri, ke Malaka, tidak akan saya izinkan lagi. Saya suruh saja ke Semen Padang Hospital,” kata Irwan Prayitno sembari berseloroh.
Menurutnya, kecuali peralatan medis yang canggih dan mutakhir, tenaga medis dan pelayanan rumah sakit di Sumbar pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang ada ada di luar negeri.
“Kita kalah sama rumah sakit-rumah sakit di luar itu karena kita tidak punya alat yang canggih-canggih. Pelayanan kita sudah bagus kok. Kita punya dokter-dokter yang hebat. Dokter-dokter di sana malah belajarnya di Unand,” ujar Gubernur.
Namun, dia mengingatkan pengelola SPH untuk memastikan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit harus berbanding lurus dengan peningkatan pelayanan yang diberikan oleh sumber daya manusianya. Peningkatan pelayanan itu dapat dicapai dengan memastikan kesejahteraan sumber daya manusia.
“Seiring dengan adanya Cathlab, maka pelayanan juga harus ditingkatkan. Pelayanan yang terbaik adalah yang ditampilkan dengan senyum cerah. Misalnya, pasien datang disambut dengan baik, ramah, dan senyum oleh penjaga keamanan, lalu dirawat dengan telaten, tulus, dan juga ramah oleh perawat. Tapi bagaimana bisa cerah dan tersenyum kepada pasien kalau penghasilan saja tidak mencukupi? Oleh karena itu, tidak perlu tunggu sampai dapat untung dulu, tingkatkan kesejahteraan pegawai yang bekerja di sini. Kalau pelayanan bagus, pasien puas, mudah-mudahan lekas sembuh semua yang dirawat jadinya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gubernur berpesan agar Pengelola SPH gencar melakukan publikasi dan promosi. Menurut Gubernur, SPH perlu meluruskan citra di mata masyarakat sebagai rumah sakit mahal.
“Masih ada satu tugas lagi, yakni publikasi. Tolong manajemennya perbanyak publikasi. Saya yakin (SPH) akan menang dari seluruh rumah sakit lain. Buatlah publikasi terus-menerus. Semen Padang Hospital ini punya imej bayarnya mahal. Ini membuat masyarakat enggan ke mari karena merasa biayanya tinggi. Makanya, perlu publikasi, hilangkan kesan mahal tersebut. Insyaallah Semen Padan Hospital akan berkembang pesat,” beber Gubernur.
Pengadaan Alkes, Dinkes Jangan Bergantung APBD
Pada kesempatan yang sama, Gubernur menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday, untuk bisa mengupayakan penyediaan alat kesehatan (alkes) yang memang dibutuhkan oleh rumah sakit milik pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus bergantung pada ketersediaan APBD. Hal ini, ulasnya, dapat dicapai antara lain melalui kerjasama investasi dengan pihak ketiga.
“Semen Padang Hospital yang telah menghabiskan kurang lebih Rp110 miliar masih membutuhkan kerjasama dengan pihak ketiga. Buk Merry (Kadineks – red), rumah sakit kita banyak butuh alat. Coba tidak perlu pakai APBD, pakai uang pihak ketiga saja. Tolong upayakan buat pihak ketiga yang tertarik untuk berinvestasi,” sisip Gubernur di sela-sela sambutannya.
Pada acara tersebut, hadir antara lain Walikota Padang Mahyeldi, unsur forkompinda, Direktur Produksi PT Semen Padang, Ketua Yayasan Semen Padang, dan Dirut Semen Padang Hospital, serta undangan lainnya. (bob)
Sumber: hariankoranpadang.com