Oleh: Yos Hendra, SE., MM., Ak
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut undang-undang, pengelolaan rumah sakit dibedakan menjadi dua yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Sebagai sebuah institusi, rumah sakit menyusun laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya.
Laporan keuangan rumah sakit bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja keuangan rumah sakit yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Laporan keuangan juga merupakan laporan aktivitas keuangan dan investasi dari waktu ke waktu, serta ringkasan dari aktivitas operasional. Pada umumnya, laporan keuangan rumah sakit terdiri dari 5 laporan, yaitu neraca (balance sheet), laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Untuk rumah sakit pemerintah, laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah.
Laporan keuangan, selain untuk mempertanggungjawabkan keuangan, juga sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk itu, diperlukan analisa laporan keuangan sebagai pendukung manajemen untuk mengambil keputusan. Banyak rumah sakit, hanya menggunakan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik. Analisa laporan keuangan dibuat untuk memenuhi permintaan dari pemilik. Namun informasi dari analisa laporan keuangan tersebut jarang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Pengguna laporan keuangan perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan untuk mengetahui aktivitas keuangan, investasi, serta aktivitas operasional dari suatu perusahaan. Berbagai alat dirancang untuk membantu pengguna menganalisis laporan keuangan. Terdapat lima alat yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, yaitu analisis laporan keuangan komparatif, analisis common-size laporan keuangan, analisis rasio, analisis arus kas, dan valuasi (valuation).
Dalam melakukan analisa laporan keuangan, salah satunya adalah menggunakan metode rasio keuangan. Berikut jenis-jenis rasio laporan keuangan:
- Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan rumah sakit untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
- Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan rumah sakit memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
- Rasio Solvabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan rumah sakit memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.
- Rasio Aktivitas
Rasio untuk mengukur seberapa efektif rumah sakit dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Sebagai contoh, rasio aktivitas sebagai bagian dari analisa laporan keuangan. Hasil perputaran piutang menunjukkan 90 hari. Berarti sebuah RS akan mendapatkan pendapatan berupa kas setelah 90 hari memberikan pelayanan. Apakah angka tersebut singkat? Atau cukup lama? Sebagai pimpinan, direktur RS sebaiknya mengetahui secara pasti bahwa angka 90 hari tersebut tidak mengganggu aliran kas untuk operasional. Atau contoh lainnya adalah perputaran persediaan menunjukkan angka 210 hari. Angka tersebut sangat bermakna apabila dikaitkan dengan uang yang tertanam di persediaan selama 210 hari dan diperlukannya gudang yang cukup besar agar dapat menampung sedemikian banyak dan lamanya persediaan tersebut.
RS dalam pengelolaannya dibedakan menjadi RS Publik dan RS Privat, sebaiknya dalam menggunakan rasio keuangan juga berbeda, apalagi RS pemerintah. Rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas, dirasa kurang cocok digunakan untuk RS pemerintah. Tapi rasio aktivitas mungkin dirasa sangat cocok.
Sumber: K.R. Subramanyam-Financial Statement Analysis-McGraw Hill (2014)