-
Q: Bagaimana dengan tren rumah sakit sekarang yang menganut prinsip mixed used building ?
A: Bangunan rumah sakit yang menjadi satu dengan bangunan komersial ataupun hunian telah menjadi suatu tren di Asia. Dengan perencanaan yang baik, mixed uses building dapat menjadi solusi bagi rumah sakit itu sendiri seperti dapat mengurangi stres pengunjung, keluarga pasien dan staf, mengurangi stigma negatif terhadap rumah sakit, menjadikan rumah sakit sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan berbagai positif outcome lainnya. Namun perlu suatu kompromi desain agar mixed used building ini dapat saling melengkapi dan tidak menimbulkan efek negatif bagi satu sama lain
-
- Rumah sakit pintar membutuhkan data-data setempat seperti jumlah populasi dan demografi yang ketersediaan datanya bergantung pada peraturan daerah setempat. Kemudian RS membuat master plan-nya seperti menentukan visi, misi dan tipe pasien yang akan disasar.
- Lihat kendala/permasalahan yang berpotensi akan timbul di lapangan. Dengan mengetahui ancaman yang ada, rumah sakit akan lebih mudah menanggulanginya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Manfaatkan kemudahan teknologi. Kekurangan dan keterbatasan RS dapat diatasi dengan teknologi, misalnya untuk rumah sakit yang berada di remote area dapat berkonsultasi dokter spesialis di luar area dengan teknologi tertentu.
Q: Bagaimana persiapan tiap rumah sakit jika ingin menjadi smart hospital? Apakah tahapannya dan bisakah tiap rumah sakit membuat sistemnya masing-masing?
A : Peralatan kedokteran yang makin lama makin canggih merupakan prasyarat yang penting, yang harus diperhitungkan sedini mungkin. Selain itu, teknologi tinggi kedokteran terus berkembang dengan cepat; untuk memenuhi kebutuhan tersebut, arsitek dan insinyur kami menyajikan strategi desain yang proaktif. Untuk tahapannya adalah sebagai berikut :
-
Q: Apakah VK Architecture and Engineering mempunyai konsep tertentu dalam mendesain rumah sakit dan bagaimana tahapannya?
A: VK Architecture and Engineering bekerja dan mendesain dengan panduan arsitektur yang sustainable. Di Eropa, kami mematuhi aturan pemerintah setempat dalam membangun harus berdasarkan aturan bangunan sustainable yaitu BREEAM® (Indonesia mempunyai panduan setempat yaitu GREENSHIP). Salah satu aturannya mengenai energy consumption. Bangunan rumah sakit adalah salah satu pengguna energi terbesar dan konsumsi energinya tidak dapat dikurangi secara drastis karena dikhawatirkan akan mempengaruhi pelayanan kepada pasien, namun dengan perencanaan yang baik pengurangan energy di sektor tertentu dapat dilakukan.
Kesimpulan :
Prinsip desain sebuah bangunan rumah sakit mengacu pada perkataan Arsitek Louis Henri Sullivan yaitu “form follow function”, bangunan rumah sakit yang baik tidak hanya hanya sekedar bagus atau indah diluarnya namun bentuknya harus menyesuaikan dengan fungsinya.
Dengan menghadirkan sebuah konsultan yang ahli pada bidangnya dalam hal ini arsitektur rumah sakit, kita dapat menghemat jauh lebih banyak di belakang ketika bangunan yang kita bangun tidak mengalami permasalahan berarti. Menggunakan jasa konsultan arsitektur rumah sakit seperti berinvestasi untuk rumah sakit yang mampu memberikan manfaat yang lebih lama.
Di Indonesia sendiri, akreditasi rumah sakit seperti KARS pada kelompok 2 bab 4 menyebutkan mengenai bab hospital facility management and safety seperti rumah sakit harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung pasien dan staff dan juga harus mengikutsertakan patient safety dalam desain bangunan. Bangunan yang tidak memiliki hal-hal tersebut pada akhirnya akan menyulitkan bagi rumah sakit sendiri, cost yang lebih besar akan dibutuhkan untuk menyesuaikan dan merenovasi bangunan agar layak dan sesuai dengan poin-poin akreditasi.