Jakarta — Peredaran vaksin palsu di sejumlah rumah sakit tak lepas dari peran orang dalam rumah sakit itu sendiri. Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Polri Brigjen Agung Setya tak menampik hal tersebut.
Agung menilai pembuat vaksin palsu adalah kelompok orang jahat yang ingin meraup keuntungan. Untuk mencapai itu, lanjut Agung, para pembuat akan mendekati sasarannya, dalam hal ini adalah rumah sakit.
“Iya (ada orang dalam). Maksudnya, mereka akan menjual ke user terakhir, yakni petugas medis,” kata Agung dalam program Mata Najwa, Jakarta Barat, Rabu (20/7/2016).
Ia tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah seiring masih berlansungnya penyelidikan dan penyidikan. Hingga saat ini, Bareskrim Polri baru merilis 14 rumah sakit yang terpapar vaksin palsu.
Dari situ, polisi baru menetapkan 23 tersangka pembuat dan pengedar vaksin palsu. “Tidak menutup kemungkinan akan bertambah. Tentunya penetapan tersangka sesuai dengan proses hukum,” tutur Agung.
Sementara itu, Direktur RS Elisabeth Antonius Yudianto membantah ada keterlibatan orang dalam. Ia menerangkan, masuknya vaksin palsu ke RS Elisabeth lantaran kelalaian.
“Kami dapat dari penyedia farmasi kami. Ternyata perusahaan itu tidak resmi dan saya baru tahu. Sebelumnya saya juga tidak mengecek. Ini kelalaian,” sesal Antonius.
Sumber: lampost.co