Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai adanya vaksin dan obat palsu yang terkuak belakangan ini dipicu dengan pengelolaan limbah rumah sakit dan industri farmasi yang tidak benar.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengungkapkan selama ini banyak rumah sakit dan industri farmasi yang membuang bekas obat dan vaksin sembarangan. Dari situ penyebab muncul pengepul dan penadah wadah obat dan vaksin palsu. “Karena vaksin palsu ini dipicu karena adanya limbah. Karena ampul-ampul bekas dari rumah sakit ternama itu ada penadahnya kemudian dijadikan isi ulang,” kata Tulus saat diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Tulus menjelaskan, para pengepul melihat limbah rumah sakit dan industri farmasi ini bernilai ekonomis. Alhasil, mereka memanfaatkan limbah tersebut dengan dicuci dan diisi ulang dengan obat maupun vaksin abal-abal.
“Ini salah satu penyebab vaksin palsu obat palsu. Karena banyak ya vaksin palsu dan obat palsu dibuat, diambil dari limbah rumah sakit,” ujar dia.
Tulus mengungkapkan, sampai detik ini belum ada kegiatan konkrit yang dilakukan baik pemerintah pusat, BPOM, dan juga pemerintah daerah terkait dengan limbah ini. Padahal, menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab mereka, terutama pemerintah daerah.
“Pengelolaan limbah rumah sakit, sampai detik ini masalah ini menjadi masalah besar disemua daerah dan kota besar. Selama ini saling lempar tanggung jawab. Itu harusnya lebih ke pemda,” ucap dia.
Ia pun menambahkan, seharusnya limbah-limbah teresebut dihancurkan dan dibakar sehingga tidak menimbulkan sisa bukan dibuang sembarangan seperti yang saat ini terjadi.
“Harusnya limbah medis dihancurkan. Tidak ada kompromi untuk itu. Tidak boleh dikumpulkan pengepul lain,” pungkas dia.
Sumber: baruaja.com