EMPAT LAWANG-Terkait adanya keributan di Rumah sakit (RS) Empat Lawang, karena ada salah seorang keluarga pasien pengguna BPJS yang mengamuk karena tidak mendapatkan surat rujukan dari pihak RS Empat Lawang, pada Minggu malam (6/3) sekitar jam 20.15 wib lalu, ditanggapi oleh warga di Kabupaten Empat Lawang.
Mereka menilai ketidaktahuan warga terhadap prosedur pengurusan layanan BPJS, bukanlah suatu kebetulan belaka, namun karena memang kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS Empat Lawang, bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh nasabah BPJS ketika mendapati ada anggotanya mengalami sakit dan prosedur pengeluaran surat rujukan dari Rumah sakit, bila keluarga pasien ingin membawa anggotanya berobat ke luar Empat Lawang.
“Tidak mungkin masyarakat tahu jika tidak ada sosialisasi. Harusnya dengan adanya kejadian ini, pihak BPJS harus memahami bahwa masih banyak pengguna BPJS yang tidak tahu prosedur,” ungkap Adenan (40) salah seorang warga Empat Lawang.
Dikatakannya, pihak RS Empat Lawang dikatakannya tidak akan pernah mau mengeluarkan satu suratpun untuk pasien, jika prosedur yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. “Kalau ada keluarga yang sakit tentu siapapun orangnya pasti kalut dan ingin cepat dilayani pihak rumah sakit. Nah, ketika prosedurnya salah, tentu pihak rumah sakit menolak melayani, inilah yang terjadi, keluarga pasien yang memang tidak tahu prosedur marah karena merasa telah membayar di BPJS. Jadi wajar jika ada emosi sesaat keluarga pasien,” paparnya.
Lebih lanjut disampaikan Adenan, pihak BPJS Empat Lawang jangan hanya bisa menyalahkan keluarga pasien, sebab jika pengguna BPJS tidak tau prosedur, pasti kurangnya sosialisasi. Kalaupun pernah ada sosialisasi, pasti kurang mencapai sasaran.
“Sosialisasi yang disampaikan jangan hanya proses mendaftar menjadi pengguna BPJS saja, prosedur pengurusannya juga masyarakat harus tahu, agar kedepanya tidak ada salah faham lagi antara pengguna BPJS dengan pihak Rumah sakit,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan BPJS Empat Lawang, Andri Rikopaltera saat ditemui Harian Silampari bersama salah seorang wartawan koran Regional Sumsel, di Kantor Pelayanan BPJS Empat Lawang, Selasa (8/3), belum mengetahui kronologis keributan yang melibatkan nasabah BPJS Empat Lawang di RS Empat Lawang.
“Saya tanya dulu ya dengan pihak Rumah sakit bagaimana ceritanya,” kata Andri sambil mengangkat telepon untuk menghubungi pihak RS Empat Lawang.
Setelah berbicara sejenak melalui saluran telepon yang diakuinya adalah pihak RS Empat Lawang, Andri menjelaskan kepada wartawan jika keributan yang terjadi adalah ketidaktauan warga terhadap prosedur rujukan. Dia menyebut jika pihak BPJS hanya sebagai admistrasi rujukan dan pembayaran, sementara untuk penanganan pasien itu tergantung pada dokter.
“Mestinya diperiksa dulu baru minta rujukan, bukan minta rujukan tanpa diperiksa dan marah-marah,” tukasnya. (HS-10)
Sumber: hariansilampari.co.id