Kelompok Kerja Leadership Annual Scientific Meeting 2016
Penguatan Sistem Rujukan di Era Jaminan Kesehatan Nasional
PENDAHULUAN
Salah satu isu yang sering muncul dalam sistem pelayanan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia adalah sistem rujukan. Sistem rujukan yang berjalan saat ini belum dapat memenuhi harapan karena dianggap tidak dapat menyaring kasus sehingga beban penyakit diberbagai tingkatan pelayanan menjadi tidak merata. Isu lainnya adalah motivasi dalam melakukan rujuk kasus. Merujuk kasus ditengarai sebagai upaya institusi pelayanan kesehatan untuk melepaskan kasus yang sulit dan berbiaya mahal agar ditangani di institusi pelayanan yang lebih tinggi.
However, studies from other countries have reported that most patients are referred to palliative care services late in the course of their terminal illness (Baek et al., 2011).
Selain itu, efektifitas sistem rujukan yang berlaku saat ini juga tidak berjalan seimbang antara rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi dengan rujukan balik. Rujukan balik sering menimbulkan masalah oleh karena ketidaksiapan pelayanan di tingkat yang lebih rendah menerima rujuk balik dari tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Beberapa faktor yang diidentifikasi menjadi penyebab timbulnya isu dalam sistem rujukan adalah komunikasi lintas tingkat pelayanan dan kapasitas serta kapabilitas institusi pelayanan kesehatan dalam menjalankan sistem rujukan. Kedua faktor tersebut sangat berperan pada timbulnya isu dalam sistem rujukan di Indonesia.
Komunikasi antar-institusi sering tidak berjalan lancar oleh karena tingginya beban pelayanan di berbagai tingkat pelayanan serta tidak tersedianya media atau forum untuk memfasilitasi komunikasi tersebut. Komunikasi antar-institusi diberbagai tingkat pelayanan sangat penting dilakukan karena pada kenyataannya setiap kali melakukan rujukan terjadi komunikasi formal melalui berbagai materi administrasi[1]. Namun demikian, kesempatan untuk melakukan komunikasi organisasi secara umum jarang dilakukan. Beberapa penyebabnya adalah perbedaan kelas institusi pelayanan, perbedaan status kepemilikan institusi (swasta dan pemerintah), serta letak geografis yang memperlebar kesenjangan (jarak dan batas wilayah administrasi).
Selain itu, kapasitas dan kapabilitas institusi pelayanan kesehatan dalam menjalankan sistem rujukan kurang memadai[2].
“The current referral environment in pediatric care is characterized by greater numbers of children seeking subspecialty care, inadequate numbers of subspecialists capable of providing care, and poorly structured communication between referring providers and subspecialists” (Cornell et al. 2015)
Di Indonesia sering ditengarai kegiatan merujuk pasien hanya bertujuan untuk “membebaskan” institusi dari beban pelayanan dengan memindahkan kasus yang berat ke institusi yang lebih tinggi. Kasus yang memerlukan biaya tinggi dan lama rawat yang panjang adalah tipe kasus yang paling sering dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, kapasitas institusi pelayanan yang merujuk tidak memadai untuk menciptakan efisiensi dalam pelayanan di era JKN. Rujuk balik dari insitusi pelayanan yang lebih tinggi ke institusi pelayanan yang lebih rendah juga menimbulkan masalah. Kasus-kasus yang dirujuk balik tidak ditangani dengan baik oleh karena kurangnya kapasitas klinis institusi pelayanan yang menerima rujukan balik.
Sistem rujukan digerakkan oleh banyak aktor dalam sistem kesehatan di Indonesia. Aktor-aktor tersebut diantaranya: Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan sebagai regulator sistem rujukan, Institusi Pelayanan Kesehatan diberbagai tingkat pelayanan, BPJS selaku pembayar biaya pelayanan kesehatan, serta provider pelayanan kesehatan, yaitu dokter. Kepemimpinan dari masing-masing aktor sangat diperlukan untuk meningkatkan efektifitas serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam sistem rujukan di Indonesia.
Beberapa pertanyaan dapat dimunculkan sebagai upaya untuk menilai peran dan fungsi berbagai aktor tersebut. Pertanyaan tersebut diantaranya:
- Apakah dampak yang dirasakan oleh rumah sakit tersier dengan diterapkannya sistem rujukan saat ini?
- Bagaimana strategi rujukan rumah sakit swasta yang berbentuk jaringan serta konektivitasnya dengan sistem rujukan nasional?
- Apakah kapasitas dan kapabilitas pelayanan tingkat primer berhubungan dengan besarnya beban rujukan di tingkat pelayanan yang lebih tinggi?
- Bagaimana Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan menyusun sistem rujukan agar dapat mengalirkan beban penyakit sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing tingkat pelayanan. Apakah konteks geografis dan sebaran institusi pelayanan kesehatan telah dipertimbangkan?
- Apakah BPJS dapat mempengaruhi tendensi pola rujukan, sehingga kegiatan merujuk dan merujuk balik hanya berdasarkan pertimbangan biaya?
Menyadari pentingnya mekanisme rujukan dalam sistem kesehatan di Indonesia serta fakta yang menunjukkan masih banyak isu di lapangan terkait dengan sistem rujukan tersebut, maka Annual Scientific Meeting Kelompok Kerja Leadership FK UGM tahun 2016 bermaksud menggali lebih dalam isu sistem rujukan dan menggambarkan situasi di lapangan secara lebih nyata. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjadi pembahasan atas berbagai alternatif solusi atas masalah rujukan yang terjadi sehinga dapat direkomendasikan kepada pengambil kebijakan. ASM Pokja Leadership kali ini mengambil tema Penguatan Sistem Rujukan di Era Jaminan Kesehatan Nasional yang dikemas dalam kegiatan lokakaryar satu hari.
[1] Baek et al. 2011. Late Referral to Palliative Care Services in Korea. Journal of Pain and Symptom Management Vol. 41 No. 4 April 2011
[2] Cornell, E., Chandok, L., Rubin, K. 2015. Implementation of referral guidelines at the interface between pediatric primary and subspecialty care. Healthcare 3 (2015) 74–79
TUJUAN
Tujuan dari seminar ini adalah:
- Menggambarkan dinamika sistem rujukan yang terjadi saat ini serta tantangan yang dihadapi di lapangan.
- Mendiskusikan model sistem rujukan masa depan yang dapat meningkatkan efektifitas sistem rujukan, sesuai dengan regulasi serta konsep kendali mutu serta kendali biaya di era JKN.
- Menyepakati berbagai alternatif solusi yang kontekstual sebagai rekomendasi kepada para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan daerah.
AGENDA KEGIATAN SEMINAR
JAM | MATERI | NARSUM/FASILITATOR |
08.00-09.00 | Pendaftaran peserta + Coffee break pagi | Panitia |
09.00-09.10 | Pembukaan dan PengantarMateri | Prof. dr.Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D, |
Sesi IA:Moderator Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS. | ||
09.10-09.40 | Pembicara: Dinamika jumlah pasien dan tipe kasus (severity dan kompleksitas) RSUP dr. Sardjito Yogyakarta di era JKN: Data, Dampak, dan Strategi AntisipasiMateri | dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., Sp.OG(K). (Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Sardjito) |
09.40-10.05 | Pembahas 1: Strategi rumah sakit swasta dalam sistem rujukan sertakontribusi rumah sakit swasta dalam penguatan sistem rujukan di Indonesia.Materi | dr. Grace Frelita Indrajaja, M.M. (Siloam Group Hospital) |
10.05-10.25 | Pembahas 2: peran dan fungsi dokter layanan primer dalam sistem rujukan serta kontribusinya dalam sistem rujukan | Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH. |
Sesi IB:Moderator Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MAS. | ||
10.25-12.00 | Pembahas: Konsep pengembangan profesi spesialis dan sub spesialis di rumah sakit rujukan tertinggi dalam menyikapi tingginya dinamika jumlah pasien dan tipe kasusMateri |
|
12.00-13.00 | Istirahat dan Makan Siang | |
Sesi II: Moderator Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MAS. | ||
13.00-13.30 | Pembicara 1: Visi Sistem Rujukan di Indonesia | Prof. dr.Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D |
13.30-14.00 | Pembicara 2: Konsep sistem rujukan nasional di Indonesia, pelaksanaannya, serta tantangan yang dihadapi.Materi | Dr. dr. Youth Savithri, MARS. (Kasie Pengelolaan Pelayanan Rujukan, Ditjen PKM, Kemenkes) |
14.00-14.15 | Pembahas 1: Pengembangan dan tantangan sistem rujukan dalam perspektif rumah sakit pendidikan | dr. Rukmono Siswishanto, M.Kes., SpOG(K). (Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Sardjito) |
14.15-14.30 | Pembahas 2: Pengembangan sistem rujukan dalam perspektif regulasi, kebijakan, dan stategi BPJS Kesehatan | dr. Upik Handayani, AAK. (Kepala BPJS Kesehatan KCU Yogyakarta) |
14.30-14.45 | Pembahas 3: Konsep pengembangan sistem rujukan di DKI Jakarta | dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT.(Kadinkes DKI Jakarta) |
14.45-15.30 | Diskusi | |
15.30-16.00 | Kesimpulan & Penutup | Prof. dr.Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D |
16.00 | Coffee Break sore | Panitia |
WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan seminar ini diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2016 di Ruang Rapat Senat Fakultas Kedokteran UGM, Gedung KPTU Lt. 2, Jl. Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281.
KONTAK & KOMUNIKASI
Informasi lebih lanjut terkait dengan kegiatan Seminar Penguatan Sistem Rujukan di Era Jaminan Kesehatan Nasional ini dapat menghubungi:
Sekretariat Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lantai 2
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Sdri. Ega
No. Telp./Fax. : (0274) 549425 – hunting
Email : [email protected]
HP : 0818996974
Sdri. Menik
No.Telf/Fax. : (0274) 581679
Email : [email protected]
HP : 0818269560
Biaya Pendaftaran:
- Umum : Rp. 500.000,-/orang
- Alumni FK UGM : Rp. 300.000,-/orang
- Mahasiswa S2/S3 : Rp. 150.000,-/orang
Rp. 100.000,-/orang (grup minimal 5 orang)
- Webinar : Rp. 200.000,-/orang
Rp. 500.000,-/instansi (untuk 10 orang)
Biaya pendaftaran dapat ditransfer melalui rekening :
Bank BNI
Nomor Rekening : 0203024192
a/n. Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
Fasilitas:
- Konsumsi (Makan Siang dan Coffee Break) – on site
- Sertifikat 16 SKP IDI