TOR
Diskusi Outlook Manajemen Rumah Sakit 2016
12 Januari 2016
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
Pendahuluan
Dua tahun sudah sistem pelayanan kesehatan di Indonesia mengalami perubahan dari sebelumnya menggunakan model fee for service menjadi model kapitasi yang dimulai dari pelayanan kesehatan pertama (PPK I) seperti Puskesmas atau klinik dan InaCBGs di rumah sakit.
Melalui badan Penyelenggara jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Pemerintah menuangkan aturan perundang undangan dalam undang-undang yang mengatur sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Dalam upaya mewujudkan JKN perlu ada upaya upaya preventif dan promotif untuk melakukan pencegahan guna menekan biaya kesehatan yang terus meningkat, kedepan komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar 5 persen akan lebih ditekankan pada kegiatan pencegahan (preventif) dan promotif, sehingga kesempatan ini dilakukan untuk memperbaiki pembangunan kesehatan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
“Paradigma sehat dan pembangunan sehat hanya terwujud bila setiap sektor bekerjasama. Sebab masalah kesehatan ternyata butuh perhatian untuk memperbaiki sumber daya berkualitas
KERANGKA KEBIJAKAN JKN
Dalam penyediaan jasa pelayanan kesehatan didalam rangka menukseskan dan mendukung program JKN isu yang mendominasi atas pelaksanaan JKN tersebut, menimbulkan masalah tersendiri bagi untuk rumah sakit dengan tuntutan perlu adanya standarisasi seperti akreditasi rumah sakit pola pembiyaan yang efisien dan akuntabilitas.
Dalam memberikan nilai tambah pada pengguna didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui JKN perlu dilakukan penyempuranaan di dalam seluruh rangkaian aktiftas pelayanan sejak pra pelayanan , ,roses pelayanan hingga pasca pelayanan, yang mana harus didukung oleh aktifitas pendukung seperti kemampuan SDM yang mumpuni, sistem keuangan yang sesuai standarisasi, tehnologi dan informasi yang memadai, sehingga akan diperoleh nilai tambah pada pelaksanaan JKN.
Perkembangan dunia akan semakin terbuka, akan memaksa negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat kawasan regionalnya, salah satunya yaitu dengan penerapan pasar bebas, dan mulai 1 Januari 2016 ini Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana di dalam pasar bebas ini, produk-produk barang, jasa hingga tenaga kerja di negara-negara ASEAN akan saling bersaing, sehingga praktis akan banyak tenaga kerja yang akan masuk ke Indonesia dan secara tidak langsung akan berdampak pula pada sektor pelayanan kesehatan.
Maksud dan tujuan
Diskusi ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk
- Mendiskusikan apa yang akan terjadi di tahun 2016
- Mendapatkan masukan mengenai peran PKMK untuk mengantisipasi perubahan dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik
- Menyusun rencana dan melaksanakan hasil diskusi ini dengan pihak terkait
Waktu dan pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilakukan dengan diskusi dan melalui webinar, pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 12 Januari 2016
Jam : 08.30 – selesai
Tempat : Hotel Santika
Presenter:
- Sarwestu Widyawan, ST.,MPH
- dr.Andreasta Meliala, MAS, MKes.
Pembahas:
- Kemenkes
- Kemendagri
- PERSI
- ARSADA Pusat
Audience:
- Manajer RS
- Dosen MMR UGM
- Konsultan dan peneliti PKMK FK UGM
- Mahasiswa dan Alumni MMR UGM
Agenda (tentatif):
No | Waktu | Topik | Penyaji/Narasumber |
1 | 08.30 – 09.00 | Outlook Manajemen Rumah Sakit Pasca JKN dan Menjelang MEA | Sarwestu Widyawan, ST.,MPH |
2 | 09.00 – 09.30 | Outlook SDM Kesehatan: “unfinished business 2015” vs tantangan MEA 2016 | DR. Dr. Andreasta Meliala, MAS, MKes |
3 | 09.30 – 10.30 | Pembahasan |
Kemenkes (Biro Kepegawaian, BUK, PPSDM) Kemendagri PERSI ARSADA Pusat |
4 | 10.30 – 11.30 | Diskusi |
Moderator: Yos Hendra |
5 | 11.30 – 12.00 | Kesimpulan dan penutup |
Sarwestu Widyawan ST., MPH dan DR. Dr. Andreasta Meliala, MAS, MKes |
Anggaran
Kegiatan ini menggunakan anggaran yang bersumber dari PKMK FK UGM