JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) terus melanjutkan ekpansi penambahan rumahsakit baru. Tahun ini, perseroan menargetkan akan mengoperasikan tujuh unit rumahsakit baru.
Romeo Lledo, Direktur Utama SILO, mengatakan, mengawali tahun ini perseroan telah mengoperasikan satu rumahsakit baru di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Rumahsakit ini mulai menerima pasien hari ini,” kata Romeo kepada KONTAN, Senin (25/1).
Kehadiran rumahsakit Labuhan Bajo tersebut menjadi rumah sakit ke-21 yang dioperasikan perseroan. Sementara rumahsakit lain yang direncanakan beroperasi tahun ini adalah Siloam Yogyakarta dan Siloam Buton (Bau-bau). Romeo bilang, kedua rumahsakit tersebut tengah menunggu perizinan.
Sebetulnya, Siloam Jogyakarta ditargetkan bisa beroperasi pada akhir tahun 2015. Tahun lalu, induk perseroan, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) bahkan berencana mengalihkan rumahsakit tersebut ke Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang dikelola perusahaan managemen invetasi Firts Reit Singapura yang juga masih anak usaha LPKR. Pembangunan rumah sakit di Yogyakarta sebenarnya sudah rampung sejak April 2015 lalu. Namun, pengoperasiannya terhalang proses perizinan yang tak kunjung diperoleh.
Sementara itu, Romeo belum mau menyebutkan empat rumahsakit baru lainnya yang akan dibuka tahun ini. Yang jelas, SILO juga tengah melakukan pembangunan sembilan rumahsakit lagi di Sorong, Bogor, Jember, Bangka Belitung, Lubuk Linggau, Semarang, Ambon, Makassar, Bandung dan Cempaka Putih.
SILO juga tengah membangun 17 rumahsakit kecil dengan jumlah tempat tidur sekitar 45-60 atau yang disebut dengan Medica Siloam. Romeo berharap bisa mengantongi izin operasi seluruh Medica Siloam tahun ini. Medica Siloam tersebut antara lain terletak di Nine Residence Jakarta, Surabaya Cito, Bekasi Grand Mall, Sentul Bellanova, Kalimalang, Samarinda, Gajah Manda Plaza, Blu Plaza Bekasi, Pluit Village, Gunung Sahari, Metropolis Tangerang, dan Kuningan Tower.
Tahun ini, SILO mengangarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 90 juta. Dana tersebut akan dianggarkan dari kas internal perseroan serta dari LPKR sebagi induk perseroan. Hanya saja, Romeo belum memerinci besaran capex yang dialokasikan dari induknya. Dana tersebut akan digunakan melanjutkan pembangunan rumahsakit baru dan penambahan peralatan rumahsakit.
Selain membangun rumahsakit baru, SILO juga akan terus mejajaki kesempatan untuk mengakuisisi rumahsakit yang sudah ada. Kendati demikian, Rome bilang, akuisisi rumahsakit tidak termasuk dalam pipeline perseroan tahun ini.
Tahun lalu SILO sebetulnya berencana mengakuisisi dua rumahsakit. Namun, rencana tersebut dibatalkan lantaran kondisi ekonomi yang kurang mendukung.
Senin (25/1), harga saham RP 9.025 per saham.
Sumber: kontan.co.id