GORNONTALO – Kondisi rumah sakit umum Prof Aloe Saboe (RSAS) Kota Gorontalo dalam beberapa hari terakhir mengalami over kapasitas pasien. Jumlah pesian membludak, ruangan dan tempat tidur di rumah sakit tidak cukup. Tak hanya itu, dalam kondisi kelebihan jumlah pasien, ketersediaan obat-obatan justeru menpis.Beberapa pasien bahkan mengaku harus menebus obat yang direspkan dokter di apotek di luar rumah sakit, karena stok rumah sakit kosong.Seprti yang dikatakan salah satu keluarga pasien, Gonie. Ia mengaku obat omeprasole injeksi dan beberapa jenis obat lainya tidak lagi ada di rumah sakit.
“Terpaksa saya beli di luar,”kata Gonie.Padahal sebelumnya,menurut Gonie ia tidak pernah membeli obat di luar rumah sakit. “Kosong obat ini sejak mulai membludak pasien,”kata Gonie (18/1).
Sementara pantuan Gorontalo Post, sejumlah pasien bahkan hanya dirawat di lorong irena rumah sakit, karena seluruh ruangan telah terisi. Beberapa pasien bahkan kehabisan tempat tidur. Kondiri gerah pun tak bisa hindari pasien.
RSAS Gorontalo pada dasarnya hanya mampu menampung 350 pasien, sesuai jumlah tempat tidur yang tersedia. Namun dalam sepekan terakhir ini, jumlah pasien melonjak hingga mencapai 454 pasien. Hal ini bukan hanya memaksa pasien untuk berdesakan, bahkan tak kebagian tempat.
Tetapi juga membuat beberapa pasien antri untuk mendapatkan pelayanan. “Benar kami saat ini mengalami over kapasitas, ini jauh lebih sedikit karena beberapa hari lalu jumlah pasien bahkan mencapai 470 orang,” tutur Kepala Bagian Humas RSAS Sitty Dahlia Syarief.
Hal ini membuat pihak rumah sakit harus putar otak melakukan pengadaan tempat tidur tambahan, bahkan sampai harus meminta selfbed yang biasa digunakan pasukan saat tugas lapangan dari Kompi 713 hingga ke Badan SAR Nasional.
Tak hanya itu untuk mensiasati jumlah pasien, RSAS juga terpaksa mengeluarkan tempat tidur yang ada di poli utuk digunakan,Melonjaknya jumlah pasien tersebut jelas Sitty Dahlia Syarief dikarenakan mewabahnya berbagai penyakit, seperti DBD, Typus, dan Diare. Dan ketiga penyakit yang mendominasi tersebut diderita oleh anak-anak.
Bukan hanya masalah tempat tidur, RSAS juga kewalahan menangani jumlah pasien yang terus bertambah, bahkan persediaan obat terus menipis. “Anak-anak paling banyak, baik NICCU dan Irda full pasien anak. Untuk obatan kita sudah berusaha, jika stok sudah menipis, kita langsung memesan obat dari distributor. Untuk saat ini semua pasien bisa kita tangani,” tuturnya.
Meski jumlah pasien terus bertambah jelasnya, namun RSAS Gorontalo mau tidak mau harus menampung. Sebab sebagian besar pasien yang masuk merupakan pasien rujukan dari luar Kota Gorontalo, dan juga dari rujukan rumah sakit yang typenya dibawah RSAS Gorontalo. “Kejadian ini merupakan sejarah bagi RSAS, sebab tahun-tahun sebelumnya jumlah pasien itu paling banyak 370 orang.
Namun ini sampai mencapai 470 pasien,” tutupnya. Semetara itu Walikota Marten Taha menanggapi kejadian tersebut menegaskan Pemerintah Kota Gorontalo memberikan perhatian lebih agar proses pelayanan di rumah sakit bisa meningkat. Salah satunya ditahun ini Pemkot rencana menambah 50 tempat tidur baru, dan menambah ruang pelayanan.
“Kita menyadari bahwa rumah sakit ini, bukan hanya miliki Kota Gorontalo saja, tetapi juga melayani pasien dari daerah lain bahkan, dari luar Gorontalo. Oleh karena itu kami berencana melakukan pengadaan tempat tidur dan ruang pelayanan yang baru,” tutur Marten Taha Salah satunya yang bakal ditambah adalah ruang pelayanan ICCU untuk anak.
Pasalnya jelas Marten Taha saat ini ICCU RSAS sudah tidak mampu menampung jumlah pasien. “ICCU ini akan kita buat gedung baru dengan kapasitas 15 hingga 20 pasien. Sebab saat ini kapasitas ICCU yang dimiliki hanya untuk 8 pasien, tapi sudah melayani hingga 15 pasien,” tutur Marten. (nat)
Sumber: gorontalopost.com