manajemenrumahsakit.net :: Tanjungpinang
Archive for 2015
Bayi Tertukar, Ayah Tuntut Tanggung Jawab Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: MEDAN – Dua bayi perempuan yang baru lahir di Rumah Sakit Sufina Aziz, Jalan Karya Baru, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, diketahui tertukar. Tertukarnya dua bayi tersebut akibat kelalaian suster yang memandikan bayi. Akibat kejadian itu, salah satu orangtua bayi tidak terima bayinya dikatakan tertukar.
Tertukarnya dua bayi perempuan tersebut terungkap pada Minggu 14 Juni 2015 malam. Ketika itu, seorang suster rumah sakit mengatakan bahwa bayi pasangan Abdul Rahman dan Risna Yanti tertukar dengan bayi pasien di kamar lain.
Mendengar hal tersebut, Abdul Rahman selaku ayah tidak terima dengan perkataan suster. Sambil menunjukkan foto anak perempuannya, ia bersikeras bahwa anak perempuannya tidak tertukar dengan anak dari pasien lain seperti yang dikatakan oleh suster.
Sementara itu, pihak rumah sakit mengaku akan bertanggung jawab dan memastikan kedua bayi tersebut dengan memanggil dokter yang melakukan operasi dan memeriksa rekam medik kedua bayi. Meski demikian, pihak orangtua bayi masih meminta pihak rumah sakit untuk melakukan tes DNA.
“Pihak rumah sakit harus melakukan tes DNA agar memiliki kepastian bayi mana yang merupakan anak saya,” tutur Abdul Rahman, Senin (15/6/2015).
Semua rumah sakit di Vietnam sudah siap menghadapi wabah penyakit MERS
manajemenrumahsakit.net :: Kementerian Kesehatan Vietnam telah menyusun tiga skenario sesuai dengan 3 situasi yang bisa terjadi untuk menghadapi wabah penyakit MERS apabila wabah penyakit ini masuk Vietnam. Skenario pertama pada saat Vietnam belum mencatat kasus kejangkitan MERS; skenario ke-2 disiapkan jika ditemukan MERS di Vietnam, sedangkan skenario ke-3 ialah kalau MERS melanda luas di masyarakat.
Di kota Hanoi, Dinas Kesehatan kota Hanoi meminta kepada 5 rumah sakit untuk menyusun langkah karantina dan pengobatan sesuai dengan setiap situasi kongkrit. Jika ditemukan orang kejangkitan MERS yang pertama, maka dia akan diantar ke Rumah Sakit Penyakit Tropika Pusat.
Sementara itu di kota Ho Chi Minh (Vietnam Selatan) juga akan ada 3 tempat yang bisa melakukan karantina dan pengobatan pasien MERS. Dokter Le Manh Hung, Wakil Direktur Rumah Sakit Penyakit Tropika kota Ho Chi Minh, memberitahukan:
Manajemen RS Columbia Asia Gelar Sunatan Massal
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Manajemen Rumah Sakit Columbia Asia Medan (RSCAM) menggelar sunatan massal, Minggu (14/6) di Conference Room Lt I RSCAM Jalan Listrik, Medan. Sunatan massal digelar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan sudah menjadi kalender tahunan rumahasakit bertaraf internasional tersebut.
“Sebanyak 65 orang anak-anak yatim dari pengajian majelis Taklim Halimah Sumut mengikuti sunatan massal ini. Melayani anak-anak dokter spesialis bedah diturunkan bersama tim medis (perawat) mendampingi dokter,” kata Manager Operation RSCAM Deasi Muchtar kepada wartawan, Minggu (14/6).
Deasi di dampingi Marketing Eksekutif RSCAM Henny Octaviani mengatakan sunatan massal ini salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) RS Columbia Asia Medan. Kegiatan serupa pernah digelar di RSCAM dan di rumah tahanan (Rutan) anak.
Menurut Deasi dan Henny, program CSR RS Columbia Asia Medan setiap tahun dilaksanakan baik berupa bakti sosial, pengobatan gratis, operasi katarak dan penghijauan. Kegiatan sosial atau bakti sosial yang digelar tersebut tidak hanya di sekitar rumah sakit tapi juga ke daerah lain atau kabupaten lain seperti di Kabupaten Deliserdang, dan Labuhanbatu.
Kepada MedanBisnis, Henny Octaviani mengakui kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak kurang mampu. Peserta sunatan massal setiap tahun bergantian dan mengutamakan anak-anak dari keluarga kurang mampu. (mulyadi hutahaean)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Surat Terbuka Untuk Rumah Sakit Siloam Manado, Terkait Perlakuan Buruk Pada Pasien BPJS
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta
WHO: tidak Ada Penyebaran MERS di Luar Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: SEOUL — Badan kesehatan dunia PBB, World Health Organization (WHO) menegaskan tempat penyebaran wabah sindrom pernafasan Timur Tengah, Ahad (14/6). Virus MERS hanya menyebar di rumah sakit dan fasilitas kesehatan.
”Tidak ada penyebaran di luar rumah sakit ke komunitas yang lebih luas,” kata WHO. Pakar penyakit infeksi dari WHO dan Korsel mengatakan tidak ada bukti bahwa virus menyebar dengan mudah di komunitas luas.
Wabah hanya mencakup pasien rumah sakit, anggota keluarga yang menjenguk dan staf medis. Asisten direktur WHO, Keiji Fukuda mengatakan membeludaknya ruangan darurat rumah sakit berkontribusi pada transmisi virus.
Padahal biasanya penyebaran jarang terjadi. Kebiasaan menjenguk orang sakit di Korsel juga mempengaruhi penyebaran. ”Sekarang, kita harus lebih mengantisipasi lebih banyak kasus karena wabah telah meluas dan kompleks,” kata Fukuda.
Jumlah kasus bertambah banyak hingga Ahad. Kasus tersebut melibatkan orang yang sebelumnya telah terinfeksi. Meski demikian, jumlah kasus baru telah menurun.
Fukuda mengatakan hasil sekuen sampel virus tidak menunjukan adanya tanda peningkatan kemampuan virus dalam transmisi. ”Infeksi sepertinya akan stagnan,” kata dia dilansir
Korupsi Alkes RSUD Jambi, Kejagung Sita Uang Rp4 Miliar
manajemenrumahsakit.net :: Tim jaksa penyidik pidana khusus (pidsus) Kejaksaan Agung terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi pada pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher di Provinsi Jambi.
Penyidik berhasil menyita sejumlah uang dari salah satu tersangka kasus tersebut. “Tim penyidik telah melakukan penyitaan sebanyak 4 milliar dari pihak Zuherli,” ujar Kasubdit Penyidikan Pidana Khusus Kejaksaan Agung, Sarjono Turin di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis, 11 Juni 2015.
Ia memaparkan, dugaan tindak pidana korupsi ini terjadi dalam pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan di tahun anggaran 2011. Nilai dari proyek pengadaaan ini mencapai Rp49,9 milliar. “Itu untuk pengadaan sebanyak 16 item pada 82 unit,” ujarnya menambahkan.
Jaksa menduga, ada indikasi permainan harga dalam pengadaan alat dan obat-obatan tersebut. “Ada permainan harga, tidak sesuai dengan spek,” ujarnya.
Sehingga proyek ini secara jelas telah merugikan negara. Turin menyebutkan bahwa berdasarkan pemeriksaan sementara BPKP, kerugian negara telah mencapai Rp25 milliar. Untuk itu, dia mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk segera mempercepat proses pengembalian uang negara.
“Kita harapkan proses ini cepat berlangsung supaya cepat selesai dan segera kita limpahkan.”
Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Tony Spontana menyatakan, uang hasil penyitaan penyidik telah dititipkan sementara ke salah satu bank. “Uang sitaan tersebut dititipakan (penitipan tanpa bunga) ke BRI Cabang Kebayoran Baru yang sewaktu-waktu diperlukan untuk kepentingan penyelesaian perkara, pihak BRI wajib menyerahkan kembali kepada Kejaksaan Agung RI,” ujarnya.
Kejaksaan Agung telah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) RSUD Raden Mataher, Jambi, yang juga menjabat Direkur Pengembangan SDM dan Sarana Prasarana, Mulia Idris Rambe dan Direktur PT SMS, Zuherli.
Sumber: berita45news.com
90 Persen Pasien RSJ Bangli Idap Skizofrenia
manajemenrumahsakit.net :: Bangli. 90 Persen Pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli mengalami Skizofrenia. Sementara sisanya mengalami gangguan mental organik yang berubungan dengan epilepsi, gangguan afektif, dan gangguan jiwa akibat pemakaian narkoba.
“Dari 308 pasien di sini saat ini, sekitar 90 persen yang dirawat inap mengalami Skizofrenia,”ujar Ketua komite Medik RSJ Bangli, Gusti Ngurah Putra Astawa, di Bangli, beberapa waktu lalu.
Untuk proses penyembuhan, pasien gangguan jiwa Skizofrenia ini menjalani terapi dengan obat. Saat kondisi mulai membaik, para pasien ini juga mendapat terapi lain seperti terapi penyembuhan dengan cara melukis, pertanian, kerajinan, membuat batako, sulam menyulam, dan membuat canang.
“Yang parah kita terapi dengan obat, setelah kondisi membaik kita juga beri psikoterapi,”ujarnya.
Astawa menambahkan, Skizofrenia mempunyai ciri khas, yakni pasien seringkali merasa merasa dirinya tidak sakit gangguan jiwa.
“Pasien gangguan ini biasanya tidak merasa dirinya sakit, tapi orang lain yang malah dibilang sakit. Akibatnya lingkungan yang merasa terganggu. Penyakit ini sebenarnya bisa sembuh, namun jika ada yang gagal disembuhkan, itu karena pasien bersangkutan tidak mau minum obat karena tidak merasa dirinya sakit,”paparnya.
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal. Seringkali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). [bbn/win]
Sumber: beritabali.com