Dear Pengunjung website, Tantangan bagi RS Swasta milik Perusahaan Pada era perubahan serba cepat ini, semua rumah sakit tanpa kecuali menghadapi tantangan untuk bertahan hidup dan berkembang. RS milik PT Cipta Nirmala (RSSG dan RSSG Tuban) yang menjadi mitra utama PT Semen Gresik untuk pelayanan kesehatan menghadapi kenyataan dimana masyarakat Gresik khususnya karyawan perusahaan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap mutu pelayanan. Disisi lain, masyarakat umum memiliki akses yang sangat mudah terhadap RS-RS besar berteknologi canggih di Kota Surabaya. Oleh karena itu, RSSG dan RSSG Tuban perlu melakukan inovasi agar tetap dapat diterima oleh pangsa pasar sasarannya. Reportase: Pelantikan Pengurus PERSI Cabang DIY Periode 2015 – 2018 Dr. Syafak Hanung, SpA, MPH yang juga merupakan direktur RSUP Dr. Sardjito terpilih sebagai ketua PERSI Cabang DIY Periode 2015-2018. Syafak menyatakan harapannya agar seluruh RS di DIY bahu membahu dalam menghadapi masalah yang dihadapi bersama. Dinkes DIY berharap RS di Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan cara meningkatkan mutu pelayanan. Sementara itu, Ketua PERSI Pusat berharap pengalaman RSUP Dr. Sardjito dalam mempersiapkan akreditasi bisa menjadi pelajaran bagi RS lain untuk mengantisipasinya. Acara ini diisi juga dengan Seminar bertajuk “Akreditasi RS Ditinjau dari Manajemen Risiko.”
|
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
RBA atau RKA? |
|
Patient-Centered Care: Faktor apa yang paling mempengaruhi? |
Archive for 2015
Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis PT Cipta Nirmala dan Business Plan RS Semen Gresik-Tuban dengan PKMK UGM
Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis PT Cipta Nirmala dan Business Plan RS Semen Gresik-Tuban dengan PKMK UGM
Dr. Hendrawan, Sp.Rad dan Mohammad Tajuddin*
Diawali harapan, tekad dan keinginan manajemen PT Cipta Nirmala sebagai holding RSSG dan RSSG TUBAN, untuk memiliki perencanaan pengembangan perusahaan yang terpadu,terarah dan komprehensif dan sekaligus berfungsi sebagai Guideline (blueprint)perusahaan 5 tahun kedepan, maka sejak awal 2015, dibentuk Tim Renstra Korporat – RS sebagai tim counterpart dengan PKMK UGM dalam penyusunan renstra korporat dan business plan RSSG-TUBAN, melalui SK Dirut PT Cipta Nirmala No. 001/Kpts/Dir/2015 yang beranggotakan staf multidisipliner.
Pertemuan pendahuluan dilakukan pada bulan Februari 2015 antara PKMK yang diwakili langsung Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD dan ibu Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes, sedangkan dari PTCN hadir ibu Dra.Ferdiana Gaffar, Ak (Dir Keuangan PT Cipta Nirmala),dr. Muchdor SpB.FINACS (Ka RS) dan 2 orang perwakilan tim Renstra Counterpart RSSG-Tuban.
Penyusunan dimulai akhir Maret 2015 dan selesai bulan September 2015. Metode pendampingan penyusunan business plan oleh PKMK dilakukan melalui Workshop dan Webinar. Penyusunan renstra korporat didukung oleh dr. Sigit Riyarto M.Kes sebagai konsultan dengan metode pendampingan biasa.
Hasil dari dokumen renstra korporat maupun business plan RS mengarahkan RSSG untuk meningkatkan status dari Kelas C ke Kelas B. Selain itu, RSSG akan melakukan berbagai inovasi pelayanan dan meningkatkan kapasitas layanan premium dengan memanfaatkan lahan di area belakang RS saat ini. Business plan RSSG Tuban memuat rencana pengembangan bertahap dari klinik utama saat ini menjadi RSIA pada tahun 2018 dan menjadi RS Kelas D pada tahun 2020.
Pada akhir kegiatan dilakukan pertemuan untuk mempresentasikan hasil renstra korporat dan Business Plan RS didepan direksi, ka-RS dan tenaga pimpinan dilingkungan PT Cipta Nirmala sekaligus sebagai sosialisasi, konsolidasi, menyamakan persepsi dan membangun komitmen.
——
* Tim Penyusun Business Plan RSSG
Rumah Sakit Medistra Lubuk Pakam Terbakar
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam mengalami kebakaran, sekitar jam 10.00 Wib, Senin (28/9/2015), akibatnya pasien yang sedang dirawat berhamburan keluar guna menyelamatkan diri.
Dikutip sipayo.com dari tribunnews, Para pasien menyelamatkan diri keluar gedung. Telihat jelas kepanikan diatar keluarh pasien. Diantar mereka ada yang menggelar tikar di halaman rumah sakit untuk tempat duduk.
Para perawat rumah sakit juga terlihat sibuk untuk menangani pasies agar selamat dari amukan si jago merah.
Menurut Humas RS Grand Medistra Emra Sinaga yang saat kejadian berada di medan memebenarkan terjadi kebakaran di Rumah sakit medistra, api berasal dari ruangan direktur.
” Ya, kebakaran, informasi awal, katanya ruangan direktur yang terbarkar” Ujar Emra
Sumber: sipayo.com
Upaya RS Adam Malik Jadi Rumah Sakit Nasional
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Direktur RS Adam Malik Medan Yusirwan Yusuf menuturkan, operasi transplantasi di RS Adam Malik merupakan salah satu bentuk usaha RSUP H Adam Malik Medan menjadi pusat rumah sakit nasional, di wilayah Sumatera khususnya. Tapi, untuk menjadi rumah sakit nasional, harus ada pelayanan rujukan yang harus dikelola rumah sakit, minimal 5 provinsi.
Operasi ini merupakan salah satu bentuk rencana yang dituangkan dalam rencana strategis bisnis yang dikembangkan sekali dalam lima tahun. Dan jelas-jelas layanan unggulan yang ditetapkan adalah transplantasi hati.
“Transplantasi hati ditetapkan karena kita punya tenaga atau SDM (sumber daya manusia), yang sejak jauh hari sebelumnya sudah dipersiapkan untuk tindakan operasi ini. Pelaksanaan operasi transplantasi hati ini mungkin di luar Jawa baru dilakukan di RS Adam Malik Medan. Jawa pun baru Surabaya, Jakarta dan Semarang,” jelas Yusirwan, Senin (28/9).
Yusirwan berharap, agar operasi transplantasi hati ini merupakan lompatan pelayanan RSUP H Adam Malik Medan menjadi rumah sakit berskala nasional. Terlebih peningkatan penyakit hati kini semakin tinggi frekuensinya dan biayanya cukup mahal, tentunya tindakan transplantasi merupakan suatu pilihan.
“Kalau transplantasi hati sudah kita laksanakan secara rutin seperti transplantasi ginjal, maka bisa menghemat biaya. Tak bisa dipungkiri operasi di sini bisa lebih murah,” katanya.
Yusirwan juga membenarkan pembiayaan kedua pasien ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Mungkin karena belum ada item khusus biaya transplantasi hati, maka biayanya diambil setingkat transplantasi ginjal. Namun karena tindakan ini lebih mahal, sisanya diakomodir dalam anggaran rumah sakit yang sudah direncanakan sejak awal.
“Pasca operasi ini, banyak hal-hal yang akan kita sikapi ke depan. Ini bukan proyek semusim, akan kita kembangkan terus. Termasuk regulasi obat-obatan, alat-alat medik yang dipersiapkan. Pencurahan ilmu juga akan kita kembangkan dari Korea. Sehingga kita bisa betul-betul menjadi yang pertama semua tindakan dilakukan dokter Indonesia,” terangnya.
Ke depan, tambahnya, RSUP H Adam Malik Medan berharap bisa memenuhi peralatan medik untuk operasi, baik dari APBN maupun non APBN. Karena manajemen tidak mau tindakan selesai sampai disini, harus berlanjut. Di Korea sendiri, lanjutnya, tingkat keberhasilan transplantasi hati lebih dari 95%, dan ini tidak hanya dari donor hidup. “Ini yang akan kita tiru,” sambung dia.
Terkait regulasi pengadaan obat dan peralatan, jelas Yusirwan, dia akan meminta percepatan dari pemerintah daerah atau kementerian kesehatan, terutama obat-obatan. Karena apapun yang dimasukkan ke tubuh, organ pasti akan melakukan penolakan. Dan obat-obatan tranplantasi ini, di Asia Tenggara pun belum beredar.
“Karenanya, kita ingin pemerintah membantu, baik dari BPJS Kesehatan atau Kementerian Kesehatan agar pengadaan obat ini bisa dilakukan, karena yang sekarang masih gratis diberikan tim Korea jika dilaksanakan sendiri, tentu butuh obat-obat ini. Agar realisasi transplantasi hati ini dapat menjadi kenyataan,” tuturnya.
Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) RSUP H Adam Malik Medan, yakni Prof Bachtiar Surya menuturkan biaya untuk melakukan transplantasi hati ini memang cukup besar. Hingga kemarin, tim belum mendapatkan angka pasti yang sudah dikeluarkan untuk pelaksanaan operasi ini. Tapi seperti yang pernah dilakukan di Jakarta, biaya diperkirakan diatas Rp1 miliar.
“Jadi berdasarkan informasi, BPJS Kesehatan akan menanggung sekitar Rp200 juta dari biaya operasi. Kelebihannya, rumah sakit yang menanggulangi,” ujarnya.
Dituturkan dokter spesialis bedah digestif ini, tim transplantasi hati sebenarnya sudah digagas sejak 3 tahun lalu. Tim ini dibentuk lantaran terlihat peningkatan yang signifikan terhadap penderita penyakit liver atau hati ini. Dimana, ada satu tahapan dimana liver atau hati ini tidak bisa lagi diobati, harus diganti. Makanya, dicarilah jalan mengganti dengan transplantasi dari donor yang sehat. Dan Senin (21/9) kemarin akhirnya terealisasi.
“Peralatan operasi, sebagian milik kita (RSUP H Adam Malik Medan), sebagian dibawa dari Korea. Tak hanya membantu peralatan, tim Korea Selatan juga support (dukung) obat-obatan, yang sangat jarang ada,” jelas dia. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Memberikan Fasilitas Kartu Sehat Mahasiswa
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin (RSPBA) telah bekerja sama dengan Universitas Malahayati untuk memberikan kenyamanan kepada mahasiswa asrama. Salah satunya adalah dengan memberikan Kartu Sehat Mahasiswa (KSM).
Selain KSM, RSPBA juga melayani pasien umum, pasien BPJS Kesehatan (Askes, Jamsostek, Jamkesmas, Jamkesta), pasien Jamkeskot (Bandar Lampung), asuransi, perusahaan dan jasa raharja.
KSM
Bisnis Rumah Sakit Makin Menggiurkan, Creador Incar Saham RS Hermina
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Naiknya belanja kesehatan masyarakat membuat bisnis rumah sakit di Indonesia dilirik banyak investor. Salah satu investor yang akan masuk ke bisnis ini adalah perusahaan
Pelantikan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta
Reportase
Pelantikan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta
Periode 2015-2018
Reporter: Tri Yuni Rahmanto
Pada Rabu, 23 September 2015 lalu telah berlangsung pelantikan pengurus baru PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Cabang DIY untuk periode 2015-2018 di Ruang Utama Gedung Diklat Lantai IV RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Dalam sambutannya setelah pelantikan, Ketua PERSI cabang DIY yang baru dr. Syafak Hanung, Sp.A, MPH., yang juga direktur RSUP Dr. Sradjito menyampaikan bahwa permasalahan perumahsakitan di Indonesia saat ini semakin meningkat baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya, tapi tentu saja tidak ada masalah yang tidak terselesaikan. Dengan kebersamaan RS (DIY khususnya), diharapkan secara sinergis seluruh RS dapat bahu membahu dan berkerjasama memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sehingga tujuan PERSI terwujud seperti yang diharapkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DIY yang diwakili oleh Sekretaris Dinas menegaskan kembali bahwa saat ini kita sudah dihadapkan pada era Masyarakat Ekonomi Asia yang harus dihadapi dengan peningkatan mutu pelayanan RS agar dapat bersaing dan menjadi tuan rumah di wilayah sendiri. Oleh karena itu, PERSI DIY dipandang mempunyai peran sentral dalam pelayanan kesehatan terutama pelayanan rumah sakit serta merupakan kunci sukses dalam pelaksanaan JKN di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya.
Kemudian Dr. dr. Sutoto, M.Kes selaku ketua PERSI Pusat menggarisbawahi pernyataan pembicara sebelumnya dengan menggambarkan tatangan RS di Indonesia saat ini adalah Akreditasi Rumah Sakit yang digambarkan sebagai “tsunami” kecil bagi RS. RSUP Dr. Sardjito diharapkan bisa menjadi pelopor dan penggerak seluruh RS dalam menghadapi Akreditasi RS. Tantangan yang lain adalah era JKN dimana sistem asuransi dan penjaminan menjadi hal yang tak terhindarkan dalam pelayanan kesehatan. Menurut Sutoto selanjutnya, era JKN menjadikan RS tergolong dalam beberapa tipe. Tipe yang pertama adalah RS “unhappy”, yang oleh karena perubahan tersebut RS tidak mau beradaptasi dan melalukan antisipasi pada berbagai fungsi, sehingga yang ada mengeluh dan mengeluh tanpa perbaikan. Tipe yang kedua adalah tipe RS “happy”, RS ini sangat adaptif terhadap perubahan, dinamis dalam berorganisasi dan terjadi sinergi yang harmonis antara manajemen dan profesional fungsional di RS, mereka mampu membaca situasi dan mencari peluang dalam perubahan apapun. Tipe selanjutnya adalah RS “survive”, yang berkonsentrasi pada segmen pasar kelas atas, pelayanan VVIP, medical tourism dan memang tidak berkomitmen untuk bekerjasama dengan BPJS. Tipe yang terakhir adalah RS “bersyukur”, karena belum pernah berhitung dengan unit cost dalam penentuan tarif, dan ternyata beberapa tarif INA-CBGs lebih tinggi dari tarif RS yang telah ada.
PERSI mengajak seluruh RS untuk selalu mencermati INA-CBGs sebagai alat untuk kendali biaya disamping kendali mutu dalam pelayanan di RS. PERSI juga selalu mengajak BPJS untuk tidak henti-hentinya melakukan evaluasi terhadap tarif INA-CBGs sehingga dapat memberikan manfaat ke semua pihak.
Selain acara pelantikan pengurus, siang itu juga terdapat acara seminar dengan tema “Akreditasi RS ditinjau dari Manajemen Risiko” dengan nara sumber Dr. dr. Sutoto, M.Kes dan “Peran Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) dalam Manajemen RS” oleh Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS. selaku ketua BPRS. Dalam penjelasannya, Sutoto menggambarkan banyak standar dalam Akreditasi RS merupakan upaya pengelolaan pencegahan risiko dalam manajemen risiko, seperti standar kualifikasi dan pendidikan staf, standar pengendalian dan pencegahan infeksi serta standar lain dalam akreditasi. Kesimpulannya, seluruh standar dalam akreditasi dibuat untuk mencegah risiko terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam pelayanan rumah sakit. Sementara itu, Slamet Riyadi Yuwono menyampaikan peran BPRS dalam permasalahan rumah sakit adalah pengawasan dan pembinaan pada lingkup non-teknis yang bersifat eksternal seperti masalah perijinan, penetapan kelas RS dan konflik konflik dengan pihak eksternal, sehingga BPRS lebih berperan dalam memberikan pertimbangan kepada regulator dalam penentuan penyelesaian masalah-masalah yang mengenai sebuah RS.
Pada akhir acara, dilanjutkan dengan ramah tamah sambil menikmati makan siang seluruh pengurus PERSI baru dengan tamu undangan seluruh direksi RS wilayah Yogyakarta yang berjumlah sekitar 74 RS. (TYR).
RS Pirngadi ‘Genjot’ Mutu Pendidikan Dokter
Medan. Selain memberikan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit (RS) Pirngadi juga sebagai RS Pendidikan yang berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Keberadaan RS Pendidikan tersebut mempunyai arti sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
“Bahkan Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran,” ungkap Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, dr Edwin Effendi MSc, Sabtu(27/9).
Untuk itu, kata Edwin, pihaknya akan terus menggenjot peningkatan pendidikan terhadap calon dokter dan dokter spesialis yang ‘magang’ di rumah sakit plat merah itu. “Makanya kita terus melengkapi, menyempurnakannya demi kepentingan pendidikan,” jelasnya.
Dengan adanya peningkatan ini, kata Edwin lagi, diharapkan dapat menghasilkan peserta-peserta didik yang lebih berkualitas. “Teknisnya seperti apa, akan kita bahas kelanjutannya dengan pihak fakultas (kedokteran),” jelasnya.
Sehingga, kata Edwin, setelah mendapat rumusan langkah apa saja yang diambil, pihaknya akan mengimplementasikannya terhadap peserta didik kedokteran. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh masyarakat. “Ini juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan. Makanya, ini akan terus kita lakukan,” tegasnya. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com
RS Awal Bros Siapkan Alat Pemeriksa Kadar Karbonmonoksida
PEKANBARU – Sudah mulai merasakan dampak kabut asap pada tubuh? Kali ini ada Informasi terbaru untuk masyarakat Riau khususnya Pekanbaru yang diyakini sudah menghirup udara bercampur polutan berbahaya akibat kabut asap, untuk mengetahui seberapa jauh anda terpapar dengan Karbonmonoksida saat ini rumah sakit Awal Bros Pekanbaru menyediakan alat pemeriksa.
CO Analyzer, merupakan alat pemeriksa yang berfungsi untuk pemeriksaan kadar karbonmonoksida yang ada dalam tubuh.
“Bagi Anda yang ingin mengetahui seberapa jauh terpapar dengan karbonmonoksida, terutama dalam kondisi ASAP yang semakin parah,” ujar
Public Relation Rumah sakit Awal Bros Pekanbaru Hary Risky
Masyarakat dapat langsung datang ke RS Awal Bros Pekanbaru untuk pemeriksaan kadar karbonmonoksida dan berkonsultasi langsung dengan dokter yang bersangkutan, untuk informasi lebih lanjut anda dapat hubungi
Customer Care RSAB (0811 7510599) atau Lifestyle Center (0813 78072727).
RS Swasta Tak Berhak Menyelenggarakan UTD
Medan-andalas. Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Utara (Sumut) menyayangkan masih banyak kegiatan pelayanan transfusi darah terutama seperti aksi donor darah dilaksanakan tanpa melibatkan unit transfusi darah (UTD) milik rumah sakit pemerintah atau PMI.
“Yang berhak menyelenggarakan pelayanan transfusi darah itu hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah atau PMI,” tegas Ketua PMI Sumut Dr H Rahmat Shah kepada wartawan saat perayaan HUT ke-70 PMI yang berlangsung meriah di Markas Daerah PMI Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Minggu (27/9).
Menurutnya, rumah sakit-rumah sakit swasta khususnya di Kota Medan yang masih kerap digandeng masyarakat dalam kegiatan donor darah, tidak berhak menyelenggarakan pelayanan transfusi darah karena hal itu melanggar Permenkes.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah, di Pasal 2 ayat 1 menyebutkan, UTD hanya diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau PMI.
UTD yang diselenggarakan pemerintah pusat maupun daerah