Bupati Pringsewu wajib mengevaluasi kinerja RSUD Pringsewu. Pasalnya, anak ketiga pasangan Sutari (39) dan Suharno (40) lahir di dalam ambulans Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu (RSUDP), Sabtu (19/12) sekitar pukul 22.15 Wib.
Beruntung, bayi perempuan dengan berat 2,4 kilogram (kg) dan panjang 47 centimeter itu lahir dalam keadaan selamat. Meskipun di dalam ambulans, tidak terdapat alat untuk pertolongan persalinan.
Cerita bermula saat Sutari, yang hendak melahirkan, mendatangi seorang bidan di Sendangrejo, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng). Suharno mengatakan, karena Sutari memiliki riwayat diabetes, bidan lalu merujuknya ke RSUDP.
Berbekal kartu BPJS Kesehatan, Suharno lalu membawa istrinya ke RSUDP, Sabtu sekitar pukul 15.00 Wib. Istrinya pun dirawat di Ruang Kebidanan RSUDP.
“Tapi begitu ganti shift malam, istri saya disarankan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Bandar Lampung. Alasannya, bayinya tidak mau maju,” kata Suharno, Sabtu malam.
Padahal, tambah Suharno, saat itu, jalan lahir bayinya telah masuk bukaan delapan.
Menurut Suharno, pertimbangan pihakRSUDPmerujuk istrinya karena dokternya tidak ada di RS tersebut.
Jarak RSUAM yang jauh, dan khawatir dengan kondisi istrinya, Suharno meminta dirujuk ke Rumah Sakit Umum Wismarini.
Ironisnya, belum sampai ke rumah sakit tujuan, putrinya lahir di perjalanan. Tepat di jalan masuk menuju RSU Wismarini, bayi perempuan itu menyapa dunia.
Dikatakan Suharno, saat itu, ia dan keluarganya yang ada di mobil langsung panik. Apalagi, perawat yang mendampingi di dalam ambulans berstatus mahasiswa praktik.
“Istri saya sempat diminta untuk menahan kelahiran karena belum sampai, tapi sudah tidak mampu dan akhirnya anak saya lahir di ambulans,” ujar Suharno.(*)
Sumber: harianfokus.com