manajemenrumahsakit.net :: TOBOALI – Kinerja pegawai rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) kembali disorot Penjabat Bupati, Huzarni Rani. Dalam pembukaan acara penyusunan standar pelayanan minimal (SPM) RSUD di ruang pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Basel, Senin (9/11), Huzarni menilai dalam melayani pasien, para pegawai kerab membawa persoalan faktor ekonomi pasien yang dibawah rata-rata.
“Banyak persoalan muncul di rumah sakit daerah karena faktor ekonomi pasien dibawah rata-rata. Untuk itu jiwa besar SDM harus dituntut lebih disini. Selain mendapat honor juga mendapat pahala. Jadi kedepan saya minta kepada pegawai rumah sakit agar melayani pasien dengan baik, dan tidak boleh cemberut,” ujarnya.
Huzarni menambahkan, standar pelayanan rumah sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan yang wajib disediakan oleh Pemkab sesuai dengan standar yang diterapkan. Selain itu standar pelayanan minimal juga merupakan alat untuk mengukur kinerja secara baik, berfungsi sebagai alat, perencana bisnis dan anggaran serta alat pengendali mutu pelayanan rumah sakit.
“Kegiatan ini jauh terlambat, tapi baru sekarang dilaksanakan sejak 10 tahun rumah sakit dibangun. Padahal ini sangat mutlak dilaksanakan untuk SDM,” jelasnya pada kegiatan yang dihadiri Sekjen Asosialiasi Rumah Sakit Daerah se-Indonesia dr. R Heru Ariyadi dan Direktur RSUD Basel, dr. Anissa.
Melalui momentum ini, lanjut Huzarni, setelah dokumen standar minimal ini selesai secara bertahap pelayanan dan sarana yang kurang harus mulai diperbaiki agar lebih baik sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat diberikan secara prima. Selain itu, seluruh tenaga medis dan unit penunjang medis juga diharapkan lebih memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang telah disunsun demi terwujudnya masyarakat Basel yang sehat dan sejahtera.
“Harusnya setelah rumah sakit berdiri harus dilaksanakan penyusunan SPM, makanya rumah sakit kita tidak beranjak status. Disini kita bekerja sebagai panduan fungsi pelayanan. Dan ada peralatan yang tidak bisa digunakan karena kita lebih mementingkan alat dari pada SDM, padahal SDM ini yang penting. Kita lebih mementingkan proyek dan mendapatkan fee dari proyek itu. Makanya kedepan buat bukan berdasarkan proyek tapi berdasarkan kebutuhannya, sekecil apapaun rumah sakit ini harus ada perubahan,” paparnya. (bim)
Sumber: radarbangka.co.id