manajemenrumahsakit.net :: Minimnya jumlah rumah sakit yang ada di wilayah kota Depok sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan yang belum juga dapat terselesaikan dengan baik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. Bahkan sampai saat ini pun dikabarkan akan adanya penyesuaian tarif pelayanan kesehatan yang dapat mencekik leher masyarakat kota Depok yang berpenghasilan rendah.
Melihat daripada hal tersebut membuat dunia akademis di kampus Universitas Indonesia (UI) bergerak dan berencana akan membangun Rumah Sakit (RS) pendidikan yang nantinya diharapkan akan dapat dioperasikan pada tahun depan dengan membawa konsep ‘patient safety’ serta menjadi pelaksana program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan menerapkan sistem rujukan.
Dekan Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia (FKUI), Dr.dr.Ratna Sitompul, SpM (K) mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya untuk menyelamatkan pasien yang bekerjasama membangun sistem jejaring (Networking) RS. Apalagi sampai saat ini diketahui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok masih memiliki keterbatasan dalam melayani NICU dan PICU yang menjadikan RSUI sebagai salah satu pilihan yang paling efektif.
“Kedepannya RSUI direncanakan akan dibangun dan berdaya tampung sebanyak 300 tempat tidur. Nantinya rumah sakit ini pun juga akan ditujukan untuk melayani pasien BPJS. Meski demikian, kami tidak dapat sepenuhnya untuk menampung seluruh anggota BPJS yang ada di seluruh kota Depok. Sistem kami nantinya akan selalu terhubung dengan RS nasional yang lainnya sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan akurat dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh pasien,” tuturnya baru baru ini.
Beberapa Rumah Sakit Nasional yang nantinya akan bekerjasama dengan pihaknya diantaranya adalah Rumah Sakit Persahabatan, RS Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Otak Nasional dan RS Dharmais. Jaringan ini sengaja dibentuknya agar apabila ada beberapa pasien yang tidak dapat tertangani, dapat langsung mendapatkan rujukan ke rumah sakit tersebut.
Ia pun menegaskan, RSUI nantinya akan difokuskan kepada menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi yang diantaranya akan ditangani adalah penanganan ‘preeklampsia’ yang dimana kota Depok sendiri harus menjadi percontohan untuk kota kota lainnya yang ada di seluruh Indonesia. Ratna pun menegaskan bahwa keberadaan bidan dan Posyandu yang ada di kota Depok wajib menjadi garda depan dalam menangani permasalahan tersebut.
“Tidak diperbolehkan akan adanya kematian, fokus turunkan kematian ibu dan bayi, pelayanan kesehatan primer. Nantinya RSUI juga akan bekerjasama dengan pihak Puskesmas Depok dan RSUD. Apabila Depok kekurangan NICU, PICU yang amatlah penting apabila berat seorang bayi kurang atau terkena infeksi, kami akan sediakan di RSUI. Kami akan pelajari dan akan berusaha untuk membantu kebutuhan di Depok,” jelasnya.
Dengan diadakannya Rumah Sakit Universitas Indonesia kedepannya diharapkan agar dapat mampu menutupi kekurangan pelayanan kesehatan di wilayah kota Depok yang saat ini kerap terlihat masih memiliki banyak kekurangan fasilitas di sana sini untuk menunjang kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat kota Depok(Izl)
Sumber: hariandepok.com