manajemenrumahsakit.net :: BANDA ACEH – Pemerintah Aceh telah menerbitkan peraturan 2015 tentang acuan pengembangan pembangunan lima Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang dijadikan sebagai rumah sakit rujukan regional. Dalam menunggu kesempatan yang baik tersebut, Gubenur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah mengakui telah membuat program rumah sakit regional dengan bantuan atau fasilitas dari luar negeri yaitu Jerman.
“Insyaallah, kita mendapatkan satu garis hijau untuk hal ini, karena kita sudah bersama berjuang dengan wali nanggroe di tahun-tahun pertama untuk mendapatkan hal ini. Meskipun sangat memerlukan tenaga dan pikiran serta banyak syarat-syarat yang telah kita penuhi sejak masa presiden SBY saat itu yang sekarang dilanjutkan oleh Jokowi-JK,” kata dr. Zaini Abdullah saat peresmian Poliklinik Eksekutif RSUZA Banda Aceh kemarin, Rabu, 28 Oktober 2015.
Gubenur mengakui semuanya hampir rampung, tinggal menunggu hasil keputusan yang menyangkut hal ini yaitu antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman. “Harapan dengan hadir rumah sakit regional ini nantinya menjadi lebih baik, bermutu dan berkualitas serta mendorong RSUD untuk melakukan renovasi kualitas pelayanan bagi pasien,” ujarnya.
Pelayanan ini disegala bidang yang diperuntukkan kepada masyarakat. “Jangan sampai kita mendengar hari-hari libur tidak ada dokter di rumah sakit. Terkait hal ini akan kita lakukan peninjauan selalu untuk bekerjasama antara pimpinan rumah sakit dengan dinas kesehatan,” katanya.
Rumah sakit regional ini merupakan salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2012-2017. Maka berdasarkan hal itu sudah menjadi tekat Pemerintah Aceh untuk terus meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan.
“Pelayanan medis tentu tidak terbatas, seluruh rakyat Aceh harus mendapatkan, baik dari segi pelayanan maupun obat secara gratis. Kemudahan akses untuk mendapat pelayanan yang terbaik sudah kita usahakan dan kerja keras serta hasilnya nanti bisa dinikmati oleh rakyat Aceh ,” kata gubernur.
Sumber: portalsatu.com