manajemenrumahsakit.net :: Medan-andalas. Cristian Manalu, seorang bayi laki-laki berusia tiga bulan 23 hari penderita gagal bernafas, dehidrasi dan kekurangan gizi berat berhasil disembukhkan seteleh dirawat selama 54 hari di Rumah Sakit (RS) Siloam Dhirga Surya Medan.
Menurut dr Lesmana Syharis SpA selaku dokter penanggung jawab pasien, tanggal 17 April 2015 bayi tersebut dijemput dari Sibolga mengunakan ambulans RS Siloam. Tiba di RS Siloam Dhirga Surya, kondisi bayi sangat memburuk dengan berat badan hanya 3,4 Kg.
“Awalnya bayi tersebut didiagnosa dengan congenital microcolon. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, pasien secara klinis didiagnosa dengan gagal pernafasan yang disebabkan oleh pneumonia, dehidrasi dan kekurangan gizi berat,” kata dr Lesmana pada konfrensi pers di ruang LG Floor RS Siloam Dhirga Surya, Rabu (15/7).
Akibat kondisinya yang memburuk, bayi tersebut terpaksa dirawat secara intensif di ICU dengan bantuan ventilator. Para perawat dan tim dokter spesialis anak, spesialis anesthesiologist, dan spesialis kedoteran fisik dan rehabilitasi bekerja tanpa mengenal lelah dalam merawat bayi tersebut.
Selain itu, jelas dr Lesmana, berbagai investigasi dan pemeriksaan penunjang terus dilakukan oleh tim dokter RS Siloam Dhirga Surya untuk bisa menentukan rencana perawatan secara total yang diberikan kepada bayi dari Kota Sibolga tersebut.
“Untuk merawat pasien bayi laki-laki ini, saya terpaksa menggandeng dokter dari spesialis lain di RS Siloam Dhirga Surya ini. Tim medis dari berbagai disiplin ilmu dikumpulkan dalam waktu yang sangat singkat sehingga bisa memberikan perawatan lebih cepat dan tepat untuk bayi tersebut,” jelas dr Lesmana.
Menurut dr Lesmana, gagal pernafasan akibat pneumonia (infeksi radang paru) yang dialami Cristian Manalu tersebut, termasuk penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi bagi balita. Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada saluran pencernaan.
“Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karean paru meradang secara mendadak. Jadi selama 54 hari menjalani perawatan, Cristian terpaksa mengunakan alat bantu pernapasan selama 11 hari,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dr Lesmana, pada hari ke-15, hasil CT-Scan menunjukkan tidak ada kelainan di perut. Penilaian fungsi mata juga tidak menunjukkan tanda-tanda retinopati (diabetes). Berat badan bayi juga kian bertambah. Pada tanggal 9 Juni lalu, pasien diizinkan pulang.
Keberhasilan tim dokter RS Siloam Dhirga Surya menangani Cristian membuat putra pertama Rudianto Manalu itu kini tampak lebih segar dan ceria. Kendati hingga kini masih harus kontrol kembali ke klinik dr Lesmana untuk rawat jalan.
Rudianto Manalu mengatakan, keberhasilan tim dokter RS Siloam Dhirga Surya menangani anak pertamanya dari penyakit gagal pernafasan menjadi bukti bahwa mutu pelayanan medis di rumah sakit yang baru beropersi tersebut tidak kalah dengan rumah sakit lain yang sudah lama beropersi di Kota Medan.
Sebelumnya, kata Rudianto, Cristian sempat menjalani pengobatan 7 hari di salah satu rumah sakit swasta di Medan. Di rumah sakit tersebut, Cristian didiagnosa dengan congenital microcolon (ukuran usus besar lebih kecil dari ukuran normal) karena sering muntah dan tidak bisa buang air besar.
Dia mengaku sempat merasa pasrah karena putranya divonis mengidap microcolon dan pihak rumah sakit yang pertama merawatnya meminta untuk segera diopersi. Namun karena keadaan ekonomi yang tidak mendukung, Rudianto memutuskan membawa putranya pulang ke kampung (Sibolga).
“Keluhan itu kemudian saya ceritakan kepada salah satu dokter yang berkerja di RS Siloam Dhirga Surya. Kemudian pihak Siloam mengutus tim medis dan ambulans untuk menjemput anak saya ke Sibolga untuk dirawat di rumah sakit ini. Saya menucapkan banyak terima karena kini anak saya sudah sehat dan lebih ceria,” kata Rudianto. (BEN)
Sumber: harianandalas.com