manajemenrumahsakit.net :: MAKASSAR – Ratusan pegawai, tenaga medis, tenaga administrasi Rumah Sakit (RS) Haji PemproV Sulawesi Selatan di Jalan Daeng Ngeppe, Kota Makassar, mogok kerja. Mereka menuntut Direktur RS Haji, Nurhasana Palinrungi, bersama sejumlah jajarannya mundur.
Nurhasanah dan sejumlah bawahannya dituding korupsi hingga miliaran rupiah. Selain itu ia dinilai tidak mampu menyejahterahkan pegawainya. Bahkan Nurhasana dituding tidak adil dalam menerapkan aturan pembagian uang layanan jasa, antara para tenaga lapangan dan pejabat RS Haji.
“Uang pelayanan jasa sangat jomplang. Direktur dan kepala-kepala bidangnya menerima hingga Rp32 juta sementara perawat hanya Rp1,3 juta hingga Rp2,1 juta,” ujar seorang perawat RS Haji Sulsel Syarifuddin, Senin (4/5/2015).
Selain itu, Nurhasanah diduga menggelapkan sejumlah uang yang harusnya digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi kelangkapan rumah sakit. Pada tahun 2013-2014, pelayanan jasa surplus mencapai Rp5,5 miliar.
“Namun nyatanya, bangunan banyak rusak, padahal baru setahun beroperasi. Tempat tidur rusak dan plafon runtuh. Mesin Anastesi untuk memonitor stabil tidaknya kondisi pasien, juga sudah rusak padahal baru tiga bulan digunakan,” terangnya.
Aksi para pekerja rumah sakit membuat pelayanan terganggu. Pasalnya, mereka hanya melayani pasien yang sudah dirawat. Imbas lainnya, pasien yang sudah diperbolehkan pulang tidak bisa meninggalkan rumah sakit karena tidak ada pegawai yang melayani proses administrasi.
“Seharusnya saya sudah pulang tapi masih tertahan,” tutur Sodik (39), pasien kecelakaan lalu lintas yang dirawat di ruang bedah Ar Rahman, lantai 2 RS Haji.
(ris)
Sumber: okezone.com