KANKER MENGINTAI, WASPADALAH!
Tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hal ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan penyakit kanker yang semakin meningkat, akibat gaya hidup yang tidak terkendali dan perubahan lingkungan. Penderita penyakit kanker tertentu kadang masih bisa disembuhkan jika penanganannya belum terlambat, misalnya kanker payudara. Namun ada jenis kanker yang perkembangannya dari stadium 1 ke stadium 4 sangat cepat, sehingga biasanya terlambat diketahui dan pasien tidak bisa ditolong, misalnya kanker paru. Saat ini sudah ada banyak jenis kanker yang dikenali dan ke depannya diprediksi akan muncul lagi jenis baru sesuai dengan organ yang diserang dan perubahan sifat sel kanker itu sendiri.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat NCD di dunia terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat NCD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya. Berbeda dengan pendapat secara umum, 80% kematian akibat NCD justru terdapat di negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD merupakan penyebab kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010).
Kematian akibat NCD diproyeksikan meningkat 15% secara global antara tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan tertinggi (diperkirakan sebesar 20%) akan terjadi di negara-negara Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur. Akan tetapi negara-negara yang diperkirakan mempunyai jumlah angka kematian tertinggi pada tahun 2020 adalah Asia Tenggara (10,4 juta kematian) dan Pasifik Barat (12,3 juta kematian) (WHO, 2010).
Pada dekade mendatang, kanker diprediksi sebagai penyebab kesakitan dan kematian yang semakin penting di seluruh dunia. Tantangan untuk pengendalian kanker sangat besar, ditambah dengan karakteristik populasi dengan usia yang semakin lanjut. Oleh karenanya, peningkatan prevalensi penyakit kanker sulit dihindari. Diperkirakan pada tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker baru, dan angka ini diprediksi menjadi sebesar 21,4 juta kasus pada tahun 2030. Dua pertiga kasus tersebut terdapat di negara-negara dengan status sosial ekonomi rendah-menengah (WHO, 2010).
Khusus penyakit kanker, the World Cancer Report mengestimasi bahwa terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta kematian pada tahun 2008 (IARC, 2008). Angka estimasi jumlah kasus baru ini sedikit lebih rendah daripada estimasi WHO (2010). Kejadian kanker yang terbanyak adalah kanker paru (1,52 juta kasus), kanker payudara (1,29 kasus) dan kanker kolorektal (1,15 juta kasus). Sedangkan kematian tertinggi disebabkan oleh karena kanker paru (1,31 juta kematian), kanker lambung (780.000 kematian) dan kanker hati (699.999 kematian) (IARC, 2008).
Seperti halnya pada NCD, sebagian besar kejadian dan kematian akibat kanker juga terdapat pada negara-negara kurang-sedang berkembang. Secara umum, 53% dari jumlah total kasus kanker baru dan 60% dari jumlah kematian akibat kanker terdapat di negara-negara kurang-sedang berkembang. Pada laki-laki, kanker prostat merupakan penyakit kanker terbanyak di negara-negara maju (643.000 kasus, 20,2% dari total kasus kanker baru), akan tetapi hanya 5,6% (197.000 kasus) di negara kurang berkembang. Sedangkan kanker paru (530.000 kasus atau 15.3%), merupakan penyakit kanker yang terbanyak di negara-negara kurang-sedang berkembang. Pada wanita, jenis kanker yang terbanyak adalah kanker payudara, yaitu diperkirakan sebesar 715.000 kasus baru di negara maju dan 577.000 di negara kurang-sedang berkembang (IARC, 2008).
Gambar 1. Jenis Diagnosa Kanker Terbanyak, 2008 (WHO, 2010)
Di wilayah Asia Tenggara, pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 1,6 juta kasus kanker baru dan 1,1 juta kematian akibat kanker. Angka ini diproyeksikan meningkat menjadi 2,8 juta kasus kanker baru dan 1,9 juta kasus meninggal. Pada laki-laki, diperkirakan terdapat 758.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker terbanyak adalah kanker paru, diikuti dengan kanker mulut, kanker faring, kanker esofagus, kanker lambung, kanker kolorektal, kanker hati dan kanker laring. Sedangkan para perempuan diperkirakan terhadap 831.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker terbanyak adalah kanker serviks dan payudara. Perbedaan jenis kanker ini menyebabkan jumlah kematian kanker yang lebih tinggi pada pria (557.000 kematian) daripada wanita (515,000 kematian) (IARC, 2008).
Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Kementerian Kesehatan, 2007). Kanker sebagai penyebab kematian menempati urutan ketujuh (5,7% dari seluruh penyebab kematian) setelah kematian akibat stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes melitus.
Data dari WHO (2010) menunjukkan bahwa pada laki-laki, jenis kanker yang terbanyak di Indonesia adalah kanker paru, sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara (lihat Gambar 1). Menurut data rawat inap rumah sakit, insidensi kanker tertinggi di Indonesia secara umum adalah kanker payudara sebanyak 8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher rahim 4.544 kasus (10.3%), kanker hati dan saluran empedu 3.618 kasus (8,2%), leukemia 3.189 kasus (7,3%), Limphoma Non Hodgkin 2.862 kasus (6,5%), kanker bronkhus dan paru 2.537 kasus (5,8%), kanker ovarium 2.314 kasus (5,3%), kanker rektosigmiod rektum dan anus 1.861 kasus (4,2%), kanker kolon 1.635 kasus (3,7%), dan kanker kelenjar getah bening 1.022 kasus (2,3%). (Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia, 2008).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan, prevalensi kanker berdasar provinsi menunjukkan bahwa ada lima provinsi yang prevalensi kankernya melebihi prevalensi kanker nasional (>5.03%), yaitu Provinsi DIY sebesar 9.66%, Provinsi Jawa Tengah sebesar 8.06%, Provinsi DKI Jakarta sebesar 7.44%, Provinsi Banten sebesar 6.35%, dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5.76%. Kemudian jika berdasarkan odds ratio dari 12 jenis tumor ada diteliti menunjukkan bawah tumor ovarium dan servix uteri mempunyai prevalensi sebesar 19.3% dengan 95% CI 17.8 – 20.9, sedangkan odds ratio yang terendah adalah tumor saluran pernafasan yang mempunyai prevalensi 0.6% dengan 95% CI 0.4 – 0.9. (Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang memperngaruhinya di Indonesia, Ratih Oemiati, Ekowati Rahajeng, Antonius Yudi Kristianto, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2011).
Berikut merupakan prevalensi kanker bila dilihat per provinsi.
Tabel 1. Kasus Tumor Menurut Provinsi di Indonesia
No | Provinsi | Prevalensi | 95% CI |
1 | DI Aceh | 2.68 | 2.06 – 3.49 |
2 | Sumatera Utara | 2.88 | 2.33 – 3.56 |
3 | Sumatera Barat | 5.57 | 4.72 – 6.58 |
4 | Riau | 3.24 | 2.43 – 3.42 |
5 | Jambi | 3.34 | 2.44 – 4.58 |
6 | Sumatera Selatan | 1.91 | 1.33 – 2.74 |
7 | Bengkulu | 3.68 | 2.84 – 4.76 |
8 | Lampung | 3.6 | 2.82 – 4.59 |
9 | Bangka Belitung | 2.01 | 1.32 – 3.06 |
10 | Kepulauan Riau | 3.83 | 2.29 – 6.39 |
11 | DKI Jakarta | 7.44 | 6.02 – 9.20 |
12 | Jawa Barat | 5.47 | 4.89 – 6.12 |
13 | Jawa Tengah | 8.06 | 7.37 – 8.81 |
14 | DI Yogyakarta | 9.66 | 7.92 – 11.76 |
15 | Jawa Timur | 4.41 | 3.94 – 4.94 |
16 | Banten | 6.35 | 5.03 – 8.02 |
17 | Bali | 4.93 | 3.79 – 6.38 |
18 | Nusa Tenggara Barat | 2.84 | 1.99 – 4.03 |
19 | Nusa Tenggara Timur | 3.35 | 2.77 – 4.05 |
20 | Kalimantan Barat | 2.45 | 1.88 – 3.18 |
21 | Kalimantan Tengah | 3.84 | 2.97 – 4.95 |
22 | Kalimantan Selatan | 3.91 | 3.06 – 4.99 |
23 | Kalimantan Timur | 3.59 | 2.80 – 4.60 |
24 | Sulawesi Utara | 5.76 | 4.36 – 7.60 |
25 | Sulawesi Tengah | 4.5 | 3.56 – 5.68 |
26 | Sulawesi Selatan | 4.78 | 4.12 – 5.54 |
27 | Sulawesi Tenggara | 2.6 | 1.99 – 3.41 |
28 | Gorontalo | 3.21 | 2.21 – 4.67 |
29 | Sulawesi Barat | 2.45 | 1.46 – 4.10 |
30 | Maluku | 1.54 | 0.83 – 2.86 |
31 | Maluku Utara | 1.95 | 0.91 – 4.20 |
32 | Papua Barat | 2.75 | 1.44 – 5.26 |
33 | Papua | 3.23 | 2.17 – 4.79 |
Indonesia | 5.03 | 4.82 – 5.24 |
Sumber : (Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang memperngaruhinya di Indonesia, Ratih Oemiati, Ekowati Rahajeng, Antonius Yudi Kristianto, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2011).
Sedangkan prevalensi tumor menurut jenisnya sebagai berikut.
Tabel 2. Prevalensi Tumor Menurut Jenis atau Lokasi Tumor
No | Jenis Kanker | OR | 95% CI |
1 | Mata, otak, dan SSP | 4.6 | 3.8 – 5.5 |
2 | Bibir, rongga mulut, tenggorokan | 5.1 | 4.3 – 6.0 |
3 | Kelenjar gondok dan kelenjar endokrin | 12.5 | 11.3 – 13.9 |
4 | Saluran pernafasan (paru) | 0.6 | 0.4 – 0.9 |
5 | Payudara | 15.6 | 14.2 – 17.1 |
6 | Saluran cerna (usus, hati) | 5.6 | 4.8 – 6.5 |
7 | Ovarium, servix uteri | 19.3 | 17.8 – 20.9 |
8 | Prostat | 3.7 | 3.0 – 4.5 |
9 | Kulit | 14.9 | 13.5 – 16.5 |
10 | Jaringan lunak | 11.8 | 10.6 – 13.1 |
11 | Tulang dan tulang rawan | 4.6 | 3.9 – 5.6 |
12 | Darah | 0.9 | 0.6 – 1.4 |
Total | 0.6 | 0.5 – 0.7 |
Sumber : (Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang memperngaruhinya di Indonesia, Ratih Oemiati, Ekowati Rahajeng, Antonius Yudi Kristianto, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2011).
Awareness untuk mencegah munculnya kanker jauh lebih penting untuk dibangkitkan jika dibandingkan dengan menemukan teknologi baru untuk mengatasinya. Saat ini kanker tidak saja menyerang orang berusia lanjut, namun juga sudah banyak menimpa orang-orang usia mudah dan produktif. Melalui pola makan dan gaya hidup yang sehat, banyak jenis kanker yang bisa dicegah.
Catatan:
Bahan utama dari tulisan ini merupakan cuplikan dari laporan mengenai pengembangan pusat layanan kanker yang disusun oleh Tim dari Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM.