manajemenrumahsakit.net :: KUDUS
Archive for 2014
Rumah Sakit Merupakan Ujung Tombak Kesehatan
manajemenrumahsakit.net :: Medan .Rumah sakit merupakan ujung tombak kesehatan bagi masyarakat Kota Medan. Karena itu harus diciptakan pelayanan yang ramah dan baik sehingga yang sakit dapat cepat sembuh.
“Jadi pelayanan kesehatan itu bukan hanya membutuhkan intelektual dari para pekerjanya, seperti perawat, bidan dan dokternya,” kata Walikota Dzulmi Eldin saat menerima audiensi Pembina Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikies) Medan Dr RE Nainggolan MM, Kamis (11/12) lalu di rumah dinas Walikota Medan. Turut hadir dalam acara itu, Ketua Yayasan Stikes Medan Fransiska Riati Nova Simbolon SST, Pembina L boru Manullang SKM MM, Monang Sinaga dan Kristen Tumpal Hamonangan Siahaan.
Untuk itu, Dzulmi Eldin berharap Stikes Medan dapat menjadi ujung tombak dalam menyosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat kota Medan. “Bagi para mahasiswa/i Stikes ke depan perlu diberikan pelatihan dan pendidikan yang baik. Sehingga jika sudah terjun di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Sebab sehat itu mahal dan itu merupakan investasi yang sangat berharga bagi kita, khususnya bagi anak-anak kita ke depan karena mereka akan menjadi generasi penerus bangsa ini kelak,” paparnya.
Dia juga menyampaikan para lulusan Stikes ke depan bisa menjadi kader-kader kesehatan yang dapat mengkampanyekan kalau kesehatan itu mahal. “Kalau kita sakit berarti ini akan menjadi beban keluarga dan uang pasti ke luar jika sudah sakit. Makanya kita berharap lulusan Stikes Medan dapat mengubah perilaku gaya hidup dan kebiasaan masyarakat yang tidak memperdulikan kesehatan di Kota Medan,” paparnya.
Dr RE Nainggolan MM sebagai penasehat Stikes Medan menyampaikan, dirinya akan mendorong pihak Stikes Medan agar mampu mendidik para mahasiswanya lebih giat belajar dan disiplin. Juga harus mempu mengikuti perkembangan pelayanan kesehatan yang lebih modren.
“Jika sudah lulus, Stikes Medan bisa menjadi pelopor kesehatan di Kota Medan nantinya. Sebab untuk membangun Kota Medan yang lebih baik ke depan, harus dimulai dulu membangun kesehatan warganya. Dengan begitu, msyarakat akan turut dan mampu membangun Kota Medan lebih baik ke depannya,” paparnya.
Sedangkan Pembina L boru Manullang dalam kesempatan itu memohon dukungan dan kehadiran Walikota Medan untuk hadir dalam peresmian Kampus Stikes Medan, yang akan digelar Senin (22/12) di Jalan Jamin Ginting Medan.
(mulyadi hutahaean)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Persi Jatim: Hadapi MEA 2015, RS Dituntut Inovasi
manajemenrumahsakit.net :: Surabaya – Menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim mengharapkan rumah sakit di Jatim dapat melakukan inovasi dengan menampilkan ikon terbaik yang dimiliki. Baik itu dari segi pelayanan kesehatan maupun terkait standarisasi.
Ketua Persi Jatim Dodo Anondo, Senin (15/12/2014) mengatakan, dengan adanya inovasi dan kreasi yang ditampilkan, maka rumah sakit dapat berkompetisi mengingat persaingan di bidang layanan kesehatan akan semakin meningkat di era MEA 2015.
“Dengan meningkatkan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat, maka akan bisa mengurangi masyarakat Indonesia sebagai konsumen kesehatan untuk tidak berobat ke luar negeri,” tegasnya.
Dirinya mengakui, saat ini di Jawa Timur masih terkendala kekurangan dokter spesialis. Oleh karenanya, dengan masuknya dokter dari luar negeri, fungsi Perda nomor 7 tahun 2014 yang mengatur tentang tenaga kesehatan bisa menyeleksi secara ketat keberadaan dokter asing tersebut.
“Dalam peraturan tersebut, salah satu syarat dokter asing bisa bekerja di Jatim, adalah harus bisa berbahasa Indonesia dan memahami budaya Indonesia khususnya di Jatim,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, rumah sakit juga harus bisa melakukan inovasi di layanan kesehatan dengan menampilkan kelebihan maupun ikon yang dimiliki, seperti RSU dr Soetomo memiliki ikon penanganan bayi kembar siam, stem cell (bank jaringan), Surabaya Transplant Organt Center (STOC) dan pusat pelayanan jantung terpadu (PPJT).?
Sementara itu, Kadinkes Jatim dr Harsono menjelaskan, menjelang diterapkannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang, pemprov Jatim akan membuat regulasi terkait dokter luar yang ingin bekerja di Jawa Timur.?
?Sementara itu ketika disinggung untuk serbuan dokter spesialis dirinya menjelaskan, pemerintah juga memberikan batasan pada tenaga ahli kesehatan yang masuk ke Indonesia. Dokter atau perawat asing yang bisa melakukan praktik di Indonesia, yakni tenaga kesehatan yang belum ada dan jumlahnya terbatas.?
Dari data Dinkes Jatim, dokter spesialis saat ini berjumlah 2.039 orang dokter. Sementara kekurangannya mencapai 2.205 orang dokter, karena idealnya jumlah tenaga dokter spesialis di Jawa Timur sebanyak 4.244 dokter.?
?”Jatim kekurangan dokter spesialis meliputi dokter spesialis gigi, spesialis jiwa, spesialis mata, spesialis anastesi, dan spesialis jantung,” pungkasnya. [tok/kun]
Sumber: beritajatim.com
RSUD Bangka Tengah Naik Menjadi Tipe C
manajemenrumahsakit.net :: Koba (Antara Babel) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, naik status menjadi tipe C karena memenuhi standarisasi pelayanan.
“Sebelumnya masih tipe D, setelah dilengkapi fasilitas baik gedung, peralatan dan tenaga medis maka rumah sakit daerah ini layak dinaikkan statusnya menjadi tipe C,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah, Bahrun di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, peningkatan status berdasarkan Permenkes Nomor HK.02.03/I/3366/2014 tentang penetapan Kelas RSUD Bangka Tengah.
“Tentu dengan dinaikkan status rumah sakit ini harus diimbangi dengan pelayanan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Menurut dia, dinaikkannya kelas RSUD dari tipe D menjadi C karena memenuhi beberapa persyaratan di antaranya ketersediaan tempat tidur, empat spesialis dasar (anak, dalam, bedah dan kandungan), pelayanan anastesi, pelayanan gigi dan pelayanan mata.
“Ketentuan-ketentuan rumah sakit Kelas C ini sesuai dengan Permenkes RI Nomor 340/Menkes/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit. RSUD Bangka Tengah sudah memenuhi kriteria-kriteria yang dimaksud,” ujarnya.
Ia mengatakan, RSUD Bangka Tengah sudah bisa menjadi rumah sakit rujukan terutama bagi rumah sakit yang masih tipe D.
“Sepanjang belum ada tipe B di Bangka Belitung maka RSUD tipe C bisa menjadi rujukan. Sekarang ini rumah sakit pemerintah yang memiliki Kelas C yakni RSUD Bangka Tengah, RSUD Sungailiat, RSDH Pangkalpinang dan RSUD Sejiran Setason,” katanya.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan digelar peresmian RSUD Bangka Tengah sebagai rumah sakit tipe C yang diresmikan langsung kepala daerah setempat.
“Kami mengingatkan kepada seluruh tenaga medis meningkatkan pelayanan terhadap pasien, secara bertahap peralatan medis akan dilengkapi,” ujarnya.
Sumber: antarababel.com
Tim Verifikasi Akreditasi Kemenkes Turun ke RSU dr Soetomo
manajemenrumahsakit.net :: Surabaya – Komisi Akreditasi Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (KARS Kemenkes) RI selama dua hari ini turun melakukan evaluasi dan verifikasi pelayanan kesehatan di RSU dr Soetomo Surabaya.
Verifikasi ini dilakukan setelah RS milik pemprov ini menyabet Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit yang lulus tingkat paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit Kemenkes RI.
“Ada dua orang dari Kemenkes yang melakukan evaluasi. Mereka ingin melihat apakah sudah sesuai pelayanannya dan ada perubahan. Seperti nama Instalasi Rawat Darurat (IRD) diminta berubah menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD),” kata Direktur RSU dr Soetomo Surabaya, dr Dodo Anondo MPH ketika dikonfirmasi, Rabu (17/12/2014).
Dengan rekomendasi dari tim KARS Kemenkes ini, pasien yang datang ke IGD, begitu sudah didiagnosa, harus langsung mendapat pelayanan. “Yang mau operasi, langsung masuk dioperasi. Harus langsung masuk ke ruangan, tidak boleh keleleran di ruang IGD. Kalau kamar penuh, langsung masuk lorong. Ada ruang transisi sebelum dapat kamar. IGD harus melayani pasien dalam waktu maksimal 30 menit atau biasa disebut respons time,” katanya.
Tim Kemenkes memberi saran, pegawai RSU dr Soetomo harus dilatih basic live support (P3K). Setiap orang di RS harus bisa melakukan P3K, seperti menangani pasien terkena serangan jantung.
“Pasien juga harus dikasih tahu soal obat yang diberikan dari dokter atau perawat, kalau tidak cocok obatnya bisa komplain. Kalau mengganti jenis obat yang sama, harus seizin dokter yang menangani pasien,” imbuhnya.
Hal ini untuk menghindari dugaan kejadian yang tidak diinginkan seperti malapraktik dan juga untuk patient safety (keselamatan pasien).
Setelah memperoleh akreditasi paripurna, RSU dr Soetomo menargetkan mendapat sertifikat internasional dari Joint Comission International (JCI). SDM, sarana dan prasarana dipersiapkan. Yang masuk RS rujukan nasional di Indonesia ada 14 RS, salah satunya adalah RSU dr Soetomo.
“Fisik RS harus bagus, tidak ada antrian di loket, disiplin pasien harus bagus. Ini karena orang luar negeri yang akan menilai. Respon time penanganan maksimal 30 menit.
Ini untuk menghadapi MEA 2015, orang luar negeri bisa berobat atau cek kesehatan di RSU dr Soetomo. Ini juga mendukung healt tourism,” pungkasnya.
Untuk diketahui beberapa waktu lalu, Menkes telah menyerahkan Sertifikat Akreditasi Internasional dari Joint Commission International (JCI) kepada 1 RS Pemerintah dan 4 RS Swasta. Penerima sertifikat adalah RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta dan 4 RSU Awal Bros di Bekasi, Tangerang, Pekanbaru, dan Batam. Saat ini sebanyak 13 RS di Indonesia telah memperoleh akreditasi internasional dari JCI.
Warga Minta Pemkab Madina Pindahkan IPAL RSUD Panyabungan
manajemenrumahsakit.net :: Panyabungan
Pulau Bawean Gresik Kini Punya Rumah Sakit Rp 25,3 Miliar
TRIBUNNEWS.COM,GRESIK – Bupati Gresik H Sambari Halim telah meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas
Konsultan Ekspos Studi Kelayakan Rumah Sakit Kintap
manajemenrumahsakit.net :: Pelaihari, (Antaranews Kalsel) – Konsultan Perencana PT Inti MUlya Multi Kencana, Selasa (16/12), di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, melakuan ekspose studi kelayakan pembangunan rumah sakit di Kencana Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut.
“Berdasarkan hasil studi kelayakan, ada empat lokasi sebagai alternatif lokasi rumah sakit Kecamatan Kitap,” kata Heda Arta, konsultan perencana PT Inti Mulya Multi Kencana dihadapan perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
Menurutnya, alternatif pertama lokasi lahan rumah sakit berada di Desa Kintapura, seluas 4,2 hektar milik CV Amanah, alternatif lokasi lahan kedua masih berada di Desa Kitapura, luasnya 7 hektar milik peroranga.
“Sedangkan lokasi lahan alternatif ketiga, berada di Desa Kintap Lama luas lahan 10 hektar milik Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan alternatif keempat, terletak di Desa Pandansari,” ujarnya.
Dijelaskannya, khusus di Desa Pandansari, letaknya di pinggir jalan provinsi, Namun kedepannya Desa Pandansari rencananya masuk Kecamatan Asam-Asam apabila terjadi pemekaran.
“Lahan alternatif di Desa Pandansari merupakan lahan gambut, sehingga perlu dilakukan pematangan lahan terlebih dahulu sebelum dilakukan konstruksi,” terangnya.
Lebih lanjut dia mengemukakan, produk layanan dari Rumah Sakit Kintap tersebut berupa, Instalasi Gawat Darurat, rawat jalan spesialistik dasar dan rawat jalan spesialistik lainnya.
“Prakiraan biaya pembangunan dan operasional Rumah Sakit Kitap sebesar Rp 148,835 miliar, terdiri dari biaya kontruksi bangunan, biaya peralatan kesehatan, biaya konsultan dan biaya pengelolaan proyek manajemen operasional,” tegasnya.
Sementara, Camat Kintap, Masturi mengungkapkan, penetapan lokasi Rumah Sakit Kintap hendaknya sesuai tata ruang wilayah Kabupaten Tanah Laut.
“Dalam menentukan lokasi Rumah Sakit Kintap hendaknya berdasarkan tata ruang wilayah dan melalui penetapan kepala daerah,” tegasnya.
Sumber: antaranews.com
Bupati Gresik Resmikan Rumah Sakit Kepulauan Bawean
manajemenrumahsakit.net :: Gresik (Antara Jatim) – Bupati Gresik Sambari Halim Radianto meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas