manajemenrumahsakit.net :: Mamuju (ANTARA Sulbar) – Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, DR.H.Suhardi Duka, MM, menginginkan agar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) naik status menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
“Rumah sakit harus didesain jadi BLU, supaya jadi mandiri dan pemerintah daerah tidak terbebani lagi, kalau jadi BLU maka RSUD Mamuju akan mencover dan mendesain anggarannya sendiri sebagaimana keberadaan rumah sakit swasta,” kata Suhardi Duka di Mamuju, Sabtu.
Bupati Mamuju menuturkan, jika menjadi BLU maka ada banyak manfaat yang didapat, pertama layanan pasti akan bersaing dengan RS swasta lainnya.
Sebab, kata dia, jika tidak bersaing dengan RS swasta maka RSUD akan ditinggalkan. Lalu kedua, anggarannya bisa dikelola sendiri tanpa ada ketergantung dengan APBD. Hanya gaji pegawainya saja seluruhnya ditanggung APBD.
“Hanya pengelolaan anggarannya yang sulit bagi pemerintah daerah, kalau terjadi kekurangan obat tidak bisa beli langsung, akan melalui proses penganggaran, melalui e-katalog dan itu menjadi sulit dan disatu sisi kita mebeli obat itu berdasarkan data penyakit tahun sebelumnya,” jelas Suhardi.
Jika perencanaan pengadaan obat hanya dinaikkan sekitar 20 persen, namun jenis penyakit diatas dari 20 persen maka yang terjadi kekurangan obat, ataukah dokternya meresepkan obat yang lain.
Sehingga, kata dia, pemerintah akan mendorong agar RSUD berubah menjadi BLU sehingga bisa hidup mandiri dalam mengelolah keuangannya.
Hal inilah yang kemudian menjadi tugas dr. Harman untuk dapat merubah dari tipe kelas D menjadi kelas C dan naik menjadi kelas B.
Ia juga berharap, jika BLU bisa tercapai sebelum masa akhir jabatannya sebagai bupati Mamuju tahun 2015.
“Kami akan upayakan sebelum jabatan berakhir tahun 2015. Persyaratannya sudah cukup, karena sudah ada lebih 11 dokter ahli, yang perlu dibenahi selain rumah sakit juga SOP (Standar Operasional Prosedur), juga perhatian pemerintah provinsi,” ungkapnya.
Bupati dua periode Mamuju itu, juga mengkritisi kurangnya perhatian pemerintah provinsi terhadap pengembangan rumah sakit di kabupaten Mamuju.
“Saya merasakan selama ini bahwa rumah sakit kita di Mamuju ini tidak mendapat perhatian pemerintah provinsi, padahal tugasnya provinsi itu membina kabupaten, kordinasi tapi justru tidak demikian halnya,” katanya.