Berbagai Tips untuk Menjalankan RS Secara Efektif dan Memelihara Kesinambungan RS
Laura Miller, Editor in Chief, ASC Review & Becker’s Review in Spine pernah menulis mengenai bagaimana kiat agar RS bisa dijalankan secara efektif. Tulisannya ini dimuat pada Becker’s Hospital Review edisi Desember 2011 lalu. Menurutnya ada enam kiat yang bisa dipakai oleh para manajer RS yang tampaknya bisa diterapkan di RS swasta maupun RS pemerintah.
- Pastikan bahwa catatan anda tidak mengakumulasi depresiasi yang tidak diinginkan
Jika RS anda memiliki asset (gedung, peralatan) yang sudah tidak digunakan atau bahkan sebenarnya sudah tidak ada, namun dalam neraca masih ada, maka ini akan membebani keuangan RS dalam hal: membayar pajak yang seharusnya tidak lagi dibayarkan, mengalokasikan sejumlah dana untuk maintenance yang seharunya lebih kecil dari proporsi yang terlihat di neraca, dan sebagainya. Tingginya akumulasi depresiasi dan pengeluaran (biaya) dalam pembukuan RS akan mempengaruhi kinerja laporan keuangan yang pada akhirnya mempengaruhi besarnya biaya modal yang dapat digunakan untuk perencanaan berikutnya.
- Minimalkan turn-over pegawai
Seorang CEO sebuah pusat pelayanan kesehatan di Daytona, Alex Rintoul, mengatakan bahwa jika terlalu banyak staf yang “keluar-masuk” tidak baik karena membutuhkan waktu dan energi untuk melatih mereka. Saat mereka keluar berarti RS kehilangan tenaga terampil.
- Bangun tim klinis yang kuat
Tim yang kompeten dan kompak sangat penting bagi keberhasilan pelayanan, khususnya pada layanan bedah. Jika sebuah tim bedah terlambat memulai operasi berikutnya, karena dokter anestesinya masih menyelesaikan tindakan terhadap pasien sebelumnya, atau karena pasien berikutnya belum siap dioperasi, maka hal tersebut akan berdampak pada ketidakpuasan pasien maupun tim bedah.
- Kendalikan elemen-elemen dalam persaingan yang dapat anda pengaruhi
Ada banyak aspek persaingan di luar sana yang tidak bisa dikendalikan, seperti demografi, pola penyakit, geografis dan sebagainya. Namun ada juga aspek yang bisa dipengaruhi atau bahkan dikendalikan oleh RS, yaitu dengan memanfaatkan faktor eksternal sebagai peluang. Misalnya jejaring antar-RS, menjalin kerjasama dengan RS tersier untuk melengkapi pelayanan dan sebagainya. Selain itu, dari sisi internal, meningkatkan daya saing RS berarti memantapkan posisi RS di lingkungan eksternalnya.
- Lakukan evaluasi departemen sebelum melakukan pengurangan pekerjaan
Menurut pakar manajemen SDM, mengurangi pekerjaan atau merampingkan struktur di suatu unit kerja/departemen dengan alasan jumlah pegawainya sedikit (bukannya malah menambah jumlah tenaga) tidak akan berhasil meningkatkan efektivitas kerja. Sebaliknya, ini bisa membahayakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Disarankan agar RS melakukan evaluasi dan benchmark untuk melihat pengurangan di area mana yang akan mendatangkan dampak negatif paling kecil atau area mana yang tidak mempengaruhi mutu pelayanan klinis.
- Pertimbangkan kerjasama dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing
Pertimbangkan neraca perusahaan yang akan dijadikan mitra kontraktor dan lakukan perbandingan pada beberapa perusahaan. Sebuah perusahaan kontraktor yang baik akan fokus pada layanan kesehatan dan menggunakan teknologi terkini untuk melayani (RS) anda.
Sementara itu, Kelsey Brimmer, seorang associate editor di Healthcare Finance News membagikan kiat bagi keberlangsungan RS khususnya dari sisi keuangan. Kiat-kiat ini diambil dari laporan khusus yang mengeksplorasi ide terkait dengan pengadaan di RS. Keith Sutter adalah salah satu kontributor pada laporan tersebut yang kebetulan juga adalah sustainable brand marketing di perusahaan Johnson & Johnson. Bersama dengan Joanne Spigonardo (senior associate director sebuah lembaga inisiatif kepemimpinan), Shutter menuliskan kiatnya kepada HFN sebagai berikut.
- Buat prioritas. Kedengarannya sederhana, namun sesungguhnya banyak RS yang kesulitan untuk menentukan mana yang harusnya lebih dulu dikerjakan dan mana yang bisa belakangan.
- Preferensi pengadaan, misalnya menghindari pembelian kemasan kecil dan menjatuhkan pilihan pada tipe yang bisa digunakan kembali daripada single use
- Menargetkan matriks rantai persediaan. Dalam hal ini, RS bisa membuat matriks yang akan mengelompokkan persediaan dalam kelompok ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, tingkat toksisitas atau berbahayanya zat pembersih dan sebagainya.
- Pengurangan sampah dan kemitraan lokal. Program daur ulang dan mengurangi pengemasan jika dikembangkan di RS maka akan berdampak pada penghematan yang signifikan. Selain itu RS juga bisa berhemat dengan menyediakan makanan yang bahan bakunya berasal dari daerah sekitar sehingga mengurangi biaya transportasi/pengiriman.
- Menerapkan konsumsi energi yang dikendalikan, misalnya dengan menggunakan konstruksi bangunan dan lampu penerangan yang hemat energi. Konservasi energy bisa mengurangi tagihan listrik hingga 20-30% per tahun. RS mungkin juga bisa mulai mencari peluang untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti sinar matahari dan angin.
Sumber:
http://www.beckershospitalreview.com
http://www.healthcarefinancenews.com
pea