Banda Aceh, baranews.co – Rencana Pemerintah Aceh meminjamkan dana lunak dari Pemerintah Jerman senilai Rp 1,9 triliun untuk membangun rumah sakit (RS) menuai kritik dari berbagai kalangan. Beberapa kalangan menilai utang tersebut bakal menjadi beban pada pemerintahan berikutnya usai kepemimpinan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakilnya Muzakir Manaf.
Menurut Ketua Ombudsman perwakilan Aceh, Taqwaddin Husin, peminjaman dana tersebut saat ini belum relevan dilakukan oleh Pemerintah Aceh. Karena anggaran yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) masih cukup untuk membangun berbagai macam fasilitas kesehatan dan lainnya di Aceh.
“Selain itu, sesuai Pasal 4 PP 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, disebutkan pemerintah daerah dilarang meminjam langsung anggaran ke luar negeri, itu bisa dilakukan kalau ada usulan dari Pemerintah Pusat,” jelas Taqwaddin di Banda Aceh, Selasa (3/6).
Sedangkan, dosen Fakultas Hukum Unsyiah, Mawardi Nurdin mengatakan rencana utang ke luar negeri itu bukanlah sebuah terobosan yang baik untuk membangun Aceh. Karena, menurut Mawardi, utang itu akan menjadi beban rakyat Aceh.
“Masih ada dana lain yang bisa dimanfaatkan, seperti dana hibah bansos yang triliunan bisa dipergunakan dengan baik, sehingga tidak selalu terjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa), itu bisa dimanfaatkan,” tegas Mawardi Nurdin.
Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah, Syukriy Abdullah, dimana Silpa di Aceh menurutnya lebih dari cukup untuk memperbaiki kualitas kesehatan di Aceh. “Dana otonomi khusus banyak, sangat tidak relevan harus meminjam uang ke laur negeri senilai Rp 1,9 triliun,” imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian menilai rencana Pemerintah Aceh ingin meminjam dana lunak dari Pemerintah Jerman merupakan perbuatan sia-sia dan telah membuat anggaran Aceh boros.
“Padahal ada dana hibah bansos di Aceh setiap tahunnya Rp 1,5 triliun, belum lagi dana kerja Gubernur Rp 100 milir pertahun dan juga tunjangan untuk PNS di Aceh mencapai Rp 530 milir pertahunnya,” rinci Alfian di lokasi yang sama.
Kritikan ini dari berbagai elemen di Aceh menyusul Pemerintah Aceh berencana membangun 16 rumah sakit di seluruh Aceh dan juga untuk memperbaiki Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA). Sedangkan sumber dana dari hutang lunak dari Pemerintah Jerman senilai Rp 1,9 triliun. (Afif/merdeka.com/if).
Sumber: baranews.co