INILAHCOM, Jakarta- Rumah sakit terlalu sering menggunakan operasi cesar (Cesarean) sebagai upaya persalinan bahkan untuk kasus persalinan yang berisiko rendah sekalipun.
Organisasi nirlaba Consumer Reports menemukan, rumah sakit di 22 negara memiliki tingkat pelaksaan prosedur operasi cesar yang sangat bervariasi. Namun dua pertiga dari mereka mendapatkan skor yang rendah karena terlalu sering mengandalkan tindakan itu, tingkat pelaksanaannya sangat tinggi.
Ini juga meningkatkan kekhawatiran bahwa dokter terlalu mengandalkan operasi secar ketimbang normal. Bahkan yang sebenarnya tidak perlu.
Hampir 55% wanita hamil memiliki risiko yang rendah dalam persalinan, di mana artinya sebenarnya tidak perlu melalui operasi bedah, tidak melahirkan secara prematur dan hanya memiliki satu bayi, namun tetap melahirkan secara cesar.
Consumer Reports mengkaji data lebih dari 1.500 rumah sakit di 22 negara . Mereka melihat kelahiran yang terjadi selama periode dua tahun antara tahun 2009 dan 2012, tergantung pada negara. Mereka mendapatkan, banyaknya operasi cesar yang diterapkan pada kelahiran yang memiliki risiko kecil.
Organisasi Nirlaba mengatakan 66% dari rumah sakit mendapat skor rendah atau kedua terendah karena memiliki angka prosedur opersi cesar yang sangat tinggi.
“Kami pikir sudah waktunya angka-angka yang tersembunyi diungkap ke permukaan,” kata Dr John Santa dari Consumer Reports Health melaporkan dalam sebuah rilis, seperti mengutip