JAKARTA – Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Marius Widjajarta, menuturkan, maraknya pasien miskin ditolak rumah sakit saat berobat lantaran utang yang belum dibayarkan pemerintah terhadap rumah sakit terbilang banyak.
“Terus terang itu tidak bisa menyalahkan pihak rumah sakit, karena pemerintah mempunyai utang yang banyak kepada rumah sakit. Jumlahnya bisa mencapai Rp50 juta per bulannya,” kata Marius kepada Okezone, Senin (31/3/2014).
Dijelaskan Marius, utang tersebut belum dibayarkan pemerintah sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan pihak rumah sakit, lanjut dia, memiliki kebutuhan operasional termasuk belanja obat-obatan.
“Semua pimpinan rumah sakit termasuk RSCM, ada dari RS Cikini, RS Islam mempunyai hutang dari bulan Agustus-Desember 2013 untuk membayar obat-obatan kepada pabrik obat. Janjinya bulan Oktober 2014 dibayarkan 50 persen, tetapi saat ini pembayarannya tidak jelas,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa kelas 3 SMP asal Padang Pariaman, Sumatera Barat, M Ali (16), terancam tidak bisa mengikuti ujian karena pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menolak melakukan operasi tumor ganas yang dideritanya.
“Akhirnya Ali muntah darah dari hidung dan mulut dan dalam keadaan koma, dibawa ke IGD RSCM. Satu hari dirawat di IGD, disuruh bawa pulang dengan alasan rawat inap penuh,” kata Ketua Satuan Petugas (Satgas) Perlindungan Anak (PA), M Ihsan.
Beberapa hari berikutnya, lanjut Ihsan, peserta BPJS itu kembali muntah darah dari hidung dan mulut dan akhirnya dirawat kembali di RSCM. “Baru dua malam dirawat inap, dokter kembali suruh pulang. Padahal dari enam tempat tidur, baru terisi tiga orang,” ungkapnya.
Orangtua Ali, kata Ihsan, sampai meminjam uang kepada orangtuanya di kampung karena uang mereka habis untuk proses CT Scan yang dilakukan RSCM secara berulang-ulang tanpa ada kepastian.
“RSCM tetap mengusir mereka dan sekarang mereka hampir putus asa karena belum tahu kapan anaknya akan dioperasi dan dokter pun kembali menyuruh mereka pulang,” tuturnya.
Ihsan berharap, Direktur RSCM bisa terketuk hatinya untuk segera memberikan pengobatan yang layak kepada Ali.
“Tolong Direktur RSCM dan Menkes punya sedikit rasa kemanusiaan pada orang miskin. Ali terancam tidak bisa ikut ujian nasional. Dia tidak minta apa-apa. Dia hanya ingin cepat dioperasi sehingga bisa pulang ke Sumbar,” tutupnya. (teb)
Sumber: okezone.com