Operasi Salah Sisi:
Mengapa Terjadi? | Bagaimana Mencegahnya
Pada Juni 2011, Medscape Multispecialty mengutip Joint Commission Center for Transforming Healthcare yang mengatakan bahwa adverse event masih terjadi sebanyak 40 kali dalam seminggu di seluruh RS dan klinik di Amerika. Laporan mengenai sentinel events ke Join Commission on Accreditation of Healthcare Organization sifatnya sukarela, maka diperkirakan kasus yang terlaporkan hanya 10% dari yang sebenarnya terjadi. Meskipun upaya untuk mencegahnya sudah dilakukan secara intensif, namun angka ini tidak berubah dalam kurun waktu 10 tahun. Jika Amerika yang memiliki concern terhadap patient safety sangat besar pun masih menghadapi masalah ini, dapat dibayangkan bagaimana dengan negara-negara lain, khususnya negara berkembang, dimana upaya untuk meningkatkan patient safety masih menemui berbagai kendala teknis.
Meskipun angka ini termasuk jarang, namun operasi salah sisi telah menjadi titik perhatian nomor satu di AS berdasarkan hasil survey nasional yang diselenggarakan oleh Medline Industries, Inc. Survey yang dilakukan terhadap 2000 perawat OK ini menanyakan mengenai tiga isu tantangan terbesar di OK. Selain operasi salah sisi, tantangan terbesar lainnya adalah infeksi pada luka operasi (63%) dan tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien yang dioperasi (60%). Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi luka operasi memberi kontribusi 31% terhadap total infeksi yang terjadi di RS (500ribu-750ribu kasu sper tahun), dan 40% diantaranya terjadi pada kunjungan ulang. Operasi salah sisi sendiri meliputi juga operasi pada pasien yang salah, prosedur yang salah dan pada organ yang salah. Biasanya organ pasien tubuh pasien yang akan dioperasi ditandai dengan pena khusus. Namun tidak jarang tanda ini terhapus saat persiapan operasi. Disarankan untuk hanya menggunakan pena yang tidak dapat terhapus untuk menandai bagian yang akan dioperasi. Ini merupakan suatu yang sangat sederhana namun sangat penting untuk menghindari terjadinya operasi salah sisi atau salah bagian.
Menurut The National Center for Biotechnology Iformation yang mengutip buku Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook for Nurses (Hughes RG, editor), penyebab terjadinya operasi salah sisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu faktor sistem dan faktor proses. Faktor sistem meliputi:
- Tidak adanya kontrol institusi/sistem formal untuk memverifikasi sisi yang harus dioperasi pada pasien
- Tidak adanya checklist untuk memastikan setiap dilakukannya setiap pengecekan
- Adanya anggota tim bedah tertentu
- Ketergantungan pada dokter bedah untuk menentukan sisi operasi yang benar
- Tekanan waktu yang tidak biasa (misalnya operasi darurat yang tidak direncanakan atau operasi pasien dalam jumlah besar)
- Tekanan untuk mempersingkat waktu persiapan operasi
- Prosedur yang dibutuhkan untuk peralatan atau posisi pasien yang tidak biasa
- Kompetensi dan kredensialing tim
- Ketersediaan informasi
- Budaya organisasi
- Orientasi dan training
- Staffing
- Keamanan/keselamatan lingkungan
- Keberlanjutan pelayanan
- Karakteristik pasien, misalnya obesitas atau anatomi yang tidak biasa yang membutuhkan perubahan dari posisi pasien yang biasanya
Faktor proses meliputi:
- Assessment pasien yang tidak adekuat
- Rencana pelayanan yang tidak adekuat
- Review rekam medis yang tidak adekuat
- Miscommunication diantara anggota tim bedah dan pasien
- Lebih dari satu dokter bedah yang terlibat dalam prosedur operasi
- Multiple procedures pada multiple parts dari pasien yang dilakukan pada satu operasi
- Gagal untuk melibatkan pasien dan keluarganya saat mengidentifikasi sisi yang akan dioperasi
- Gagal dalam menandai dengan jelas sisi yang akan dioperasi
- Komunikasi yang tidak lengkap atau tidak akurat diantara anggota tim bedah
- Ketidakpatuhan terhadap prosedur
- Gagal dalam mengecek ulang informasi pasien sebelum memulai operasi
Jika dianalisis lebih lanjut menggunakan instrumen root-cause analysis, diketahui bahwa sebanyak 70% kesalahan terjadi akibat komunikasi yang buruk, 64% terjadi karena ketidakpatuhan terhadap prosedur dan 46% karena faktor leadership. (pea)
Sumber:
http://www.infectioncontroltoday.com
what a mess
This is a shocking information that should make all relevant staff become alert.