Reportase Kongres InaHEA
Bandung, 24 – 25 Januari 2014
Sesi Efisiensi RS 1 | Sesi Efisiensi RS 2
Mutu Layanan
Reporter: dr. Likke Prawidya Putri, MPH
Pemateri 1. Ni Luh Eka Putri Andayani
Dampak Perubahan Tata Kelola Rumah Sakit Daerah terhadap Efisiensi Kinerja dan Mutu Layanan
Download Materi: Dampak Tata Kelola RS Daerah terhadap Efisiensi kinerja dan Mutu Layanan
Pemateri memaparkan studi kasus mengenai dampak penerapan BLUD terhadap kinerja dan mutu layanan di RS milik pemerintah daerah di provinsi DIY. Perbedaan utama BLUD yaitu kewenangan untuk mengelola sendiri sumber dayanya dengan prinsip efektivitas dan produktivitas, termasuk sumber daya manusia. Studi kasus di tiga RSUD ini menunjukkan bahwa ketiga RS ini tetap memperoleh subsidi dari pemerintah dalam bentuk gaji PNS dan investasi. Seluruh kabupaten yang diteliti telah memiliki peraturan-peraturan sebagai dasar hukum BLUD, hanya saja beberapa aspek perlu dilengkapi lagi. Untuk menjaga mutu kinerja, mereka telah memiliki sistem evaluasi rutin yang diawasi oleh dewan pengawas baik internal maupun eksternal. Dengan adanya BLUD, maka pengelolaan dana di RSUD menjadi lebih baik sehingga RSUD dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan tertentu, misalnya: mencapai kriteria akreditasi yang lebih tinggi, memenuhi kebutuhan tambahan tempat tidur, dan sebagainya. Setelah penerapan BLUD, terjadi peningkatan jumlah kunjungan maupun pendapatan.
Tantangan yang paling penting dalam pengembangan BLUD yaitu seringnya RS menjadi alat politik, yang mengakibatkan RSUD menjadi rentan terhadap pergantian kebijakan daerah. Untuk ke depannya, direktur RSUD sebaiknya memiliki kemampuan komunikasi politik dan advokasi untuk memperjuangkan nilai lebih dan keberlangsungan sistem BLUD untuk RSUD.
Pemateri 2. Kamaluddin Latief
Service quality aspect and patient experience in hospitals undergoing JCI versus KARS accreditation group
Download Materi: Service Quality Aspect and Patient Experiences
Di sesi ini, pemateri memaparkan hasil studi kajian awal yang sedang berlangsung mengenai aspek kualitas data dan kepuasan pasien di rumah sakit yang terlibat dalam akreditasi JCI dan KARS. Sembilan dari 16 RS tipe A milik pemerintah di Indonesia dijadikan lokasi penelitian ini. Kesembilan RS ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 4 RS sedang dalam proses mengajukan JCI, 2 RS telah mendapat KARS di 2012, dan 3 RS tidak sedang proses akreditasi apapun. Tiga puluh rekam medis dari 4 bangsal besar di setiap rumah sakit diambil menjadi sampel untuk melihat kelengkapan pendataan menggunakan instrument dari NICE. Untuk menilai kepuasan pasien, wawancara saat pasien keluar dari RS dilakukan pada 1080 pasien di sembilan RS tersebut.
Hasil penelitian awal ini menunjukkan ada variasi yang signifikan dalam hal kelengkapan data antara ketiga jenis RS tersebut. Sementara kepuasan pasien pun berbeda secara signifikan antara ketiga RS ini. Di penelitian awal ini, JCI memiliki pendataan yang paling baik tetapi memiliki skor kepuasan pasien yang paling kecil dibandingkan dengan jenis RS yang lain.
Pemateri 3. Fitri Nandiaty
Karakteristik Pasien dan Outcome Persalinan di RS Kelas A, Indonesia.
Download Materi: Kataristik Pasien dan Outcome Persalinan di RS kelas A
Pada sesi ini, pemateri menampilkan studi yang serupa dengan pemateri kedua, yaitu studi penilaian awal untuk melihat kualitas pelayanan persalinan normal di RS berdasarkan jenis akreditasinya. Lokasi studi ini di sembilan rumah sakit tipe A milik pemerintah di Indonesia. Sebanyak 30 sampel berupa data rekam medis pasien bersalin diambil dari masing-masing RS.
Hasil studi ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal metode pembayaran, pemeriksaan fisik pasien dan kondisi bayi baru lahir antara tiga kelompok RS yang diteliti.
Tantangan yang utama yaitu tidak terhubungnya rekam medik ibu dan bayi, sehingga menyulitkan analisis outcome dari persalinan normal.
Memasuki sesi diskusi, penanya tertarik dengan tantangan implementasi BLUD di era JKN serta kriteria mutu yang digunakan untuk melihat kinerja RS. Di dalam era JKN ini, sebenarnya BLUD memiliki peluang yang bagus untuk berkembang karena akan semakin banyak masyarakat yang ter-cover jaminan kesehatan. Ke depannya, JKN harus senantiasa diperbaiki sehingga tingkat kepuasan peserta terus meningkat. Untuk kriteria mutu, dalam era BLUD ini RS melaksanakan survei kepuasan pelanggan berdasarkan SPM yang dimiliki, dan standar mutu itulah yang dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja RS.
Untuk penelitian mengenai akreditasi dan kualitas RS, beberapa penanya tertarik dengan metode analisa, kriteria penggolongan RS, serta rekomendasi yang diajukan terkait dengan temuan ini. Tim pemateri menanggapi bahwa salah satu keluaran yang diinginkan dari studi ini yaitu memang untuk mengetahui apakah sistem KARS yang telah disetujui ISQua ini nantinya dapat disejajarkan dengan JCI sehingga ke depannya sistem KARS dapat mengadopsi beberapa elemen tertentu dari JCI.
Sesi Diskusi