Mangupura, Pos Bali- Nengah Wijana warga Abian Base kecewa dengan pelayanan RSUD Kapal Badung, karena lambatnya penanganan terhadap vaksin rabies yang digadang-gadang gratis oleh pemerintah.
Hal ini terjadi sekitar 3 minggu yang lalu ketika cucunya Agusta Nugraha (6 tahun) digigit monyet saat berenang di kolam renang Tirta Bayu Abian Base.
Agusta yang digigit monyet pada bagian leher, ketika itu telah diberikan pertolongan pertama dengan pemberian obat merah saja. Nengah Wijaya yang khawatir cucunya terkena rabies, langsung melarikannya ke RSUD Kapal Badung.
Namun kenyataanya berbeda dengan plang yang tertera di seputaran Badung mengenai rabies. Sampai di RSUD Badung, tepatnya di UGD Nengah Wijana dengan cucunya Agusta Nugraha tidak mendapatkan pelayanan dengan baik.
Menurutnya, pelayanan RSUD Kapal sangat tidak bersahabat. “Kata pegawai di UGD ketika itu, vaksin rabies sudah habis,”ujarnya agak kesal.
Penjelasan yang berbelit membuat Nengah Wijana kesal, pasalnya vaksin rabies habis dan Nengah Wijana disarankan untuk membeli vaksin dengan harga Rp300.000.00. “Kata pegawainya, vaksin yang gratis sudah habis, kalau mau hanya ada vaksin rabies dengan harga Rp300.000 sekali suntik,”ujarnya dengan ekspresi kaget saat itu.
Bayangkan saja, jika sekali suntik seharga Rp 300.000.00 berarti 2 kali suntik vaksin membayar Rp 600.000.00 karena suntik vaksin rabies di kedua lengan kanan dan kiri.
Sementara suntik rabies maksimal dilakukan 3 kali pada periode beberapa minggu sekali. Jika ditotal mungkin mencapai Rp1.800.000.00. Melihat mahalnya biaya vaksin rabies yang seharusnya gratis, Nengah Wijana menanyakan alternatif untuk mengobati cucunya. “Pihak RSUD Kapal Badung menyarankan agar kami langsung ke RS Sanglah saja,”tandasnya kebingungan.
Mendengar alternatif tersebut, Nengah Wijana langsung menanyakan contact person yang bisa dihubungi di RS. Sanglah. Namun pihak RSUD Kapal, ngeles (pura-pura gak tahu-red) dengan menyatakan tidak tahu contact person di RS. Sanglah yang bisa dihubungi. “Setelah itu alasan kedua adalah, telepon mereka rusak,”katanya mempertanyakan fasilitas dan pelayanan RSUD Kapal yang merupakan RSUD pemerintah Badung.
Melihat pelayanan yang berbelit-belit dan terkesan dipersulit, Nengah Wijana langsung mengajak cucunya menuju Sanglah. Pelayanan di RS Sanglah, sangat berbeda di RSUD Kapal Badung. “Setelah sampai di RS. Sanglah, kami langsung ditangani dengan sigap,”ujarnya puas dengan pelayanan RS. Sanglah. Cucunya langsung di suntik vaksin rabies, dan itupun gratis tanpa embel-embel.
Melihat hal ini, Nengah Wijana melontarkan kritik bagaimana dengan program pemerintah Badung khususnya di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Nampaknya belum maksimal terlaksana dengan baik, entah pihak RSUD yang nakal atau memang SDM disana kurang sigap.
Khususnya pada penanganan kasus gawat darurat seperti vaksin rabies, “Bagaiman SDM seperti itu jika menghadapi pasien UGD lainnya,”ujarnya mempertanyakan.
Sumber: posbali.com