Jakarta, Seruu.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka geram dengan masih adanya komersialisasi dan perlakuan diskriminatif terhadap pasien yang dilakukan oleh Rumah Sakit milik pemerintah.
Hal tersebut terjadi saat istri dari Uchok Sky Khadafi, Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) yang menderita kanker payudara, stadium 4 dan membutuhkan pelayanan Kemotherapi di RS Dharmais.
Istri Uchok adalah pemegang kartu Jamkesmas dan sudah melakukan pendaftaran dari tanggal 17 Oktober lalu dan harus dikemoterapi tanggal 21 Oktober, tapi pihak RS Dharmais mengatakan tidak ada kamar hingga hari ini, Kamis (24/10/2013).
Ketika Rieke menyampaikan permasalahan tersebut kepada Dirjen BUK Kemenkes, pihak yang bersangkutan memberikan jawaban via SMS:
“Ya Bu, saat ini waiting list untuk khemo di RS DHARMAIS ada 103 orang. Dirut sedang membuka ruangan baru agar bisa mengatasi problem antrian. Semoga cepat bisa diatasi. Salam”
Tentu, lanjut politisi PDI Perjuangan ini, jawaban tersebut bukan sebuah solusi. Pasalnya, berdasarkan informasi dari sang suami pasien, Uchok ada pasien yang daftar tanggal 22 Oktober dan tanggal 23 Oktober langsung bisa mendapatkan pelayanan kemoterapi.
“Biaya kemoterapi bisa puluhan juta,” kata Rieke saat ditemui Seruu.com di Gedung DPR RI, Jakarta (24/10/2013).
Rieke melihat, ada indikasi “permainan menyogok bagian pendaftaran jika ingin cepat “dilayani”. Karenanya, Rieke mendesak agar pihak RS Dharmais sebagai rumah sakit negara di bawah Kemenkes yang didanai APBN, agar memberikan pelayanan pada para pasien.
“Jangan mendiskriminasi pasien,” tegasnya.
Selain itu, Rieke juga mendesak agar Dirut RS Dharmais mengevaluasi karyawan yang berindikasi “memeras pasien”. Apabila Dirut tidak mampu menyelesaikan persoalan-persoalan seperti ini, dirinya akan mendesak agar Kemenkes mencopot Dirut RS Dharmais
“Demikian pernyataan ini saya buat, untuk menghentikan komersialisasi kesehatan yang mengorbankan nyawa rakyat,” tandasnya. [Cesare]
Sumber: seruu.com