Evaluasi Pengukuran Efisiensi Energi Di Gedung Publik (Rumah Sakit Dan Sekolah) Di Serbia
Rumah sakit di seluruh dunia, umumnya merupakan salah satu pengguna energi yang sangat besar, karena memiliki jam operasi selama 24/7 dengan berbagai jenis peralatan dan infrastruktur. Energi yang digunakan terutama meliputi gas, air dan listrik. Semua aktivitas berdampak pada pelepasan gas buang (emisi CO2) di udara, yang berkontribusi pada meningkatnya suhu global, perubahan cuaca serta mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan. Banyak negara yang kemudian berinisiatif untuk mengeluarkan kebijakan terkait penggunaan energi secara lebih bijaksana sembari mengurangi inefisiensi anggaran.
Di Serbia, ada sebuah kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk meningkatkan efisiensi energi di bangunan pemerintah, khususnya sekolah dan rumah sakit. Ada 12 rumah sakit dan 16 sekolah yang dilibatkan dalam proyek yang berjalan tahun 2005-2009 ini. Tujuannya adalah: memperbaiki dinding luar, sistem pemanas dan penerangan di dalam gedung, meningkatkan kenyamanan pengguna dari aspek efisiensi energi dan kenyamanan internal, serta meningkatkan kesadaran pengguna mengenai efisiensi energy dan penggunaan energi secara wajar.
Dari 12 RS yang dilibatkan dalam proyek ini, satu RS (Kraljevo Hospital) dikeluarkan dari daftar pengukuran karena kesulitan menyesuaikan jadwal. Fokus untuk meningkatkan efisiensi energi ini ada pada peningkatkan kinerja pengatur suhu ruang, mengganti jendela dan pintu, memperbaiki instalasi di atap dan dinding, instalasi pompa dan pipa pengatur aliran panas, hingga penggantian radiator. Seluruh RS menerapkan lebih dari dua kombinasi upaya peningkatan efisiensi energi ini, namun yang paling banyak dilakukan adalah penggantian jendela.
Dengan menggunakan program simulasi 3D, dapat dihitung perkiraan energi yang digunakan oleh sebuah gedung RS atau sekolah. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah adanya intervensi, untuk membandingkan tingkat penggunaan energi dan emisi CO2 pada berbagai jenis intervensi yang berbeda. Konsumsi energi per tahun diukur dengan menghitung emisi karbon dan SPP (Shortest Payback Period), yaitu rasio antara total biaya investasi yang digunakan untuk intervensi penggunaan energi dengan biaya tahunan yang dapat dihemat dari hasil intervensi tersebut. Pengukuran dilakukan selama dua bulan dan data yang diperoleh diekstrapolasi untuk mendapatkan gambaran selama setahun penggunaan energi.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa setelah adanya intervensi, terjadi penurunan penggunaan energi sebesar rata-rata 40% dari sebelumnya. Penurunan konsumsi energi di RS jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi di sekolah-sekolah, yaitu berkurang dari rata-rata 339 kWh/m2 menjadi 205 kWh/m2. Ada empat RS yang menunjukkan penurunan inefisiensi energi yang sangat signifikan (45%-55%), dan penurunan terendah ditunjukkan oleh satu RS (17%). Perbedaan utama terletak pada penggunaan pompa pada 4 RS namun tidak digunakan pada satu RS yang konsumsi energinya hanya menurun 17%. Namun artikel ini tidak menjelaskan lebih lanjut apakah menggunakan atau tidak menggunakan pompa ini berpengaruh pada tingkat penurunan inefisiensi energi yang bisa dihasilkan.
Emisi karbon yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat konsumsi energi dan jenis bahan bakar yang digunakan. Makin besar konsumsi energi makin besar pula emisi karbon yang dihasilkan. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar akan menghasilkan emisi karbon paling besar dan penggunaan gas alam menghasilkan emisi karbon paling kecil.
Dari pengukuran ini, rata-rata terjadi pengurangan emisi karbon sebesar 42% (dengan range antara 20% – 50%). Pengurangan lebih besar terjadi di RS dibandingkan dengan sekolah, karena RS berhasil menghemat energi lebih besar.
SPP pada RS mencapai 5,3 tahun, sedangkan pada sekolah mencapai 12, 8 tahun. Hal ini disebabkan karena RS memiliki jam operasi 24/7, jauh lebih panjang dari jam operasi sekolah, sehingga RS memerlukan payback period yang jauh lebih pendek dari sekolah.
Kesimpulan dari hasil pengukuran ini adalah bahwa penggantian jendela menghasilkan pengurangan inefisiensi energi yang paling besar dibandingkan dengan cara lain. Selain itu pemilihan bahan bakar juga memberikan pengaruh yang signifikan. Untuk membaca artikel lengkapnya, silahkan ikuti link berikut ini http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/1450-569X/2009/1450-569X0920001S.pdf (pea & ar)
Artikel Terkait:
- Upaya Penekanan/Pengendalian Biaya Universitas Pittsburgh
- Green Hospital: Berbagai Pilihan Strategi dan Inisiatif “Hijau” untuk RS