Semarapura (Bali Post) – Pelayanan mengecewakan yang dirasakan pasien di RSUD Klungkung, sampai akhirnya seorang pasien meninggal disikapi serius kalangan legislatif. Sejumlah anggota dewan lintas komisi langsung mendatangi RSUD Klungkung, Senin (30/9) kemarin. Mereka meminta pihak RSUD Klungkung harus mengevaluasi pelayanannya dan mengedepankan sentuhan kemanusiaan.
“Jangan baru tidak mau dirujuk, lantas didiamkan. Kalau memang pasien tidak mau karena takut kena biaya-biaya lain, pihak rumah sakit harus mampu meyakinkan keluarga pasien agar mau dirujuk ke rumah sakit lainnya yang bisa memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien,” kata anggota dewan, Komang Gede Ludra. Ludra mengingatkan kasus yang menimpa pasien stroke dengan pelayanan JKBM, Ngakan Nyoman Rai asal Banjar Pekandelan Kaler, Semarapura Tengah, Klungkung, ke depan tidak boleh terulang. Sehingga dia meminta insiden ini menjadi bahan evaluasi pihak rumah sakit. Sebab, masalah pelayanan di rumah sakit sangat berkaitan dengan hal-hal prinsip yang menyangkut nyawa seseorang. Kondisinya harus mendapat penanganan segera dari pihak rumah sakit.
Hal serupa disampaikan anggota dewan lainnya, A.A. Gede Bagus. Usai menanyakan langsung kepada pihak rumah sakit, Legislator PDI-P ini menekankan tidak ada sinkronisasi antara keluarga pasien dengan pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit mengatakan pasien Ngakan Nyoman Rai setelah mendapatkan pemeriksaan awal oleh dokter dikatakan menderita stroke dengan kesadaran menurun, sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit lain agar mendapat pelayanan sesuai dengan kelas rumah sakit. Sebab, kata dia, RSUD Klungkung merupakan rumah sakit tipe C yang hanya melayani penderita stroke dengan kesadaran baik. Kondisi itu juga dibenarkan Kabid pelayanan RSUD Klungkung, Dr. I Wayan Swatama, M.Kes, yang menerima anggota dewan di ruang UGD RSUD Klungkung.
“Kalau stroke dengan kesadaran baik, rumah sakit kami bisa menangani. Namun, saat itu, stroke pasien dengan kesadaran menurun. Apalagi saat yang bersamaan, satu-satunya dokter neurologi (saraf) kami sedang cuti ke luar negeri mengikuti seminar,” terangnya. Anggota dewan lainnya, seperti Tjokorda Istri Raka, Wayan Sugati, Ketut Suastika juga mengatakan sepintas kasus ini tampak tidak manusiawi dan tidak dapat diterima oleh keluarga pasien. Karena itu, kasus semacam ini ke depan mesti diantisipasi. Sebab, jika kondisi serupa terjadi dan sikap pihak rumah sakit juga sama ketika pasien tidak mau dirujuk, maka sangat disayangkan jika pasien lainnya juga sampai meninggal.
Atas masukan tersebut, Wayan Swatama mengatakan bakal berusaha terus berbenah dan mengingatkan kembali setiap perawat dan dokternya melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, agar antara pasien dan pelayanan rumah sakit sinkron sebagaimana diminta A.A. Gede Bagus. Pasien Ngakan Nyoman Rai akhirnya meninggal setelah sebelumnya telantar di ruang UGD RSUD Klungkung. Dia meninggal keesokan harinya akibat pecahnya pembuluh darah di bagian otak akibat tekanan darah tinggi.
Sumber: balipost.co.id